Dear no one

194 16 1
                                    

29 Oktober 2014 | 23.oo WIB
-Viola POV-

"Vi.. maafin aku, aku sebenarnya masih cinta banget sama kamu, tapi kamu terlalu tertutup sama aku. Bahkan kamu gak mau kita kissing, jadi aku cari kepuasan lain dengan pergi ke  night club, dan ternyata cewek ini ngejebak aku dan dia hamil Vi! Aku juga gak berharap ini terjadi."

Plaak..

Aku menampar Richard yang kurang ajar terhadap Nancy. Bagaimanapun Nancy sedang mengandung anaknya, meskipun ia berulang-ulang kali bilang kalau Nancy menjebaknya.

"Keterlaluan kamu, cat! Kamu gak menghargai wanita ini hah?! Tanpa kamu jelasin panjang lebar juga aku udah tau dari dulu kalau kamu memang selingkuh sama Nancy, kalian juga sering jalan berdua dan pergi ke night club bersama kan? jadi jangan pernah kamu bilang kalau Nancy jebak kamu! Kita putus, titik! Dan kamu harus tanggung jawabin anak ini. Kalau enggak, aku bakal laporin kamu ke polisi dengan tuduhan pemerkosaan!"

Aku benar-benar geram dengan Richard yang brengsek ini. Kupandang Nancy dengan tajam dan ia hanya terdiam tanpa ekspresi bersalah ataupun minta maaf, seolah ini semua memang sudah sepantasnya terjadi. Kemudian aku pergi meninggalkan dua insan menjijikkan ini dan berjalan keluar dari cafe menuju tempat parkiran.

Saat aku menggenggam engsel pintu, seseorang menepuk pundakku. Aku pun menolehkan kepalaku menanggapi orang yang menepuk pundakku.

"Terimakasih,Viola."

Ternyata itu Nancy, sulit dipercaya dia mengatakan hal itu padaku.

"Sudah sepantasnya sebagai sesama wanita aku ngelakuin ini sama kamu"
Balasku dengan datar, aku sudah muak dan ingin mengakhiri semua ini. Tapi tampaknya Nancy masih ingin berbicara denganku.

"Ya, memang sudah sepantasnya, dan Richard memang sudah sepantasnya untukku. Dari dulu juga saat Richard sedang mengalami kesulitan, saat sedih , galau, gue yang selalu ada buat Richard. Bahkan saat dia membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari pacarnya yang selalu sibuk dengan pasien-pasiennya yang giginya berlubang ataupun yang giginya seperti Bugs Bunny, gue selalu jadi tempat pelarian untuknya. Jadi, semua perhatian yang gue berikan ke Richard gak sia-sia. Satu pesan untuk lo vi, lo harus menjaga cinta lo.Dan yang kedua, jangan terlalu jual mahal. Ayolahh,lo udah dewasa kan? umur lo sudah diatas 25 tahun, terus lo hidup di zaman yang modern, jangan terlalu tradisional dong,dan juga soal kehormatan mah.."

"Sssstttt..." aku mengacungkan jari telunjukku ke bibirnya, sedikit menjijikkan tapi ini berhasil membuatnya diam. "Saya ngerti. Lebih baik anda masuk. Tidak baik bagi wanita hamil seperti anda kena angin malam. Nanti janin anda bisa gugur. Jika janin anda gugur, anda tidak ada modal lagi untuk mendapatkan Richard, ya kan Nancy?" haa! kena kau
"Dan satu lagi, soal kehormatan adalah komitmenku, jadi jangan ikut campur!"

Kemudian aku membuka pintuku dengan keras dan membantingnya, terlihat Nancy terkejut dengan tindakanku, tapi aku tidak perduli, ku nyalakan mobil Jazz hitam lama keluaran tahun 2007 dan  ku kendarai dengan cepat.

Kini aku sudah jauh dari cafe tadi, rasanya hatiku sesak. Entah kenapa, padahal aku tak begitu mencintai Richard lagi karena perilakunya yang semakin lama semakin membuatku muak, tapi kenapa aku sedih?

Apa ini, kenapa ada air mengalir di mataku? Apa atap mobil ku bocor hingga hujan diluar mampu masuk ke dalam mobilku?

Aku tetap meyetir dan melewati jalan yang banjirnya tinggi hingga ban mobilku terendam sepenuhnya. Aku tidak yakin mobilku mampu melewati banjir ini, karena biasanya hal yang akan terjadi adalah.. mogok.

Dan tepat seperti perkiraanku, setelah melewati jalanan yang banjir itu, mobilku berhenti dan sialnya mobilku berada di tengah-tengah jalan. Hujan deras, jalanan sepi, lampu jalan remang-remang, ini menakutkan.

Bagaimana jika ada begal? Hah jika bisa memilih, lebih baik ada  kuntilanak,pocong,sundil bolong atau sekerabatnya disini, dari pada ada begal atau geng motor yang tindakannya lebih sadis dan anarkis.

"Ihh.. " aku bergidik ngeri. Ku ambil Iphone ku dan ternyata baterainya tinggal 3%, ahh gimana nihh?. Sekarang tepat pukul 00.00, semoga masih ada siaran radio yang masih aktif, kuhidupkan radio untuk meredakan rasa panikku.

"But sometimes, I just want somebody to hold.
Someone to give me the jacket when it's cold.
Got that young love even when we're old.
Yeah sometimes, I want someone to grab my hand.
Pick me up, pull me close, be my man
I will love you till the end."

Ku resapi setiap lirik dari lagu Tori Kelly ini,
"Benar lirik ini. Kapan ya ada pria yang tulus dan setia mencintaiku? Tanpa meminta imbalan apapun.. benar-benar sulit untuk mendapatkan pria yang seperti itu,rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami."
batinku. Kini dadaku terasa semakin sesak.

Hah.. hujan semakin deras dan angin semakin kencang dan sanggup masuk kedalam mobilku, dinginnnn..
benar-benar timing yang pas untuk galau.

Kuucapkan setiap lirik yang diucapkan penyanyi ini. Ya kini aku karaokean, lumayan untuk meredakan rasa galau ku. Kuputar volume radio agar suaranya semakin kencang dan let's sing.

"So if you're out there I swear to be good to you.
But I'm done lookin', for my future someone.
Cause when the time is right
You'll be here, but for now.
Dear no one, this is your love song."

"Braakk.."

Hah apa itu? apa yang terjadi pada mobil ku? apa ada kuntilanak memukul mobil ku karena ingin ikut karaokean? atau jangan-jangan pesawat UFO jatuh?!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hai, ini cerita kesekianku, haha. Tapi ini yang kedua aku publish, cerita yang sebelumnya gak kelar-kelar. Bahkan aku lupa sama kelanjutannya. wkwk.
Tapi untuk The Love Spell ini aku serius kok, apalagi kalau dapat VoMent dari readers, makin semangat deh buat ngelanjutin.
Jadi jangan lupa kasi vote sama comment ya, Makasih.
Salam cinta ^-^

The Love SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang