EPILOG

14.2K 405 88
                                    

Aku mengerjapkan mata. Mengamati setiap inchi ruangan berwarna putih ini. Bau yang begitu menyengat, seolah-olah berlomba-lomba untuk masuk ke dalam indra penciumanku.

Rumah sakit.

Entah sudah berapa lama aku tertidur di sini. Sendirian. Lalu kuamati sekeliling, tidak ada Sancho. Tidak ada Austrin. Tidak ada Aether. Tidak ada Bravery. Hanya kosong dan kehampaan yang dapat aku temukan di ruangan ini. Aku mengingat-ingat, hal apa saja yang telah aku lewatkan. Rasanya begitu banyak hal yang datang dan berlalu begitu saja.

Aku ingat semuanya. Tentang pertemuanku dengan Bravery. Tentang pertemuanku dengan Sancho. Tentang pernikahanku dengan Sancho. Tentang melahirkan Austrin dan Aether. Tentang kehidupanku yang bahagia. Tentang hidupku yang terasa amat sempurna. Tentang semuanya.

Namun, aku baru sadar. Semua itu hanya hayalanku yang merasuk kedalam alam bawah sadarku sehingga menciptakan mimpi yang paling dalam.

Ya. Semuanya hanya mimpi.

Kenyataannya adalah, aku masih tetap Sancia yang berumur 20 tahun, yang diperkosa oleh Javier yang kini sedang duduk manis di pelaminan bersama kakak sepupuku.

Kenyataannya adalah, aku masih tetap Sancia yang berumur 20 tahun, yang bertemu Sancho di pelaminan, namun bukan untuk mengikat janji suci denganku, melainkan dengan sahabatku Bravery.

Kenyataannya adalah, aku masih tetap Sancia yang berumur 20 tahun, yang tidak pernah melahirkan anak Javier dan anak Sancho yaitu Austrin dan Aether karena aku mengalami keguguran akibat luntang-lantung dijalan. Yang kini mengharuskanku untuk berada didalam kamar rumah sakit ini.

Terlalu banyak luka yang disebabkan oleh Javier. Tapi setidaknya, itu adalah luka terindahku karena telah berhasil menciptakan kejadian-kejadian indah walaupun hanya sebatas mimpi.

Berapa lama sebenarnya aku tertidur sampai-sampai bisa memimpikan mimpi indah itu dengan durasi yang cukup lama. Ah, andai bayiku masih ada, dia pasti akan lahir dengan wajah tampannya itu. Lalu kemudian disusul oleh putriku yang sangat manis. Sekali lagi aku bermimpi.

Oh ya, aku harus pergi dari Rumah Sakit. Saat aku telah selesai melepas jarum infus, aku berjalan gontai. Namun tiba-tiba saja aku jatuh terduduk.

"Loh, kamu mau kemana?"

Pria ini, sepertinya wajahnya tidak asing. Tapi siapa ya?

"S-saya mau pulang."

"Kamu kan masih sakit. Lagian, kata suster, kamu habis keguguran, itu yang membuat kamu masuk rumah sakit."

"Tapi saya mau pulang."

Pria itu menghela napas.

"Oke. Saya antar. Rumah kamu dimana?"

Aku menggeleng. Karena aku sudah tidak punya rumah untuk kutinggali.

"Kamu lupa atau gimana?"

"Saya gak punya rumah."

Ucapanku seperti berbisik. Pelan sekali.

"Ya ampun. Ayo ikut saya ke apartemen saya."

Aku kembali menggeleng.

"Gak apa-apa. Ada Asistan Rumah Tangga kok di apartemen saya."

Akhirnya aku mengangguk. Kami berkendara menuju apartemen pria ini. Sesekali dia melontarkan berbagai lelucon yang membuatku tertawa pelan. Hangat sekali sikapnya.

Setelah tiba di apartemennya yang nyaman, disana ternyata memang benar ada Asisten Rumah Tangganya.

"Oh iya, nama kamu siapa?"

"Sancia."

"Nama yang indah. Aku Nathanael."

Aku terkejut. Dan disitulah, aku tau, siapa pria dihadapanku ini.








Selesaaaaaaaiiii. Yeeee.
Maaf ya kalau kalian kecewa sama endingnya ini.
Please, jangan bilang gue jahat karena ini emang bener-bener ending yang tiba-tiba muncul di kepala gue.

Menurut kalian, gue harus bikin sequel Beautiful Wound ga ya? Yang ceritanya beneran real bukan sekedar mimpi atau hayalan hihihi. Buat Nathanael. OMG, I LOVE HIM SO BADLY.

Special thanks buat WindaInda, karena tanpa dia, novel gue gak akan jadi. Dia berarti banget buat gue. Dia Reader sekaligus Voter pertama gue. Dan buat kalian yang sempetin baca cerita gue yang gak jelas ini, dan sampe bela-belain masukin ke reading list, gue cinta bgt sama kalian. Buat silent readers, kalian juga berarti bgt loh sebagai penyemangat gue. Makasih bgt kawan.

Yang mau kenalan atau curhat atau chit chat sama gue, bisa lah lewat akun-akun gue ini :

Fb : Wirastuti Bayu Aji
Ig : @wirarasaji
Ask.fm: @wirarastuti
Line : @wirarastuti

With love,

Wirarastuti.

BEAUTIFUL WOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang