Serial QUEENNORA – Cenderung Cinta Padanya
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2016, 14 Maret
Didedikasikan : Tricawa (terima kasih masukan ide ceritanya! ^^)
*****
Anta ma'a man ahbabta...
Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.
(HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)
♥
Aku dan Nora baru selesai salat Asar di kamar Nora, ketika kemudian kulihat dia terisak. Masih dengan mukena yang ia kenakan, Nora bersimpuh di sisi kananku. Dia menangis perlahan. Aku menoleh, hendak mencari tahu apa yang terjadi. Kendati memang harus kuakui, Nora itu sensitif sekali pada hal-hal yang mungkin ukurannya sangat-sangat mikro.
Nah, kalau sehabis salat begini dia menangis, pasti ada sesuatu yang dia selipkan dalam doanya tadi. Padahal pas berdoa tadi Nora justru ngga nangis. Sekarang malah menangis. Kan bikin aku khawatir!
"What's wrong, dear Nora?" tanyaku. Kulebarkan tangan kananku demi menyentuh pundak kanannya dan mendekapnya dalam rangkulan. Dia menarik napasnya yang berat dan menggeleng sekali.
"Nothing is wrong, dear."
Trus, aku akan percaya begitu?
"Don't lie," sergahku cepat. "Ada apa sih? Cerita dong..."
Kulihat dia terkekeh pelan, menoleh ke arahku dan senyumnya mengembang. Hidungnya merah, matanya basah, wajahnya cantiiik sekali. Apa sudah pernah kubilang; Nora itu punya wajah yang enak dilihat, tapi kalau sudah kena air wudu, kecantikannya berkali-kali lipat. Wajahnya yang putih pualam bukan lagi putih, namun menjadi bening. Seolah ada cahaya tersorot di sekitarnya!
"Benar tidak ada apa-apa, Queen. Kau pasti cemas karena melihatku menangis," dia terkekeh lagi. "Saat aku bershalawat barusan..."
Tuh kan Nora bershalawat sendirian. Aku sibuk zikir sih tapi kan asik kalau bershalawat sama-sama...
"Aku membayangkan," Nora menjeda kalimatnya. Kepalanya merunduk, bulir air matanya terjun lagi menghunjam mukena yang masih ia kenakan. "Di surgaNya nanti, aku diizinkan bertemu Rasul, dijamu oleh beliau dengan air dari Telaga Kautsar yang lebih lembut dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih sejuk dari salju..."
Oh, begitu...
"Sampai menangis," aku mengelus pundak kanannya, menempelkan pipi kananku ke pundak kiri Nora. "Pasti kejadian itu dalam bayanganmu terekam indah sekali..."
"Lebih dari indah, Queen," Nora berkata dengan suara hilang timbul. Kelihatannya emosinya masih bergulat. "Aku sampai sesak membayangkannya. Kau ingat, kemarin Ustadzah Halimah bercerita tentang beban yang dibebankan ke pundak Rasul. Dan bagaimana beliau menyikapinya. MasyaaAllah, betapa indah. Beliau begitu cinta dan sayang pada kita. Tapi aku? Bahkan salawatku hanya sekadarnya. Urusan dunia terlalu banyak."
Duh. Nora bikin baper aja deh...
Menegakkan tubuh dan melepas rangkulan, aku berdeham sekilas, "Kok aku jadi tersindir ya?" gumamku pelan.
Nora tidak menanggapi. Sepertinya dia memang tidak mendengar suaraku. Aku meliriknya lagi, lalu kembali bertanya.
"Kalau kau bilang kau sekadarnya, lalu bagaimana denganku?" aku mulai mengeluh. "Kau hebat Nora, mencintai seseorang yang belum pernah kautemui. Sampai menangis..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] QUEENNORA
Spiritual[FINISHED] Alhamdulillaah insyaaAllah sudah Tersedia di Toko Buku Kesayangan kalian ^^ Bersahabat baik, Queen dan Nora adalah dua pribadi yang berbeda. Queen yang penuh tanya dan Nora yang penuh ilmu. Membagi kisah mereka tentang pentingnya pers...