8❤

1.8K 111 11
                                    

"yhaaa,,!" minhyun menakup kedua pipi sejeong "waegurae,,? kenapa kau menangis,,! yhaaa,,,!" minhyun kini memeluk erat tubuh sejeong. mengelus punggung yeoja itu naik turun. "tenang lah,, oppa di sini,," lanjut nya sambil memejamkan kedua matanya.

namun sejeong?

air mata masih terus mengalir pelan dari mata nya. dia tidak tau lagi bagaimana kedepan nya. dia berharap kehidupan hyunjin dan minjeong baik baik saja setelah kehadiran daniel.

-
-

"kamu kenapa sih?? ada sesuatu yang lagi ganggu pikirin kamu,,?"

minhyun kini memberikan susu hangat kepada adiknya. wajah nya sudah terlihat sangat pucat habis nangis.

"oppa---,,," perkataan sejeong terhenti sejenk. dia terlihat seperti sedang mengatur nafasnya "bagaimana jika daniel kembali ke kehidupan ku, apa oppa akan--,,"

"TIDAK,,,!" sejeong menutup mata nya saat mendengar teriakan kakak nya itu "tidak akan, kamu lupa setelah apa yang terjadi kepada mu, dan dia malah mencampakan kamu---anni kalian bertiga,,!" lanjut nya sambil menahan emosi

"tapi setelah ku pikir pikir lagi. bagaimana pun aku membenci nya dia juga appa mereka. aku ga berhak buat ngelarang mereka untuk bertemu appa mereka oppa,,"

mendengar perkataan adik nya itu minhyun hanya bisa menggeleng pelan sambil memijit pelipisnya. memang benar apa yang di kataan adik nya itu.

tapi....

setelah apa yang di lakukan daniel pada sejeong membuat minhyun sedikit kecewa. ya siapa sih yang tidak marah jika adik nya di campakan seperti itu, bahkan dia saat itu telah mengandung.

"tapi sejeong'ah-----,,,"

"eomma, haus,,"

perkataan minhyun terhenti saat anaknya yang paling tua kini muncul di balik tembok dengan wajah datar. dia menatap minhyun dan sejeong lalu berjalan mendekat ke arah sejeong.

"i-iya sayang. eomma ambilkan,," sejeong mengelus surai rambut anak nya itu sambil menatap kakak nya. memberi siyarat untuk menemani anak nya itu sebentar

"di sini dulu ya sama paman,," ucap minhyun lalu menggendong hyunjin untuk duduk di pangkuan nya "kamu kenapa bangun di tengah malam begini sayang. tidak biasanya kamu-,," omongan minhyun terhenti karena hyunjin menatap nya dengan tatapan aneh.

"kenapa sayang,,?"

"samchoon,,," ucapan hyunjin terjeda sebentar "apa benar.... ajhusi itu appa kami? kalau benar tolong jauhkan kami darinya samchoon. hyunjin tidak ingin melihat eomma menangis seperti tadi,,,"

dan mendengar pekataan anak nya itu sejeong terpaku di tempat saat dia hendak kembali membawakan minuman hangat untuk anak ya.

"jadi.... kamu pingin samchoon menjauhkan mu dari ajushi itu? kamu memang anak yang pintar hyunjin-ah,,"

minhyun langsung memeluk tubuh hyunjin dan tidak terasa air mata mulai muncul melewati kedua pipi hyunjin.

dia benar benar bingung jika di suruh memilih kebahagiaan di antara adik nya atau ibu nya. namun dengan berat hati dia memilih ibu nya meskipun dia tau minjeong sangat menginginkan sosok ayah.

namun melihat ibunda tercinta nya sampai menangis seperti itu setelah kedatangan daniel. dia langsung membenci namja itu, ya dia akan membenci siapa pun yang telah membuat dua orang yang paling di cintai nya terluka.

-
-

yang tadinya malam pun kini telah berubah menjadi pagi. cahaya perlahan lahan kini mulai muncul dan menembus jendela kamar si kembar.

sang kakak kini terbangun terlebih dahulu. dia kini bangun dan melangkah kan kedua kaki nya ke arah kasur yang tidak jauh dari kasur milik nya. kasur berwarna pink cerah dengan motif bunga.

di sana ada sosok wanita imut yang masih tertidur pulas memeluk guling di dalam selimut.

"minjeong'ah...." hyunjin mengguncangkan tubuh minjeong namun tidak ada jawaban tetapi hyunjin merasakan ada sesuatu yang aneh dari tubuh adik nya itu.

pelipis minjeong berkeringat.

saat menyadari itu. hyunjin langsung berlari keluar kamar dan memanggil orang tua mereka. eomma nya dan paman nya yang sudah mereka anggap pengganti sosok ayah mereka kini masuk ke kamar dengan tergesa gesa.

"astaga minjeong,,!" sejeong langsung berlari ke arah kasur milik anak gadisnya dan mulai mengecek suhu tubuh anak nya. dan benar saja tubuh minjeong panas.

"bagaimana?" tanya minhyun dan sejeong kini menatap kakak nya yang penuh ke khawatiran akan keponakan nya itu. "demam biasa oppa,, sukurlahh,,," ucap sejeong lalu mengambil obat panas untuk minjeong.

namun... hyunjin??

dia menangis saat tiba tiba minjeong mengigau sebuah nama dan masih tertidur sambil menggigil kedinginan di bawah selimut tebal berwarna pink pastel.

"nghhhh---da--niel ajush--ii....."

"hiksss----minjeong'ahhh.....mianhae~"

sejeong merentangkan tangan nya ke arah hyunjin. melihat sang eomma hyunjin langsung berlari memeluk eomma nya.

"tidak apa apa sayang. adik mu hanya sakit biasa."

ucap sejeong mencoba menahan tangis nya. sebenarnya dia tau apa penyebab minjeong sakit. rindu akan sosok ayah.

dan orang itu adalah.... kang daniel.

hanya kang daniel lah satu satunya selain minhyun yang berlagak seperti ayah.

dan darah lebih kental dari pada susu. ada kemungkinan secara batin minjeong mulai merasakan kalau daniel adalah ayah kandung nya.

-
-

minhyun duduk termerenung di teras depan rumah nya. masih memikirkan apa yang baru saja terjadi kepada keponakan nya.

setelah beberapa menit tiba tiba ponsel nya berbunyi. sebuah pesan dari orang asing. pikirnya.

Line (*2)

(unknown)

(unknown)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(unknown)

kalau kau ingin mengetahui kenapa daniel kembali ke kehidupan kalian, pergilah ke apartemen xxx nomer xxx. kau akan mengerti kenapa daniel pergi meninggalkan kalian 5 tahun yang lalu.

melihat pesan tersebut minhyun tanpa pikir panjang lagi dia langsung bangkit dan mengambil jaket serta kunci mobil nya.

"aku akan cari tau apa yang terjadi sebenarnya,,,"

-TBC-

I HATE YOU DAD [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang