Heartbreaker // 10

187 9 0
                                    

Saat ini aku sedang berada di dapur dengan minuman dalam genggaman ku, aku terbangun entah kenapa ditengah malam begini, aku berjalan menuju kamar Diara aku membuka pintu kamarnya dan langsung  menyusup kedalam selimut Diara. Aku membangunkan Diara dia tidak membuka matanya hanya menggumam saja. Aku kesal dan mencubit pipinya dan dia teriak kesakitan dan itu berhasil membuatnya membuka mata besar miliknya itu. Oh katakan lah aku ini jahat karna membangunkan sahabat ku yang sedang menikmati mimpi indahnya.

Diara mencari posisi wenak nya, dan aku pun duduk disampingnya sambil memeluk guling, aku menatap dia melihat tingkahnya yang masih dengan muka bantalnya kasihan juga ya dia kalo dipikir-pikir.

"Lo ngapain sih Van bangunin gue tengah malem gini?"

"Gue kebangun Ra, temenin gue dong"

"Oke, gue temenin. Tapi ambilin gue minum dulu dong haus nih"

"Iya deh gue ambilin minum, mau minum apaan lo?"

"Air putih aja Van"

Tanpa basa-basi lagi aku langsung mengambilkannya minum di dapur, ketika aku didapur aku mendengar suara tv. Agak merinding sih siapa coba yang malem malem nyalain tv gini, mungkin Diara kali ya posthing (Positive Thinking) aja lah. Selesai menuangkan air ke gelas aku langsung menuju kamar Diara yang rutenya harus melewati ruang tv terlebih dahulu sebelum ke kamarnya Diara. Diruang tv aku melihat sosok perempuan yang sedang menghadap ke tv dan membelakangiku, aku yakin itu Diara. Baru saja aku ingin duduk tapi Diara sudah teriak terlebih dahulu.

"VANILA LO KO LAMA BANGET SIH NGAMBILIN AIR NYA!!"

"Gue disini Ra" dia berbalik kearah ku dengan cengiran tanpa dosanya, aku mendengus kesal melihat cengiran dan mendengar teriakan Diara, aku segera mengambil posisi duduk disamping Diara. 

"Nih minumnya" aku memberikan gelas yang sudah ku isi dengan air putih.

"Thanks baby" aku cuma menggumam dan dia meminum air itu hingga tersisa tinggal setengah.

"Jadi lo mau ngapain malem-malem gini?" tanya Diara pada ku, aku hanya menggeleng kearah nya. Aku saja tak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini, yang jelas aku hanya butuh teman saja.

"Oke, gue rasa lo masih punya hutang cerita ke gue, jadi dari pada nganggur mending sekarang lo cerita aja" saran Diara, aku mengangguk dan menyiapkan stok nafas untuk bercerita pada Diara. 

"Jadi, tadi siang itu pas gue selesai chat sama lo, inget gak pas lo bilang ada pak kribo udah masuk ke kelas?" Diara mengangguk,

"Nah abis itu gue chat Reyhan, dan dia nanyain ke gue ada apa, apa gue kesepian dan gue jawab iya gue kesepian, saat itu juga Rey bilang mau kerumah gue ya gue kira kan boongan gitu dan gue juga gak siap siap ganti baju atau apa. tapi gak lama kira kira setengah jaman lah Rey dateng dan gue sempet pusing gitu tadinya hampir ga jadi jalan jalan, tapi gue maksa dan akhirnya gue sama Rey ke Mall awalnya cuma mau makan ditempat biasa tapi akhirnya malah rey nyuruh gue belanja, lo tau kan gue kalo belanja berjam jam?" Diara mengangguk lagi.

"Nah Rey tetep nemenin gue belanja gitu, sampe malem dan dia nganterin gue pulang. selesaiii" aku bertepuk tangan karna sudah bercerita.

"Van lo ngerasa bahagia gak deket Rey"

"Bahagia lah orang tadi disuruh belanja dibayarin pula" ucapku polos dan mendapat jitakan dari Diara aku meringis kesakitan, kejam ya emang aku salah apa coba.

"Bukan itu odong! kalo lo sama Rey bahagia gak? sama gak kaya pas sama Ziko?"

"Sama Rey gue kaya adiknya kaya sahabatnya enak lah pokoknya nyaman, walau kadang suka berantem karna hal kecil atau besar sih, tapi kalo sama Ziko ya kaya sahabat ya sama aja kali ya gatau bingung gue kenapa sih emang?"

"Gapapa ko, gue mau mastiin aja kali aja lo masih suka sama Rey" aku menjitak kepala Diara sekarang gantian dia yang kesakitan.

"Apaan sih Ra, gue udah punya Leo!" tegas ku

"Ya kan mana gue tau lo pacaran sama Leo tapi nyamannya sayangnya sama Rey?" Aku terdiam mendengar ucapan Diara.

"Tuhkan lo diem gak asik lah, terus Leo tau lo jalan sama Rey?"

"Lo sih! tau kok, gue juga selama sama Rey gak putus buat chat sama Leo"

"Bagus deh"

"Gue takut Ra" ucapku melemah

"Takut kenapa Van?"

"Takut Leo kaya yang lo bilang"

"Gue sih ya gak tau pasti Leo gimana tapi lo jalanin aja dulu"

"Oke"

selanjutnya acara kita yaitu menonton film, aku dan Diara tidak tidur hingga pagi. Paginya aku dan Diara berangkat bareng karna Diara tidak membawa mobilnya dan kemaren dia dianter supir jadilah kami satu mobil. didalam mobil aku dan Diara tak henti hentinya berbicara sampai akhirnya kita berdua sampai di parkiran sekolah, seperti biasa aku memarkirkan mobilku disebelah mobil Rey. Aku dan Diara keluar dari mobil, kita berdua berjalan menuju kelas, ditengah koridor tiba tiba mataku gelap kebiasaan Rey sebenarnya yang selalu menutup mataku dari belakang. Tapi kali ini tangan yang menutup mata ku berbeda aku terdiam sebentar, hingga aku menyerah karna tak tahu siapa dia.

"Siapa sih buka kek!" sungutku kesal, tangan itu terlepas dari mataku, dan sang pemilik hanya terkekeh sambil mengacak rambutku dia beralih berdiri dihadapanku.

"Morning" Sapanya. Dia ya dia Leo pacarku. Aku tersenyum melihatnya.

"Morning too" aku tersenyum. Sekarang dia malah mencubit hidung ku hais nakal sekali dia. aku cemberut memegang hidungku.

"Sakit tau" rengekku padanya. Sedangkan dia hanya terkekeh melihat tingkahku dan sekarang dia menggenggam tanganku.

"Mau kemana?" tanya ku dengan polosnya

"Kekelas kakak lah" ucapnya tanpa menoleh kearahku, sedangkan aku hanya menggumam

"Eh, Diara kemana Le?"

"Gatau, tadi sih pas aku tutup mata kakak dia ke kelas duluan" kali ini dia menoleh kearahku

"Kamu yang nyuruh ya?" dia nyengir kuda mendengar pertanyaanku. Hais dasar anak ini.

"Udah sampe nih kak" ucapnya.

"Thanks ya udah nganterin" ucapku kearahnya. Dia menatap mataku lekat entah apa yang sedang ia pikirkan aku tak bisa membacanya. Aku hanya menunduk karna dia tak kunjung bicara hanya diam dan menatapku.

"Sama sama kak, nanti siang jangan pulang duluan ya"

"Mau ngapain?" dia tak menjawab, dia hanya mengacak rambutku dan pergi dengan senyuman dibibir nya. Sungguh dia membuat ku penasaran.

Aku masuk kedalam kelas dan duduk disamping Diara, Ziko dan Reyhan Duduk di depan ku dan Diara. Perasaan saat terakhir aku berangkat sekolah mereka berdua tidak duduk di depan ku dan Diara, ah sudahlah biarkan saja itu kan berarti pertanda baik, kita berempat jadi lebih mudah untuk ngobrol. Aku duduk dan menatap ke samping ku Diara sedang asik dengan ponselnya, tiba tiba pikiran jahilku datang. Dan akhirnya aku mengganggu Diara hingga membuat nya kesal dan membuat Ziko dan Reyhan menoleh ke mejaku dan Diara. 

"Lagi apa sih kalian berdua?" tanya Ziko

"Vanila nih rese banget gangguin gue mulu" adu Diara pada Ziko

"Yah mulai deh ngadu mengadu nya kumat"

"Lagian lo Van hobby banget gangguin Diara sih" Rey ikut bicara

"Abis enak buat digangguin sih dianya"

"Udah deh, tuh pak Kribo dateng. lo udah siapin upeti dari pak kribo Rey?" tanya Ziko, ya ampun aku baru sadar karna aku Rey dapet upeti, aku menatap was was kearah Rey takut dia tak mengerjakannya atau ada yang belom 1 - 2 nomor.

"Udah dong" Ucap Rey sombong. Ziko hanya mencibir mendengar nada sombong Rey.

Pak kribo masuk dan duduk di bangku kebesarannya, dan memulai pelajaran aku dan murid lainnya mulai menyimak penjelasan pak kribo dengan seksama. Dan Rey diakhir pelajaran diminta untuk mengumpulkan upeti dari pak Kribo.


--------------------------------

26-12-2015

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang