Author POV
"Selamat pagi nyonya Bastian,"
terdengar suara madam Laila dari telefon. Sontak Bastian mendekat pada Viola. Menaiki tempat tidur dan duduk di samping Viola."Ma.. madam Laila?" tanya Viola terbata-bata. "Ya ini saya," jawab Madam Laila. "Hei Madam Laila, apa yang telah kau perbuat pada kami? hah?! Mengapa kami berada di tahun 2015 dan menjadi suami istri?" Bastian mengomel panjang. Viola pun menoyor kepala Bastian "aduhh.." keluh Bastian. "Bising deh lo","Kenapa? memangnya gue salah ya? kan memang itu yang ingin kita tanyakan," balas Bastian.
"Ha..ha..ha," tawa Madam Laila mengejutkan Bastian dan Viola. "Kalian memang pasangan yang lucu.." Viola dan Bastian saling melirik heran dengan ucapan Madam Laila.
"Kenapa madam nelfon saya?" tanya Viola langsung ke inti."Saya tahu bahwa hari ini kalian berencana untuk menemui saya. Tapi berhubung saya punya jadwal sibuk, jadi saya tidak bisa menyambut kalian," ,"Oh jadi gitu," jawab Bastian ketus.
Viola menatap kesal Bastian."Madam, tolong jelasin dong kenapa kita berdua bisa jadi kayak gini?" Viola memohon.
"Ini semua akibat mantra cinta yang saya percikkan pada kalian waktu itu. Masih ingatkan?" Viola mengerutkan dahi, samar-samar kejadian saat dia naik ke atas panggung bersama Bastian mulai muncul. "Iya iya saya ingat, terus apa semua yang naik ke atas panggung mengalami hal yang sama?" tanya Viola. "Tidak. Kalianlah pasangan yang beruntung. Bwahahaha." Madam Laila tertawa puas.
"Beruntung apanya," komen Viola, ia melirik Bastian sinis. "Sampai kapan kami akan terus seperti ini?" tanya Bastian sambil membalas lirikan sinis dari Viola.
"Selama seeatur hari. Kalian telah menjalani satu hari bersama, jadi tinggal sembilan puluh sembilan hari lagi," jawab Madam Laila santai.
"Apa?!" Viola dan Bastian terkejut bersamaan. "Itu bukanlah waktu yang lama, kalian harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Saya harus melakukan tugas dulu, telfon kita sampai disini. Bye bye, selamat berbahagia," ucap madam Laila dengan centil. Sambungan telefon langsung terputus.
Viola dan Bastian ternganga tak percaya mereka harus bersama selama sembilan puluh smebilan hari lagi.
*Beepp.. beepp*
Handphone Viola berdering lagi. Namun kali ini telefon dari Mamanya Viola. "Hallo ma?" Bastian mendekatkan kupingnya pada hanphone Viola, Viola langsung mengaktifkan speaker handphonenya.
"Selamat pagi sayang, gimana kabar kalian berdua?" tanya Mama perhatian.
"Baik Ma, ada apa ya ma?","Lho kok nanya ada apa? Mama cuma mau mastiin aja tentang janjian kita hari ini," jawab Mama. Viola bingung dengan perkataan Mama."Nanti kita ketemuan di StarKofi jam dua siang kan?","Emm.. i..iya ma," Viola terbata-bata. "Kalau kalian sudah sampai, kabarin Mama ya. Karena Mama mau shopping dulu sama Mami Tiara," Viola melirik Bastian, ia tak mengerti tante Tiara yang selama ini ia panggil tanteberubah gelar menjadi mami. Dahi Bastian berkerut berfikir. "Mami aku.. sekarang dia kan jadi mertua lo." Bastian menunjuk dirinya, kemudian menunjuk Viola. "O iya" Viola menepok jidatnya.
"Oke deh Ma, nanti aku kabarin lagi. Aku tutup dulu ya.","Oke sayang," Viola memutuskan sambungan telepon.
"Janjian di StarKofi jam dua siang.. hem.." Bastian berdiri dari tempat tidur "Lo mau kemana?" tanya Viola.
"Mau mandi," jawab Bastian singkat.Viola juga bangkit dari tempat tidur, lalu merapikan tempat tidur. Kemudian ia menyiapkan sarapan untuk Bastian dan dirinya. Nasi goreng dengan sosis sapi dan telur mata sapi setengah matang sebagai pelengkap.
Setelah menyelesaikan aktivitas masak memasaknya, Viola gerah dan ingin mandi. Ia berjalan menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Spell
RomanceViola, seorang dokter gigi berusia 25 tahun yang tak pernah beruntung dalam hubungan asmara sangat membenci Bastian, seorang CEO dari perusahaan warisan moyangnya, karena sejak kecil Bastian selalu mengusik kebahagiaan Viola. Meskipun ibu mereka be...