PART 8

10.7K 562 2
                                    

Bulan demi bulan berlalu, hidup Sancia kini dipenuhi tawa bahagia karena kehadiran Sancho dihidupnya.

Sancho yang baik.

Sancho yang penuh kejutan.

Sancho yang selalu mencintai Sancia.

Sancho yang selalu menemani Sancia mengecek kehamilannya.

Dan Sancho yang selalu ada.

Perlahan, Sancia mulai bisa membuka hatinya untuk Sancho. Sancho memang bukan orang yang sulit untuk dicintai.

Sancia mengalami kontraksi di perutnya. Sepertinya sudah saatnya untuk melahirkan. Namun Sancho masih ada di kantornya, perlahan Sancia meraih hp yang ada di meja nakas, menelpon Sancho.

"San... cho... aku sepertinya... sudah... mau melahirkan. Cepat tolong aku..."

Sancia berkata sepatah-sepatah karena nafasnya pun sudah tidak beraturan. Sancho perlahan mengerti apa yang dikatakan Sancia. Secepat kilat dia meninggalkan ruang meeting dan mengendarai mobil seperti orang kesurupan.

Sesampainya di apartemennya, Sancho langsung membopong Sancia ke rumah sakit.

Bahkan ketika kehamilannya 9 bulan pun, perut Sancia masih saja terlihat kecil.

"Suster, tolong istri saya, cepat!"

"Sebentar pak, bapak harus menunggu dulu sebentar."

"Apa kau gila, suster? Tidak ada waktu untuk menunggu. Bawa istri saya sekarang, atau kau akan keluar dari rumah sakit ini dengan tidak hormat!"

Suara Sancho yang menggelegar mengundang semua perhatian kearahnya. Suster yang tadi dibentaknya pun mengkeret ketakutan dan akhirnya membawa Sancia ke ruang bersalin.

Kepala rumah sakit yang mendengar ada keributan segera menghampiri Sancho dan suster itu.

"Sancho? Lo Sancho kan? Apa kabar? Jadi lo yang buat keributan di rumah sakit gue?"

"Ah, Nathanael Herodias. Kabar gue baik-baik aja. Sorry udah bikin ribut di rumah sakit lo. Istri gue melahirkan dan suster ini malah nyuruh gue untuk nunggu. Gimana gue gak murka?"

Suster itupun tambah mengkeret ketakutan.

"Oh ya? Gue minta maaf banget ya, Sancho, dia suster baru. Dan kamu suster, kamu boleh pergi."

Aura mendominasi kedua pria itupun membuat suster itu buru-buru pergi keluar dari lingkaran mendominasi.

"Sekali lagi gue minta maaf ya, Sancho. Istri lo melahirkan? Kapan lo nikah? Kok lo gak ngundang gue? Lo kapan balik dari luar negri? Gak ngabarin gue, lagi"

"Wooooo, santai santai! Gue jawab nih ya. Iya istri gue melahirkan. Gue nikah udah lama, dan gak ngadain resepsi mewah. Dan sorry gak ngundang lo. Gue balik dari luar negri udah satu tahun yang lalu. Dan sorry lagi gak ngabarin lo."

Sancho dan Nathanael pun terlibat percakapan antar sahabat. Setelah itu, Dokter keluar dari ruang persalinan dan menghampiri Sancho dan Nathanael.

"Bagaimana keadaan isti dan anak saya, dok?"

"Bapak Sancho, istri bapak telah melahirkan dengan normal. Anak bapak laki-laki dan keadaan istri bapak sekarang baik-baik saja. Selamat ya pak, anda telah menjadi seorang ayah."

"Alhamdulillah, terimakasih, Dok!"

Setelah menyalami Sancho, dokter itupun mengangguk hormat kepada Nathanael dan berlalu pergi.

BEAUTIFUL WOUNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang