3. Ujian

1.7K 64 6
                                        

Maaf ya baru bisa ngelanjutin.
Author nya lagi sibuk wisuda.
Readers mohon masukanya ya.
Salam santun ^^,

"Aaaakk...... Sanny benar-benar menyita pikiran ku" Pekik Ridho seraya meremas rambut mowhak nya. Dengan tatapan ke langit-langit kamar seolah bayangan gadis berhudung mancung itu sedang tersenyum manis ke arahnya.

"Kau kenapa dho, aku liat gelisah sekali" Tanya udin dari meja belajar ridho.

"Ga tau din, aku ga pernah kayak gini sebelumnya. Tatapanya benar-benar buat jantung aku berdetak hebat din, bergemuruh ga bisa di kendalikan" Jawab Ridho dengan tatapan masih fokus ke langit-langit kamar.

"Tatapan siapa dho?" Tanya udin penasaran.

"Sanny" lirih Ridho pelan hampir tak terdengar oleh udin.

"Sanny Zaudah" Ridho mengulang lagi nama gadis itu.

"Si Sanny yang terkenal oleh tulisanya itu? Mahasiswi semester 1 yang langsung terkenal itu? Yaa ampun dho, dia kan bukan tipe kau, pakek jilbab aja kebesaran" sanggah udin seolah tidak terima sohibnya jatuh cinta pada Sanny.

"Itu yang buat dia beda din, dia beda dari gadis-gadis yang aku lihat. Dia unik dia juga lembut. Pokoknya dia beda !!!" Sanggah Ridho seraya meraih bantal dan di tutupkan ke kepalanya.

Udin hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya yang tidak biasa.
"Tapikan kau sudah punya Feby dho?"

Spontan Ridho beranjak duduk dari rebahanya.
"Iya aku tau itu din, aku sayang sama Feby tapi aku tidak munafik aku jatuh cinta sama Sanny"

"Ingat dho kau sama Feby itu uda lama pacaran, bukan kah kau tipe cowok setia?" Udin mencegah agar Ridho tidak jatuh cinta lagi.

"Sumpah din, setia aku luntur oleh gadis ini" jawab Ridho kembali perlahan dia merebahkan badanya ke atas kasur.

******

"Sayang, coba baca deh tulisan ini. Bagus ya" Ridho menunjukan sebuah kertas yang bertuliskan puisi di mading pada febby.

"Iya, bagus ya" Jawab febby setelah membaca ini puisi tersebut.

"Kamu kenal dengan penulisnya?" Tanya febby seolah ingin tau.

"Kenal, dia anak semester 1 tapi uda ngehits gitu kerena tulisan-tulisanya, terus tulisanya itu banyak dipublikasikan di sosmed yang, anaknya biasa sih tapi kreatif banget" jawab Ridho menjelaskan soal Sanny, tanpa peduli dengan raut muka febby yang terlihat kurang suka.

"Kok kamu kayak kenal sekali sama dia? Kenal dari mana?" Tanya febby.

"Dari temen, yaudahlah yang. Yuuk katanya kita mau ke perpus" Ridho mengalihkan pertanyaan febby yang mulai curiga dengan glagatnya.

"Kamu beneran ga kenal dia kan?" Febby kembali menanyakan soal Sanny.

"Ga yang, aku ga kenal sama dia. Aku tau dari udin" jawabnya meyakinkan febby diiringi senyum diwajahnya.

"Syukurlah" singkat febby ketus.

*******

Ridho asik mencari-cari buku di antara rak kayu berwarna coklat. Membiarkan febby duduk sambil membaca buku sendirian tanpa ditemaninya.
Dia berjalan diantara rak-rak buku dengan pandangan tidak lepas dari satu judul buku. Ridho belum menemukan buku yang dicarinya. Tiba-tiba

BRAAAKKKK......
Tanpa sengaja Ridho menabrak sesorang yang berdiri didepanya sehingga membuat buku yang dibacanya terjatuh.

"Aduh... maaf maaf mbak, ga sengaja. Aku ga lihat" Ridho berjongkok mengambil buku yang terjatuh dari tangan gadis itu.

"Iya, gapapa" jawab gadis itu lembut dan santun.

Saat Ridho berdiri dan mengulurkan buku pada gadis itu, mata mereka bertemu. Ridho merasakan degup jantungnya berdetak bergemuruh lebih cepat dari biasanya. Mulutnya keluh tiba-tiba tak ada sepatah kata pun yang bisa diucapkan.

"Sanny?" Ucapnya dalam hati.

Sanny meraih buku yang diulurkan Ridho, diiringi ucapan terimakasih. Namun tidak mendapatkan respon dari Ridho.

"Bang, sekali lagi terimakasih" Sanny mencoba mengulang kalimat yang sama. Kali ini membuat Ridho terhenyah dari diamnya yang beberapa menit terpaku didepan sanny.

"Hah iya iya. Kamu cantik" jawab Ridho spontan. Jawaban yang membuat Sanny mengerutkan keningnya.

"Apa bang?" Sanny kembali menanyakan maksud jawaban Ridho.

"Busyeeeettt dah, apa yang barusan aku bilang" grutu hati Ridho menyadari kalimat yang barusan terlontar.

"Ga ga apa-apa. Yaudah aku duluan ya" Ucap Ridho berlalu dari hadapan Sanny sambil menggaruk-garuk rambutnya yang mendadak gatal.

Saany hanya menggeleng melihat tingkahnya.

"Aneh" ucapnya seraya membukan kembali lembar per lembar buku di tanganya.

"Hey neng, gimana uda dapat bukunya?" Raydha datang dari arah belakang menepuk pundak Sanny.

"Udah nih Ray" Sanny menunjukan buku ditanganya.

"Yaudah yuuk, aku juga uda dapet buku yang ku cari" balas raydha seraya menggandeng tangan Sanny.

Ridho menghampiri tempat duduk Febby dengan pikiran masih pada Sanny.

"Yang, buku ini bagus loh. Coba deh kamu baca" Febby menunjukan buku yang sejak tadi dibacanya.

"Buku apa San? Oouppss yang"

"San? Siapa San?" Tanya febby yang aneh mendengar Ridho salah menyebutkan namanya.

Ya Tuhan, salah lagi.
"San, sandra yang, temen sekelas barusan ketemu disitu" Ridho mengolah kata agar febby tidak curiga dan tidak marah.
Karena kalau sampai dia tau Ridho mengagumi Sanny mungkin akan di bakar hidup-hidup.

******

Sanny menyita pikiran Ridho. Semua yang Ridho lakukan tidak terlepas dari wajah Sanny dibenaknya.

"Unik, lembut, santun, manis dan Sholehah" Kata-kata itu yang sering diselipkan tatkala dia mengingat wajah Sanny.

Disisi lain Sanny berusaha agar hatinya tidak goyah, agar iman nya tetap istiqomah. Dia menepis bayangan-bayangan yang hanya membuat keta'atannya menurun. Termasuk bayangan Ridho dia menepis jauh-jauh bayangan pria tersebut. Dia tidak mau memikirkan sesuatu selain sang Penciptanya.
Sanny sangatlah takut jatuh cinta pada makhluk Nya, dia sangat lah takut membuat Allah cemburu.

Disetiap tetes air matanya Sanny meminta agar selalu istiqomah, dan tidak goyah dengan berbagai macam ujian yang akan dihadapinya. Sanny pasrahkan hidupnya pada Sang Khaliq kala dunia mulai menggoyahkan ketaanya.

Ridho agak lebay gitu ya :D

Bekontinu................

Lewat Kau, Ku Temukan DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang