Miracles In December

446 49 43
                                    

Sehun mengayuh sepeda kesayangannya menuju sebuah toko bunga yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Tidak kencang, namun tidak pelan juga. Sehun mengayuh sepedanya dengan kecepatan sedang karena ia ingin menikmati angin musim dingin yang berhembus pelan. Dingin memang, tapi Sehun menyukainya. Sebuah senyuman terukir di wajahnya, pertanda suasana hatinya sedang baik. Beberapa gadis yang tersenyum lalu berbisik pada temannya saat Sehun melewatinya. Sehun sadar hal itu, namun ia tidak begitu peduli. Sehun sudah terbiasa dengan hal itu.

"Sehun-ah, kau datang lagi?"

"Ah, ne, ahjumma." Jawab Sehun sambil memarkirkan sepedanya, "Aku harus berkunjung sore ini."

Ahjumma penjual bunga itu pun merangkai bunga-bunga yang sudah Sehun pesan sebelumnya.

"Kau tidak pernah melewatkannya tiap tahun." Ucap ahjumma itu sembari memberikan rangkaian bunga tadi pada Sehun.

"Tidak akan," balas Sehun lalu memberikan beberapa lembar uang pada ahjumma itu, "Aku tidak akan melewatkannya."

"Terima kasih, ahjumma." Ucap Sehun kemudian berlalu dengan sepedanya.

Hari pun mulai beranjak gelap ketika Sehun sampai ditempat tujuannya. Ia tidak membawa sepedanya, ia memilih untuk berjalan kaki. Sehun berdiri di depan air mancur yang terdapat patung pada bagian tengahnya. Salah satu tangannya ia masukkan ke saku celana sedangkan tangan yang satunya memegang rangkaian bunga yang tadi ia beli. Ia tidak sendiri, ada beberapa orang yang nampaknya juga tengah menunggu disana. Beberapa menit telah berlalu, orang yang Sehun tunggu tak kunjung datang. Butiran-butiran salju mulai berjatuhan dari langit membuat udara semakin dingin. Sehun merapatkan jaketnya, setidaknya rasa dingin dari angin yang berhembus bisa sedikit berkurang. Kedua matanya menjelajah lingkungan sekitarnya, berharap menemukan orang yang tengah ia tunggu kedatangannya. Namun ia tak kunjung terlihat. Yang ada hanya beberapa pasangan yang sedang menghabiskan waktu bersama.

Waktu terus bergulir dan Sehun masih setia menunggu ditempatnya. Dalam hatinya, ia berharap tahun ini orang yang ia tunggu akan datang. Sehun tidak peduli meski ia harus menunggu hingga berjam-jam seperti saat ini. Melihat wajahnya adalah hal terpenting bagi Sehun.

Ding...Dong...Ding...Dong...

Sehun menoleh ke arah sebuah jam besar tak jauh darinya. Kedua jarum pada jam itu telah menunjukkan pukul 10 malam dan artinya orang yang Sehun tunggu sejak tadi tidak datang. Sehun menunduk lalu tersenyum getir. Ini kedua kalinya Sehun melakukan hal yang sama, menunggu seseorang yang tidak akan datang pada tanggal 10 Desember.

Tap...tap...

Pandangan Sehun terhenti pada sepasang sepatu yang berhenti dua langkah didepannya. Hati kecilnya mulai berharap sesuatu yang tidak begitu ia yakini. Perlahan, Sehun mengangkat wajahnya kedepan dan terlihatlah wajah orang yang sudah ia tunggu sejak tadi.

"Hai,"

Sehun tersenyum mendengar suaranya. Ia bahagia karena orang yang ia tunggu tidak berubah, masih sama seperti yang ada dalam ingatannya.

"Maaf aku terlambat, Oh Sehun."

Sehun maju selangkah, "Aku tau kau akan datang, Kim Minyoung."

Minyoung membalas ucapan Sehun dengan senyumnya. Sehun kembali maju selangkah dan memeluk gadis dihadapannya.

"Aku merindukanmu, Youngie."

"Aku lebih merindukanmu, Hunnie."

***

Note :

- Ahjumma : bibi/tante

***

Huaaa...pendek banget ya? Ini baru banget selesai trus...yah, pokonya begitulah. Aku kepikiran abis liat MV Miracles In December dan jadilah cerita versi Sehun yang absurd seperti ini.

Next? Ada yang mau request cast selanjutnya? Open request only for holiday ^^

Vomment juseyo~

-MinaePark-





Story Of A SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang