Part 6

4.5K 72 2
                                    

Ring ding dong....

Bel berbunyi tanda pelajaran usai.
Didalam kelaspun mulai gaduh

"Ya hari ini cukup sampai disini. Dan jangan lupa tugas kalian yah. Kalian boleh pulang"

Lalu sang guru pergi keluar diikuti murid kelasnya yang sudah mulai tak sabar ingin pulang
Didalam kelas hanya tinggal Ardiana dan Iren.

"Gue tau lo lagi nunggu si Daniel kan?"
Ucap Iren kesal

"Haha lo tau ajah"

"Hati-hati loh, gue denger dia tuh playboy. Suka gonta ganti cewek"

"Iyah gue tau"

"Trus kenapa lo mau?"

Ardiana hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Iren.
Yah dia tau semua keburukan dan kenakalan Daniel
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa Daniel itu magnet semua perempuan.
Saking gantengnya, guru muda disekolah mereka pun jatuh cinta pada Daniel

Tapi entah kenapa, Daniel memperlakukannya beda, meyakinkan bahwa dia benar-benar tulus pada Ardiana.
Dan Ardiana merasa bahwa semua ini terasa benar, hati yang berdegup kencang, perasaan yang membuncah, dan perlakuan daniel yang membuatnya selalu salah tingkah.
Mungkin semua orang yang di sisinya memandang rendah Daniel
Atau para fans Daniel yang selalu menatap perang terhadapnya,

"Tuh kan lo gak jawab pertanyaan gue! Dasar cinta monyet. Tar juga lu diputusin. Lo kan masih muda, apalagi lo masih polos dan Daniel gak akan puas pacaran sama lo"

"Haha otak lo mesum mulu ren, udah sana pulang"

"Huh!"

Iren berjalan keluar kelas dengan langkah semangat menghentak-hentakan kakinya dengan sengaja.

Tak lama muncul laki-laki yang ditunggu Ardiana

Wajah tampan dan rambut acak-acakan, dengan tubuh jangkung melangkah masuk
Baju yang dikeluarkan dan kancingnya dibuka semua memperlihatkan t-shirt putihnya lalu celana panjang khas sma dengan tas punggung yang hanya di dipakai sebelah talinya.

"Maaf menunggu lama, ard" ucapnya dengan senyum secerah matahari
Lebay deh

"Tak apa Daniel." Jawabnya dengan malu-malu

"Ayo ku antar pulang"

Lalu Daniel mengulurkan tangannya
Memberi kode Ardiana untuk menggenggam tangannya
Yang terjadi malah Ardiana memikirkan perkataan Iren, Daniel yang melihat Ardiana yang terlihat ragu berkata dengan yakin
Mereka memang baru jadian.

"Kita gak akan melakukan hal aneh selain gandengan Ard... lagian, ini sudah sore" jawab Daniel dengan tersenyum menenangkan.

"Bukan itu... emm..."

"Kamu ragu padaku yah. Ardiana tatap mataku. Aku ingin kamu lihat kesungguhanku. Aku mencintaimu Ardiana lebih dari aku mencintai diriku sendiri, jangan kamu ragu denganku. Semua orang yang berbicara buruk tentangku, biarkanlah. Kamu hanya perlu menatapku dan percaya padaku oke?"

Sebenarnya sebelum Daniel memasuki kelas, dia mendengarkan perbincangan Ardiana dengan Iren. Dia mengerti bila memang Ardiana masih ragu padanya, yang memang dia bukan laki-laki baik, bermain perempuan. Tapi itu dulu sebelum dia bertemu Ardiana, Ardiana lah yang menyadarkannya apa yang ia lakukan itu salah. Dan sekarang setelah perjuangan mendapatkan Ardiana dan membuatnya percaya, itu bukan hal mudah. Biarlah Ardiana percaya padanya dengan melihat dia yang sekarang hanya untuk Ardiana, memujanya, jatuh cinta padanya, bahkan tergila-gila padanya. Hanya Ardiana tidak ada yang lain.

Hello Lesbi (Is Writing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang