PART 7

11.4K 570 3
                                    

"Baiklah, Sancia. Kali ini, biarkan aku yang menjagamu."

"Terima kasih, Sancho."

"Aku belum selesai bicara, Sancia. Aku akan menjagamu. Dengan menikahimu."

"APAAAA?"

Sancia berteriak nyaring. Nyaring sekali. Bahkan Sancho harus menutup kedua telinganya.

"Ya ampun, badan sekecil kamu bisa punya suara yang begitu nyaring. Kamu makan apa sih?"

Sancho menggeleng-gelengkan kepalanya menyaksikan raut wajah Sancia.

Sancho akan menikahinya. Itu alasan Sancho mencari Sancia bertahun-tahun. Karena Sancho terlambat mengatakan bahwa dia sangat mencintai Sancia.

Mengetahui kondisi Sancia sebagai korban pemerkosaan tidak mengurungkan niat Sancho untuk menikahinya. Karena bagaimana pun kondisi sancia, bagi Sancho, Sancia masih tetap Sancia. Suci.

"Kamu bercanda kan, Sancho? Katakan padaku kalau kamu bercanda! Cepat katakan."

Raut wajah Sancho berubah menjadi serius kembali.

"Apa aku terlihat seperti orang yang bercanda?"

Sancia menatap mata hijau Sancho yang begitu menenangkan. Tidak ditemukan sedikitpun keraguan dimatanya. Akhirnya Sancia menggeleng lemah.

"Secepatnya kita akan menikah. Aku berjanji itu."

"Tapi diantara kita tidak ada yang saling mencintai. Bagaimana bisa sebuah pernikahan tidak dilandasi dengan cinta?"

"Kamu salah, Sancia. Aku yang mencintaimu. Bagaimana kamu terhadapku, itu urusanmu. Tapi satu hal yang harus kamu tau, aku akan berusaha membuatmu mencintaiku sedikit demi sedikit. Bagaimana?"

Sancia menatap Sancho tidak percaya. Bagaimana mungkin Sancho mencintai Sancia sementara mereka dulu bersahabat. Namun demi calon bayinya, dia akan menikah dengan Sancho. Agar calon bayinya mempunyai ayah.

"Baiklah. Demi calon bayiku, aku bersedia menikah denganmu."

"Calon bayi kita, Sancia."

Sancia tersenyum bahagia. Sancho memang pria yang sangat baik. Dia beruntung memiliki Sancho dihidupnya. Dan Sancia percaya, bahwa mungkin hatinya bisa saja berubah. Berubah dari mencintai Javier menjadi mencintai Sancho. Karena Sancho, sangat mudah untuk dicintai.

Setetes air mata Sancia menetes dan kemudian Sancia menghambur kepelukan Sancho. Pelukannya masih sama. Masih menenangkan seperti dulu. Dan Sancia tidak ingin semua ini berlalu begitu saja.

***

Sancia menghampiri rumah Brigita. Dia akan memberitau kabar bahwa dia akan menikah dengan Sancho.

"Ya ampun, Sancia. Kamu dari mana saja? Aku sudah seperti orang gila mencarimu kemana-mana."

Sancia memeluk Brigita dengan penuh kasih sayang.

"Maafkan aku Brigi karena tidak memberitaumu. Aku tinggal dirumah sahabatku. Oh iya, bisakah kita masuk kedalam rumahmu? Aku kedinginan."

Brigi melihat Sancia dengan pandangan bertanya. Sahabatnya sudah kembali ceria. Secepat itu? Apakah sahabatnya yang membuatnya seceria itu. Ada perasaan iri menelusup hatinya. Sahabat Sancia bisa membuat Sancia memiliki semangat. Sementara dirinya?

Suara dehaman Sancia membawa Brigi kembali ke dunia nyata.

"Maaf. Ayo masuk, cantik!"

Sancia duduk di sofa. Brigi menysulnya dengan membawakan dua cangkir hot chocolate.

"Jadi?"

Pandangan Brigi seolah meminta penjelasan.

"Aku akan menikah, Brigi"

"APAAAA?"

"apakah dulu reaksiku seperti itu juga?"

Sancia bergumam.

"Kamu serius, Sancia? Dengan siapa? Kamu tidak mungkin menyuruh tukang ojek untuk menikahimu, bukan?"

Sancia tertawa terbahak-bahak menanggapi ucapan saabatnya itu.

"Ya ampun, Brigi. Kamu harus menghilangkan segala imajinasimu tentang tukang ojek. Hahahaha"

Mendengar tawa yang sangat dirindukannya, Brigi pun ikut terawa bersama Sancia. Setelah tawa mereka berdua reda, Sancia kembali memasang raut wajah serius namun tidak menghilangkan binar kebahagiaan dimatanya.

"Dengan Sancho, sahabatku."

"Sancho? Nama kalian memiliki arti yang sama."

"Memang. Aku akan menikah dengan Sancho minggu depan!"

Brigi menatapnya keheranan.

"Tapi, bagaimana bisa secepat ini?"

"Sancho mencintaiku. Aku memang masih belum bisa membuka hatiku untuk orang lain. Tapi mungkin aku akan mencobanya. Kau tau, Sancho adalah pria yang tidak sulit untuk dicintai."

"Baguslah kalau ada seseorang yang tulus menjagamu. Aku hanya bisa berdo'a yang terbaik untukmu. Dan hey, ketika kau sudah menikah nanti, jangan lupa untuk sering berkunjung ke rumahku. Membawa si kecil."

Brigi mengedipkan sebelah matanya. Sancia menanggapinya dengan anggukan dan senyuman manisnya.

***

Pernikahan Sancia dan Sancho berjalan lancar. Sangat lancar malah. Kondisi kehamilan Sancia yang kecil, dapat disembunyikan dalam gaun pernikahan yang begitu mewah.

Tetapi bagaimana bisa dua orang yang memiliki arti nama yang sama di pertemukan dalam suatu ikatan yang sama dengan arti nama mereka berdua? Sancho dan Sancia yang artinya Suci, diikat dengan ikatan suci yang disebut pernikahan.

Takdir Tuhan memang selalu penuh dengan tanda tanya.

Sancho menyadari, bahwa ketika Sancia hamil, dia tidak boleh menidurinya. Dan Sancho juga tidak akan memaksa hal itu ketika nanti Sancia telah melahirkan. Sancho menerima anak yang dikandung Sancia, seolah-olah itu darah dagingnya sendiri.

Yang terpenting hanya satu, Sancho bisa selalu bersama Sancia dan calon bayi mereka. Apapun yang terjadi, Sancho tidak akan pernah meninggalkan Sancia seperti si pemerkosa yang meninggalkan Sancia dalam jurang kesedihan.

"Selamat malam, istriku. Saatnya minum susu agar calon bayi kita kuat di dalam kandunganmu."

Pipi Sancia bersemu merah mendapat perlakuan seperti itu dari Sancho. Sancho memang pria baik.

"Sancho, kamu terlalu baik untuk seorang aku. Untuk seorang Sancia. Terkadang aku merasa kecil. Aku ini perempuan dengan segala ketidaksempurnaan. Namun kamu, adalah laki-laki yang jauh diatas kata sempurna. Maafkan aku telah mengacaukan hidup dan masa depanmu."

"Hey, Sancia. To me, you are perfect. I will always love you, no matter what they say about us. So don't be sad. I'll be there for you."

Setelah mengatakan itu, Sancho memeluk Sancia dengan erat seolah takut bahwa Sancia akan menghilang lagi dari hidupnya.



_________

A/N Authornya ngebut nih bikin cerita ini. Gak tidur semaleman. Kurang baik apa lagi coba? Mwehehehe.

Vote dan comment lah, jangan jadi silent readers yaaaa. Ada pernyataan nih:

Dear haters, i'll always love you :*:*:*

Gak cuma ke haters doang, ke para readers juga ada:

Dear readers, i love you more :*:*:*:*:*:*

BEAUTIFUL WOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang