[Pendosa]

2.2K 202 12
                                    

Serial QUEENNORA - Pendosa
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2015, 25 Desember
Didedikasikan : reyyabee (terima kasih untuk masukan idenya! ^^)
*****


"Mengaku salah lebih baik daripada mengaku shalih."
- Salim A. Fillah

Suasana sekitar kami begitu ramai oleh banyaknya orang yang tengah menikmati santapan. Aku melayangkan pandangan pada Ghaitsa, sang pengantin wanita yang hari ini kelihatan begiiitu cantik. Hah, bahkan kecantikanku saja tidak ada semilimeter-nya dari kecantikan dia.

Aku berpaling pada Nora yang kelihatannya sudah selesai makan. Meja ini bisa untuk empat orang, tapi yang dua lagi sudah menyelesaikan kegiatan makannya sejak tadi, dan nampak menghampiri Ghaitsa yang sedang berbincang dengan tetamu yang lain. Aku dan Nora sedang berada di resepsi pernikahan Ghaitsa dan Mohammed Jafar. Ghaitsa adalah tetangga komplek. Rumahnya satu blok dengan rumahku.

"Senang ya, jadi Ghaitsa," kataku pelan. Entah Nora dengar atau tidak. "Cantik, dan dapat semua hal duniawi."

"Alhamdulillaah," Nora berkata. Entah mengucap hamdalah atas makanannya yang sudah tandas, atau menyahuti kalimatku. "Kau juga cantik, Queen."

Oh, menyahuti kalimatku rupanya.

"Euhm, Nora," aku sejenak meragu. Agak khawatir Nora akan mengatakan bahwa pertanyaanku ini sebaiknya tidak ditanyakan. Atau membahas topik-topik sebelumnya. Tapi... ini benar-benar ingin kutanyakan.

"Ya?"

"Kau tahu kan, uh, maksudku kita semua tahu kan, siapa Ghaitsa," kataku cepat. "Dia, yah, bisa dibilang, masa lalunya kelam sekali."

Aku melirik Nora dengan rasa was-was. Apa Nora akan marah ya jika kukatakan demikian. Nora biasanya akan bilang, bahwa orang boleh saja punya masa lalu yang buruk, yang penting di masa sekarang dia berbenah, agar mendapatkan masa depan yang cerah.

Sementara Ghaitsa―ah! Bahkan seantero komplek tahu siapa dia. Dia bisa dibilang bitchy sekali. Gaya berpakaiannya sangat melampaui batas. Suka kehidupan malam, dan pacarnya entah berapa kali ganti. Kami, warga komplek, menganggapnya sebagai gadis binal yang tidak tahu aturan. Orangtuanya kaya raya, tapi keduanya sibuk. Jadi Ghaitsa hidup dalam gelimangan harta, tanpa mengenal agama. Meski muslim, tapi tidak menjalankan ibadah sama sekali. Pokoknya jauh sekali dari nilai-nilai Islam. Aku benci sekali kalau ingat dulu dia menyebut kerudungku itu sebagai gaya berpakaian yang kuno. Padahal kalau mau dianalisis lebih jauh, pakaian yang Ghaitsa kenakan itu jauh lebih kuno kan. Lihat saja Flinstone dan keluarganya di zaman batu. Hampir tidak berpakaian! Huh.

Tapi itu dulu. Sekarang Ghaitsa berkerudung juga seperti aku dan Nora.

Apa ya? Ehm, hidayah menyapanya, begitu?

Sepengetahuanku, Ghaitsa mulai berubah, entah karena apa, sekitar dua tahun belakangan. Dia terlihat hadir di beberapa kajian, mulai berhijab dan berjilbab dengan baik dan benar. Meski itu juga tidak lantas membuat kami menjadi akrab satu sama lain, tapi Ghaitsa menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Mungkin saja sesuatu terjadi ya pada dua tahun yang lalu itu? Entahlah. Biar saja itu jadi urusannya.

Nah, lalu kudengar dua bulan yang lalu, pria bernama Mohammed Jafar ini melamarnya. Mereka memutuskan menikah karena tidak mau terbelit dengan hubungan haram bernama pacaran. Dari apa yang aku dengar sih, mereka lebih pilih pacaran setelah menikah saja. Lebih asik jika ingin ngapa-ngapain, gitu katanya. Ngapain di sini itu maksudnya apa sih? Aku jadi penasaran...

"Memang kenapa jika masa lalu seseorang, seperti yang kau bilang, kelam, Queen?"

Nora malah balik bertanya. Aih, apalah si Nora ini. Apa dia tidak melihat hubungan antara pertanyaanku dengan keadaan Ghaitsa saat ini ya? Dia menikah dengan Mohammed Jafar lho. Pengusaha yang bisa dibilang sukses di bidang jual beli alat kesehatan. Silsilah keluarganya juga dari keluarga yang baik-baik. Profilnya sebagai pengusaha muda diulas di media-media tentang pengusaha.

[✓] QUEENNORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang