Heartbreaker // 17

142 7 2
                                    

"Kita ke sini Le?" tanyaku pada Leo, pasalnya dia mengajakku ke Pantai.

"Iya kak, kenapa lo gak suka ya?"

"Gapapa suka ko gue" jawabku sambil tersenyum kearahnya

Aku dan Leo duduk di pasir tepi pantai. menikmati indahnya sore hari di pantai. Leo menyenderkan kepalanya di bahuku, aku menoleh seketika heran juga kenapa malah dia yang nyender.

Ini gak kebalik apa, harusnya juga gue yang nyender kali Le. yaudah lah bodo - my heart said.

Aku membiarkannya dalam posisi itu lumayan lama, padahal mah ini pundak udah pegel dari jaman kapan tapi gak apalah selama dia nyaman kenapa engga. Asal jangan macem macem aja wkwk. Leo kembali ke posisi semula aku sedikit lega setidaknya pundakku tidak sakit lagi, sekarang dia malah menatapku lekat aneh banget sih nih bocah aku tak suka ditatap seperti itu aku mengalihkan pandanganku darinya dan lebih memilih untuk memandang pantai. Lumayan lama aku mengalihkan pandanganku darinya sekarang aku mencoba untuk melihatnya lagi, dan dia masih liatin aku kenapa sih dia bikin salting aja aneh banget deh.

"Kamu kenapa sih Le?"

"Aku gapapa ko kak"

"Jangan ngeliatin segitunya ih nyebelin deh" aku menutup matanya dengan kedua tanganku menutup akses dia untuk melihatku kembali, dan sekarang apa yang terjadi dia malah ketawa kecil melihat tingkahku menyebalkan sekali dia.

"Le ih betein deh"

"Hahaha maap kak. Abis gue suka liatin lo" aku hanya mencibir ucapannya tanpa berniat untuk meresponnya

"Le gue mau nanya deh sama lo"

"Nanya apa kak nanya aja"

"Lo kenapa bisa suka sama gue?"

"Karna apa ya, karna lo Cantik kak, lo baik, lo perhatian" aku terdiam mendengar jawabannya bagaimana jika aku tidak cantik, baik dan perhatian lagi. bukan nya menyukai seseorang itu tanpa syarat . tetapi dia menyukai ku dengan syarat, ohh i have bad feeling.

"Hah? kalo gue gak cantik,baik,perhatian lagi gimana Le? eh wait perhatian? emang gue perhatian ya sama lo? kapan? perasaan biasa aja deh"

"Ya ya gitu kak gak gimana gimana duh gimana ya gue bingung deh susah buat ngomongnya. iya lo perhatian kalo menurut gue kak" Leo menjawabnya dengan gugup dan kayanya dia gak yakin sama jawabannya dan gak serius.

"Le gue wajar gak sih kalo gue berfikiran kalo lo itu macarin gue karna jabatan gue di organisasi?"

"Lo kenapa mikirnya gitu kak? gue gak gitu kok."

"Ya engga kan bisa aja kali lo cuma macarin gue karna jabatan gue di organisasi karna lo mau masuk organisasi ini juga. Ya tapi selama ini lo selalu ada sih buat gue tanpa gue minta."

"Percaya sama gue kak gue gak gitu, gue gak sejahat itu oke?" aku hanya mengangguk menjawab pertanyaannya

tak terasa hari sudah mulai gelap aku dan Leo bergegas menuju mobil untuk pulang. tapi dia tidak mengantarku sampai rumah karna dia diminta mamahnya untuk ngambil cake dideket rumahnya karna lagi ada tamu. jadi lah aku terdampar di cafe sendirian, aku memainkan ponselku berniat untuk mengirim pesan pada Diara agar dia menjemputku, eh tapi kalo diara tau pasti dia ngamuk mending Rey aja deh.

"Rey gue lagi di cafe nih. Jemput dong yayaya?"

"Lagi di cafe mana lo?"

"Cafe XXX"

"Gue jalan sekarang"

Menunggu... aku menunggu Rey datang. 30 menit kemudian Rey dateng padahal kan jauh ya jaraknya kenapa bisa cepet gini nih anak nyampenya.

"Sorry ya lama" Ucap Rey

"Gapapa, lo kecepetan deh perasaan. Pesen aja dulu Rey"

"Oke. Biasa lah lo kaya gatau gue. Gausah langsung balik aja yuk"

"Yaudah deh wait gue mau bayar dulu"

"Gausah udah gue bayarin tadi pas masuk"

"Oh oke deh thanks ya"

"Nope"

Aku dan Rey berjalan menuju parkiran. Sejak tadi diparkiran tak ada lagi yang memulai bicara. Rey fokus dengan jalanan oke aku akan coba untuk berbicara padanya.

"Lo tadi pas gue message lagi dimana Rey?"

"Lagi dirumah lo" Mampus gue mampus pasti diara kepo deh Rey pergi dadakan gini.

"Diara nanyain ke lo gak kalo lo mau kemana?"

"Pasti lah lo kaya gatau dia aja"

"Dan lo jawab?"

"Ya jemput lo di cafe"

"Mati gue Rey"

"Lo masih idup Van, Gue juga mana tega biarin lo mati gue gak ngebut juga bawa mobilnya"

"Bukan itu Rey"

"Terus?" aku hanya mengangkat bahuku acuh.

Setiba nya dirumah aku sudah siap dengan segala pertanyaan Diara dan persepsinya yang makin memburuk tentang Leo. Saat Rey memarkirkan mobilnya pintu rumah sudah terbuka dan menampakkan sosok Diara disana, oh ya ampun padahal aku saja belum turun dari mobil Rey.

"Diaraaaaaaa" teriakku setelah ada di depannya.

"Lo utang cerita cantik"

"Siappp"

Aku dan Diara segera masuk kerumah dan Rey menyusul dibelakang kami berdua. Aku segera ke kamar untuk membersihkan diri, setelah selesai dengan bersih bersih diri aku segera turun kebawah. 

"Van ayo deh cerita sekarang"

"Oke wait gue ambil ice cream dulu"

"Gapake lama ya"

Zyko yang melihat kami berdua hanya diam tak mengerti. Oh iya aku belum melihat Nesa kemana dia. kalo mamah sama papah mah udah liat pas tadi dan sekarang mereka pada masuk kamar.

"Jadi gini ra, dia itu tadi kan ngajakin gue jalan. nah kita tuh terdampar di pantai. gue sempet nanya sama dia pas disana kenapa ko dia bisa bisa suka sama gue. dia jawab nya karna gue cantik,baik and perhatian. lo jangan potong dulu omongan gue Ra, oke? gue juga sempet bilang wajar gak kalo gue mikirnya lo itu macarin gue karna jabatan gue. ya dia bilang dia macarin gue bukan karna jabatan gue. dan pas pulang dia gak bisa anter gue karna mamah nya minta dia buat ambilin cake di deket rumahnya. dan akhirnya gue minta jemput Rey deh. selesai"

"Oke kenapa dia gak nganter lo dulu baru deh ambil tuh cake?"

"Masalahnya jauh Ra, muter muter kasian juga kan dia"

"Yaudah deh ya, yang penting lo selamet sampe rumah, gue lagi males debat sama lo nya jadi udahan aja deh. nanti kalo ditinggal lagi sama itu bocah lo hubugin kita kita aja oke?"

"Sippp"

Dan kita berempat menghabiskan malam dengan marathon movie sampe pagi. Aku dan Rey juga masih akrab, kita gak berubah gak ada yang berubah setelah Rey jujur soal perasaannya.


---------------------------

18-03-2016

HeartbreakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang