pukul 3.15
George terbangun dengan sendirinya, tidak ada alasan selain bunyi keras bantingan pintu depan. george segera pergi ke lantai bawah dan mengecek apa yang terjadi. ia mengecek tempat penyimpana kapal
tidak ada apa-apa.
anjingnya, Harry bahkan tertidur dengan suara dengkuran yang keras didekat pintu.
George mengintip lewat celah jendela, tidak ada siapa-siapa. sepi. hanya angin musim dingin yang menggerakkan pohon-pohon di halaman. belum lagi segerombolan lalat yang bermunculan.
George segera kembali ke lantai atas, tetapi baru saja ketika ia mencampai tangga terakhir, terdengar suara "Marching band Jerman" atau suara seperti radio yang tidak di setel dengan frekuensi yang tepat. Namun ketika ia ke menuju lantai bawah, suara gaduh akan berhenti.
ia hanya menggeleng tak mengerti dan kembali ke kamar tidurnya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semburat cahaya matahari menyilaukan wajah Katy yang terbangun dari tidurnya, dirasakannya sebuah pelukan george yang penuh kasih menyelimuti dirinya..
"mm, george? anak-anak sudah bangun?" ujarnya sambil berbalik tubuh.. tapi... bukan george yang berada disana.
sebuah makhluk dengan wajah hancur penuh darah tersenyum padanya
dan....
Katy terbangun dari tidurnya dengan posisi duduk, berkeringat... hanya mimpi.
matahari bersinar terang dibalik tiraiGeorge masih tertidur disampingnya. Katy bangkit dari kasur dan pergi memeriksa keadaan anak-anak.
Daniel masih tertidur dengan posisi tertelengkup. begitu juga Christopher dengan Missy... Katy kembali menutup pintu dan ke dapur menyiapkan sarapan.
masih banyak barang yang perlu ia bongkar. peralatan dapur pun masih ada didalam kardus. untung saja, Ia dan George membeli rumah itu beserta mebel nya.
ketika ia masuk kedalam dapur, berbagai macam penggorengan tersusun rapih disana. Katy mengambil beberapa mangkuk dan sendok untuk sereal.. tapi baru saja ketika ia hendak menuangkan sereal, telepon rumah berdering. dengan terpaksa, ia mengangkat telepon tersebut. beberapa langkah kepergian katy, sendok-sendok yang akan digunakannya terbang melayang.
setelah cukup lama berbincang-bincang dengan teman lamanya, ia kembali dan melanjutkan aktivitasnya. tapi... dimanakah sendok sendok?
"mooom, tidak ada sarapan pagi ini ya?" Christopher terdengar kelaparan di meja makan
"yaaa, tunggu sebentaaar!" Katy mengambil sendok-sendok baru dan segera mnuju meja makan dengan hidangan sarapan
"apakah tidur kalian nyenyak?" George membuka pembicaraan dan menatap anak-anaknya
tidak ada yang menjawab selain Missy dengan mulut penuh sereal "Mom tidak ada saat aku terbangun"
"kau harus terbiasa, Missy. hari ini kalian akan pergi ke sekolah, cepat habiskan makanan kalian"
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Anak-anak sudah pergi ke Sekolah. George pergi ke kota. inilah saat terbaik Katy untuk membereskan semua barang-barangnya.
"Harry, kau tak boleh merusak itu.." Katy memisahkan Harry yang sedang mengigit kardus besar bertuliskan 'mainan Daniel'
"anyway, thanks Harry.. ini seharusnya berada di Basement"
Katy pergi menuju Basement diikuti oleh Harry dan meletakkan kardus tersebut. tapi Harry segera mengobrak-abrik isi kardus tersebut dan membawa keluar sekotak biskuit anjing
"Hohoho, Good Boy!" Katy mengambil kotak biskuit tersebut.
ketika baru saja ia memberikan sepotong biskuit kepada Harry, ia melihat sebuah ruangan kecil dipojok basement. hey, ruangan ini tidak ada dalam denah rumah.
Katy menghampiri ruangan tersebut yang bercat merah. " come on, Harry " Katy menyuruh Harry masuk kedalam, tetapi Harry menolak, duduk diam sambil matanya menatap Katy seolah-olah berkata Aku Tidak Mau.
Katy menghela napas, " oke tidak apa-apa" ujarnya sambil memberi sepotong biskuit dan kembali ke ruang atas
ia melanjutkan untuk membereskan ruang kerja george. tetapi ketika dia melihatnya, buku-buku yang sudah dirapihkan di lemari, berantakkan kembali.
tiba-tiba saja ia mengingat mimpinya tadi pagi.
ia segera pergi meninggalkan ruang kerja George, ketakutan.
Katy membuka laptopnya dan mencari informasi tentang rumahnya dan siapa itu keluarga DeFeo
dan... disitulah didapatinya posisi keluarga Defeo Tewas.. tengkurap. persis, seperti posisi anak-anaknya tidur tadi pagi.
Katy segera menelpon George untuk segera kembali
"ada apa Katy?" George menemui Katy yang sedang menonton televisi"George, aku menemukan banyak yang tak beres dengan rumah ini.. aku ingin pindah"
"sshh.. katy ada apa ini? pelan-pelan saja, ceritakan padaku"
katy menarik napas,
" george, tadi aku baru saja membereskan barang, lalu aku pergi ke basement, lalu aku mendapati ruangan kecil bercat merah yang ditakuti oleh Harry, lalu aku pergi ke ruang kerja mu dengan buku-buku berantakkan yang tadinya sudah aku rapihkan, sendok-sendok menghilang dengan sendirinya, lalu.."
"aku mengerti katy, aku mengerti.. kau hanya terpengaruh oleh cerita rumah ini" kata george memotong Katy berbicara dalam satu tarikan napas itu.
"Tidak, George!" Katy membentak George. dan bangkit mengambil laptop dihadapannya
" lihat ini ! posisi tewas mereka sama dengan posisi anak-anak tadi pagi!". "bahkan kau tak tahu bahwa mimpi burukku selalu datang dengan mimpi yang sama semenjak kita menyetujui untuk pindah kesini! " katy mulai ketakutan
"tenang Katy, sore ini aku akan memanggil pendeta Ralph untuk memberkati rumah kita"
katy mengangguk tapi masih menunjukkan wajah ketakutan
George Bangkit dari duduknya dan pergi ke The Witches Brew. sebuah bar yang dekat dengan rumahnya..
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sore pun datang...
pendeta Ralph menepati janjinya, sementara itu George membantu Katy merapihkan sisa barang.Daniel dan Christopher bermain perang-perangan dengan Missy sebagi putrinya
Ralph memasuki Rumah itu membawa air suci dan mengibaskannya ke setiap ruangan. ia pun memasukki sebuah ruangan kosong yang lumayan luas...
"get out" pendeta Ralph menengok kebelakang. tidak ada siapa-siapa
"Get out" suara itu muncul dari sebelah kirinya, tapi tidak ada apa-apa disana
"Get out"
"Get out" Pendeta Ralph berhenti mengibaskan air suci
"Get out"
"Get out"
"Get out"
"Get out"
"Get out"
suara itu penuh ancaman dan kemarahan. Ralph segera berlari meninggalkan ruangan itu dan pergi dari rumah tersebut tanpa meninggalkan alasan kepada George dan Katy
KAMU SEDANG MEMBACA
The Amittyville House 112 ocean av.
Korkukisah nyata dari sebuah rumah dipinggiran kota new york