6 November 2015
-Viola Pov-"Bastian!!"
Lagi-lagi aku meneriakkan namanya karena aku berada dalam pelukannya. Tapi kali ini berbeda, pasalnya aku juga berada satu ranjang dengannya.
"Ke..kenapa lo ada disini hah?" tanyaku pada Bastian sambil bangkit berdiri kesamping kanan tempat tidur.
Bastian yang terkejut pun langsung membuka matanya dan menatapku sinis, "Seharusnya gue yang nanya itu, kenapa lo ada disini? ini kan kamar gue. Lo mau ngejebak gue ya?" Bastian menyingkapkan selimutnya dan berdiri kesamping kiri tempat tidurnya.
"Ngejebak apaan maksud lo? eh.. haha piyama lo lucu banget." aku tertawa melihat piyama Bastian, dasar warna putih dengan corak polkadot dan hati berwana merah. Meskipun menurutku piyama itu cantik, tapi rasanya aneh jika pria yang mengenakan itu. "Ternyata lo cukup girly juga ya, tapi cantik kok piyama nya." aku terkekeh.
Bastian melihat kearah piyamanya dan melihat kearahku dengan alis yang berkerut, melirikku dari atas sampai ke bawah seperti menscan tubuhku. Cihh..
"Ngapain lo liat-liat badan gue?" aku langsung mengambil bantal yang tergeletak di tempat tidur dan menutupi badanku dengan bantal tersebut.
"Piyama lo kok sama kayak piyama gue?" Bastian menunjuk piyamaku lalu piyama dia secara bergantian.
Aku langsung menjatuhkan bantal itu ketempat tidur dan melihat piyama yang ku kenakan, ternyata benar. Piyama ku sama persis seperti piyama Bastian.
"What? Kok bisa gini?" tanyaku tak percaya. "Wait, menurut drama korea yang sering gue tonton, kalau piyamanya kembaran kayak gini, berarti mereka.." aku mulai mengingat-ingat karena hal seperti ini memang tak asing bagiku .
"Sepasang suami istri?"
Mataku terbelalak kaget mendengar terkaan Bastian. Tapi yang ia katakan benar, sama seperti yang aku pikirkan mengenai piyama yang dikenakan didrama korea.
"Jadi,menurut lo, kita berdua suami istri gitu?" aku menyipitkan kedua mataku mencoba lebih serius menanggapi musibah yang terjadi pada kami.
*beepp..beepp*
Aku mengambil handphone yang berdering diatas nakas. Aku tidak tahu pasti hanphone ini milik siapa, bahkan bentuknya saja sangat asing bagiku. Yang kutahu, hanphone ini merknya sama dengan handphoneku yang lama, Apple. Mungkin handphone ini juga sejenis iphone.
"Farah?" kuperlihatkan layar handphoneku pada Bastian. "Angkat aja, buat mode speaker ya, biar gue bisa dengar" pinta Bastian.
Aku melakukan yang disuruh Bastian dan kami sama-sama duduk berdekatan di bagian tengah ranjang berukuran King ini.
"Good morning Viola sayang, bener gak sih di Indonesia pagi?" Aku melihat ke jam dinding yang tergantung di kamar Bastian menunjukkan pukul 07.00 WIB.
"Eh iya bener. Ada apa fa?","Selamat bahagia ya vi, maaf kalau minggu lalu aku gak bisa hadir ke acara nikahan kamu karena aku juga lagi di Amerika untuk pengambilan foto pre-wedding aku sama mas Andi."
'Acaran nikahan kamu?' Aku dan Bastian sama-sama ternganga mendengar ucapan Farah. "Kamu gak marah kan Vi?"
"Enggak kok Fa, aku ngerti kok.","Bener ya jangan marah.","Iya fa iya." jawabku meyakinkan Farah.
"Kalau emang gak marah, datang ya ke acara nikahan aku tahun depan,kira-kira bulan Oktober 2016." aku langsung mengecek kalender dari handphoneku, ternyata sekarang tanggal 6 November 2015.
"Oh iya, kalian honeymoon ke Amerika kan? kapan vi? biar kita bisa ketemuan. Asyik lho double date di luar negri."
Aku dan Bastian saling menatap dan kembali ternganga tak percaya. "Gimana nih?" Aku memberi isyarat dengan suara berbisik pada Bastian karena aku tak tau kapan kami akan honeymoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Spell
RomanceViola, seorang dokter gigi berusia 25 tahun yang tak pernah beruntung dalam hubungan asmara sangat membenci Bastian, seorang CEO dari perusahaan warisan moyangnya, karena sejak kecil Bastian selalu mengusik kebahagiaan Viola. Meskipun ibu mereka be...