Ciuman pertama. 03212016
Saat ini aku sedang berada di rumah Daniel, ayah dan ibunya sedang ke luar kota karena pertemuan keluarga. Sedangkan Daniel tak ikut, karena memang sedang ujian praktek dan ia malas harus remedial.
Jadi disinilah kami, aku dan Daniel berada di kamarnya. Karena aku sudah sering kemari, aku sudah merasa nyaman dan tidak canggung.
Kami tidak melakukan apapun, yang berbau seksual selama ini. Kalau kalian ingin tau.
Hubunganku saat ini dengan nya hanya sebatas cium pipi dan pengangan tangan. Dan pernah berpelukan juga itu pun karena Daniel menangis saat nenek nya meninggal dunia empat bulan yang lalu.Kami sedang bermain game berdua, game war duel. Karena kami sedang ujian praktek -smp dan sma ujian praktek berbarengan-
Jadi kami pulang lebih awal, karena merasa bosan kalau jalan-jalan dan nonton film. Daniel mengajakku kerumahnya untuk bermain game terbarunya.Ketukkan di pintu kamar sontak mengagetkan kami yang memang sedang konsentrasi dengan game yang kami mainkan.
"Masuk, bi. Gak dikunci."
Ucap Daniel tanpa memalingkan matanya dari televisi begitu juga aku. Aku tak mau kalah lagi kali ini."Den Daniel, bibi mau ke hajatan temen bibi yah. Lumayan lama. Bibi pulang nanti jam delapan malam. Makanya bibi siapin makan malam aden dari sekarang, nanti tinggal aden hangatkan kalau mau makan."
"Hn."
Lalu bibi sum berbicara padaku.
"Non titip den Daniel yah, dia suka lupa makan malam.""Iyah bi, nanti aku ingatkan."ucapku sama seperti Daniel dengan mata yang masih menatap layar televisi.
"Kalo begitu bibi pamit dulu."
"Hati-hati bi." Ucapku sambil terus memainkan game bersama Daniel.
Setelah sekian menit akhirnya, aku tidak bisa mengalahkan Daniel.
"Kamu haus?"
Daniel lalu melihatku dan tersenyum."Tunggu." Aku berjalan keluar kamar Daniel dan mengarah ke dapur, membuka lemari es dan menemukan jus jeruk langsung saja ku keluarkan dan ku tuangkan ke dalam gelas besar.
Keluarga Daniel memang sudah mengenalku, bahkan Ibunya Daniel menyuruhku memanggilnya ibu juga seperti yang Daniel lakukan.
Setelah selesai, aku membawanya kembali naik ke kamar Daniel.
Memberikannya padanya, ia meneguknya sekali lalu melanjutkan matanya menatap televisi kembali."Makasih yah, pacarku yang cantik"
Aku hanya menanggapinya dengan senyum malu.
Mataku menatap televisi yang kini menampilkan film barat, semacam film thriller.
Mungkin Daniel bosan bermain game terus,
Jadi ia menggantinya dengan menonton film."Aku bosan" ucapnya sambil menatapku lalu memalingkan matanya lagi ke depan televisi.
Wajar saja sih bosan, bayangkan saja. Sudah lebih dari lima jam kami memainkan game. Menilik sekarang pukul tiga sore.
"Aku akan pulang jam enam yah,"
"Hn" katanya tanpa melihatku.
Aku menatap Daniel, dari pinggir seperti ini dia sangat tampan. Bahkan untuk ukuran orang luar, tubuhnya tidak terlalu besar bahkan terkesan kurus. Dia sangat tinggi, jadi dia sering berjalan sedikit membungkuk untuk mengimbangiku yang pendek.
"Ardiana, kalau kamu menatapku terus. Aku akan malu." Daniel masih terus menatap Televisi di depannya.
Cepat-cepat aku memalingkan wajahku ke depan dan meminum jus yang tadi kubawa.
Sungguh aku tak sadar memandanginya begitu intens, jantungku berdebar kencang. Ini baru untukku.
Dia lalu memandangku meminum jus jerusnya, aku tau karena aku melihatnya dengan ekor mataku.
"Mau?" Ucapku karena aku mulai sedikit canggung karena dia menatapku terus.
Dia menggelengkan kepalanya tanda tidak.
Lalu tersenyum menawan."Mau mencobanya?" Ucapnya ambigu, terus menatap ke mataku.
"Mencoba apa?"
Ucapku sambil terus berusaha tetap tenang karena ditatap olehnya terus."Berciuman" ucapnya, Aku memandang matanya juga, dan melihat bibirnya sekilas.
"Berciuman bibir maksudmu?"
"Yah" Daniel terus memandangku dengan senyumnya yang sekali lagi menawan.
"Aku... aku, aku takut. Aku masih terlalu muda untuk melakukannya."
Daniel memperbaiki duduknya dan mendekat padaku.
"Kamu gak perlu takut, aku tak akan berbuat lebih jauh."
Aku menelan air ludahku sedikit sulit, bingung harus menanggapinya bagaimana.
"Tapi aku belum pernah melakukannya."
Daniel lalu melihat ke depan televisi dan berbalik lagi melihatku."Aku akan mengajarimu."
Sebenarnya aku juga penasaran, bagaimana rasanya. Mengapa teman-temanku sering membicarakannya dengan bahagia dan senang, bahkan bangga karena bisa melakukannya.
Aku terlalu sibuk dengan pikiranku sampai tidak sadar bahwa wajah Daniel mendekat, kedua tangannya terulur memegang wajahku.
Daniel tersenyum sebelum merapatkan matanya dan menyatukan bibir kami.
Lalu Daniel menjauhkan kepalanya beberapa senti, hanya kecupan ringan.
"Ini namanya Ciuman sayang."
Daniel mendekat dan menciumku lagi. Kali ini sedikit membuka mulutnya dan menghisap lembut bibir atas dan bawahku bergantian.
Lalu menjauhkan kepalanya lagi."Ini namanya ciuman single lip."
Ciuman ini sungguh membuatku merona malu.
Daniel mendekatkan wajahnya kembali, tunggu masih ada lagi?
Aku memejamkan kembali, sebelum bibir Daniel mencapai bibirku ia berbisik.
'Kamu sungguh manis'
Lalu kurasakan bibir Daniel kembali menyatu dengan bibirku, ia mulai membuka bibirnya menghisap bibirku atas bawah mengigitnya.Berulang kali, membuatku ingin mengerang karena sensasi yang baru kali ini kurasakan.
Ciuman kali ini sedikit lama dibanding tadi.Daniel mulai membuka mulutku dengan lidahnya memasukkan lidahnya, kali ini aku terperanjat dengan yang Daniel lakukan. Berusaha melepaskan pagutan kami, Daniel tetap menahan kepalaku.
Lidah kami saling berbelit, Daniel yang terus melakukan belitannya menyentuh gigi-gigiku dengan lidahnya. Lalu setelah itu melepaskan pagutan kami disaat aku mulai menikmati permainannya.
Ia tersenyum, matanya berkabut.
"Dan yang ini namanya French kiss, sayang."Ucapnya serak, aku hanya menganggukkan kepalaku dua kali.
Kami saling bertatap mata beberapa detik.
Kabut matanya belum pudar, begitu juga denganku. Sial ini begitu canggung."Bolehkah aku melakukannya lagi?" Ucapnya dengan suara serak.
Aku tak bisa menjawab keinginannya, apa yang harus kukatakan, tapi pada akhirnya aku hanya menganggukkan kepalaku padanya.
Mungkin aku akan menyesal setelahnya, tapi rasa aneh dalam dadaku masih menjalar ingin bersentuhan kembali dengannya.
Daniel tersenyum.
'Ikuti aku' bisiknya sebelum kembali mendekatkan wajahnya padaku. Dan kami melakukannya kembali, kali ini dikuti olehku walau tersendat-sendat.Hallo! Saya kembali lagi kedunia oranye ini. Setelah sekian lama. Cerita amatir saya semoga masih ada yang baca yak;(
Sembari menulis lagi bagian akhir cerita ini. Saya lagi usaha buat bikin cerita lainnya yang lebih menarik.
Diusahakan secepatnya. Gimana respon sih sebenernya wkwk.
Dan part ini cuman bonus kok, berhubung belum update karna lagi direvisi kembali. Semoga kerasan yah di cerita saya.Sampai jumpa.
![](https://img.wattpad.com/cover/57440180-288-k480069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Lesbi (Is Writing)
RomansaTidak selamanya cewe cantik itu normal.... Aku, Ardiana siregar.. cantik? seksi? kaya? baik? ya aku memiliki semuanya, namun aku memiliki masa lalu yang sangat ingin aku lupakan dengan makhluk berjenis laki-laki.. ya aku membenci kaum mereka dan hal...