Aku menstandarkan motorku, merekatkan jaketku erat karena dinginnya udara malam yang mencekat.
Saat kulihat jam di ponselku, hampir pukul delapan malam pas. Aku segera bergegas melangkahkan kakiku menuju lapangan basket.
Ya saat ini aku sedang berada di dalam sekolah yang dulu pernah ku naungi untuk belajar dan juga banyak kenangan disini tentu saja juga bersama Daniel.
Bicara soal dia, apa yang akan dibicarakannya ya? Kalau tentang masalah perselingkuhannya dulu bersama sepupu-ku untuk meminta maaf, untuk apa? Kejadian itu sudah lama tetapi tetap saja membekas dihatiku. Sulit memang kalau buat melupakan.
Awalnya aku akan mengerti bila Daniel menjelaskan mengapa ia melakukan hal itu mungkin aku akan sedikit melupakannya karena aku percaya Daniel, tapi apa yang terjadi malah sebaliknya dia pergi tanpa penjelasan apapun bahkan untuk sekedar mengirim pesan.
Dan setelah ku tahu, dengan keberanian nekat ku datangi rumahnya. Ia sudah pindah bersama Orangtua nya, pindah ke luar negeri dan pindah sekolah. Bayangkan saja ia tidak menganggapku. Yang dilakukannya hanyalah menghilang, memutus semua hal apapun kontak nya denganku. Bukan, bahkan dengan semua orang di negara ini tidak terkecuali Freddy kurasa. Maaf aku memanggilnya tanpa embel-embel sopan karena ini diluar kantor.
Aku sakit hati, tentu saja. Dan yang ku tahu masalah dikeluarga besarku yaitu si -sepupu sayangku- membuat ulah lagi. Membuatnya harus mendekam dipenjara, paman dan bibi -orangtuanya- pindah ke luar negeri menanggung malu karena ulah anak semata wayang mereka.
Aku tak ambil pusing. Mungkin itu karma karena dia menyakitiku. Bahkan merebut Daniel dariku, kurasa bukan merebut juga karena faktanya tidak ada tanda-tanda mereka menjalin cinta dibelakangku.Dulu dia sepupu yang sangat ku sayangi, dia panutanku, karena aku tak punya kakak perempuan. Tapi setelah kejadian perselingkuhannya dengan Daniel terbongkar olehku, semua kedok baik dan sopannya terbuka. Sialan sekali bukan?
Wah bahkan hanya dengan memikirkannya, aku langsung mengumpat dalam pikiranku ini.Dan sekolah ini banyak berubah, banyak lampu-lampu menerangi semua ruangan dan jalan. Ruang-ruang kelas yang telah diperbaharui, bahkan perpustakaan terlihat lebih besar dari sebelumnya. Seperti kata orang, ketika kau lulus dari sekolahmu otomatis sekolah itu bertambah bagus.
Setelah lama berkutat dengan pikiranku, langkah kakiku terhenti dan kini mataku tertuju pada seseorang sedang bermain basket sendiri di tengah lapangan dan mendribel bola nya sendiri.Dulu aku menyukai, bukan mengagumi lebih tepatnya. Bahkan sekarangpun masih begitu.
Eh apa tadi?
Aku berjalan mendekatinya dan setelah dekat beberapa langkah dia berhenti bermain, memandangku lalu mendribel bolanya sebentar sebelum memasukkan bolanya ke dalam ring tentu saja si bola masuk dengan mulus. Ternyata permainannya masih sebaik dulu.
"Sudah datang" ucapnya tanpa memandang kearahku dan masih berkutat dengan bolanya.
Aku memangku tanganku dan lebih merekatkan jaketku.
"Apa yang ingin kau bicarakan padaku? Cepat katakan."
Ucapku memandang ring basket yang tadi dia lempari basket."Santai saja, Ard. Malam masih panjang."
Ucapnya mulai mengalihkan pandangannya padaku dengan senyuman miring yang sialannya masih tetap menawan.Oops... Aku mengumpat kembali.
Tenang Ard, ingat Chelsea yang manis yang cantik. Pacar lucu mu.
Aku melihat ke arahnya
"Aku malas bicara dan berduaan denganmu."Dia tertawa, tawa lepas, tawa pertamanya setelah tujuh tahun pertemuan kami kembali, yang sering dia perlihatkan dulu saat kami dalam hubungan 'baik-baik saja'.
![](https://img.wattpad.com/cover/57440180-288-k480069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Lesbi (Is Writing)
RomanceTidak selamanya cewe cantik itu normal.... Aku, Ardiana siregar.. cantik? seksi? kaya? baik? ya aku memiliki semuanya, namun aku memiliki masa lalu yang sangat ingin aku lupakan dengan makhluk berjenis laki-laki.. ya aku membenci kaum mereka dan hal...