Seventeen

5.9K 438 0
                                    

Enelis pov

Gue ngaca di depan kaca sambil berpose. Di liat-liat, gue bener-bener kaya malaikat tanpa sayap, cantik dan pakai banget. Gue make gaun yang dikasih sama Exel tadi pagi, karena sekarang gue mau pergi ke acara agensi yang naungin gue, Art Cool Entertainment. Om Bayu mau pensiun dari pekerjaannya yang dulunya jadi CEO, dan sekarang Om Bayu digantiin sama pangeran kesayangan gue, Exel.

Rambut udah badai, make up udah rata, bibir udah seksi, baju udah bagus, gue? Udah perfect deh penampilan malam ini. Gue ngambil tas yang ada diatas tempat tidur dan ambil kunci mobil yang ada di meja.

Turun tangga, dan saat langkah terakhir anak tangga, gue ketemu sama mama. Gue senyum dengan senyuman termanis yang gue punya.

"Ma, Enelis mau pergi dulu ya. Ada acara sama Art Cool Entertainment," gue nyium pipi mama.

"Iya sayang, hati-hati di jalan, jangan pulang kemalaman ya," mama menyentuh pipi gue dan dielusnya dengan lembut penuh kasih sayang.

"Oke mam," gue ngacungin satu jempol dan berjalan menuju pintu keluar rumah dan menuju garasi untuk nemuin mobil putih gue.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Acara udah segera dimulai, tapi gue bukan termasuk orang yang telat, malah kegasikan. Anjirr. Baru sekitar lima puluh orang yang hadir, padahal yang diundang bisa lebih dari seratus. Semua seniman berkumpul di aula yang biasa dijadikan acara-acara penting, kaya sekarang ini.

"Exel mana ya?" Sebelum duduk gue nyari sosok Exel, walaupun udah ketemu semalem sampai tadi pagi, tapi tetep aja sekarang gue udah kangen.

Oiya, kan dia bakal kasih pidato, mungkin dia lagi sibuk nyiapain kata-kata yang mau diomongin nantinya. Sekarang gue mau cari tempat duduk. Nah, gue cari yang paling depan aja kali ya? Biar saat Exel lagi pidato, dia bisa gampang nemuin dan liat gue. Hahaha.

Gue jalan menuju kursi yang letaknya paling depan, dan gue duduk. Aula udah mulai penuh sama tamu-tamu penting, dan tentunya ada kamera juga yang siap buat nyorot acara ini untuk ditayangkan di televisi sebagai berita.

Setalah gue nunggu sekitar setengah jam, akhirnya acara mulai juga. Sebel banget, masa nunggu sampe setengah jam. Maklumin aja deh, karena gue tinggal di Indonesia, jadi yang ada jam karet. Molor.

Acarapun dimulai dan diawali dengan musik pembuka, terus seseorang datang untuk ngucapin beberapa kalimatnya. Dia jalan sambil senyum ke arah orang-orang yang siap dengerin dia berpidoato.

What?? Yang keluar ko bukan Exel? Tapi malah cewe. Hmm, cantik si.

Siapa dia?

Cekrek
Cekrek
Cekrek

Semua kamera tertuju pada cewe yang mulai berpidato itu. Kenapa bukan Exel?

"Oh, jadi ini yang namanya Bella, calon menantunya pak Bayu? Waah bener-bener cantik ya, pasti dia juga berbakat,"

Gue ngga sengaja denger pembicaraan seseorang yang duduk dibelakang gue. Dan kampretnya, kenapa dia ngomong sembarangan kaya gitu?

"Itu calon menantunya Exel? Anak kedua dari pak Bayu?"

"Hmm, sepertinya iya. Karena anak pertamanya ada di Jepang, mengurus perusahan Art Cool Entertainment yang ada disana. Kan mana mungkin dia bisa menikah dengan Bella yang tinggalnya di Indonesia,"

Yang dikatain sama tuh orang bener ngga si? Ko kayanya meyakinkan banget. Gue ngga bisa lebih lama duduk disini. Bisa-bisa nih aula banjir sama air mata gue.

Gue pulang.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Author pov

Siang hari yang menyengat, panas dan silau menimbulkan emosi orang-orang. Tetapi tidak dengan Exel, dia tidak henti-hentinya tersenyum sepanjang jalan menuju rumah Enelis. Di kursi belakang mobil sudah ada seikat bunga yang harum dan pasti disukai oleh Enelis.

Exel yang sudah melewati kemacetan jalan, akhirnya sampai dijalan perumahan rumah Enelis tinggal. Hanya tinggal melewati sepuluh rumah lagi, Exel akan sampai dirumah Enelis.

Dan saat itu juga, Exel melihat mobil yang melintas dengan salah satu orang yang didalamnya adalah Enelis, tetapi seseorang yang ada disampingnya adalah laki-laki yang memang tampan dan mampu membuat Exel khawatir. Khawatir jika laki-laki tersebut adalah seseorang yang mampu menggantikan posisinya dengan Enelis.

Tanpa berfikir panjang, Exel langsung membalikan mobilnya dan mengikuti mobil yang dinaiki oleh Enelis.

Mobil yang dinaiki Enelis cukup kencang dan Exel yang berniat menyelip mobil tersebut jadi kewalahan. Exel-pun menaikan kecepatannya dan setelah sepanjang satu kilometer Exel mengendari mobil dengan kecepatan tinggi, akhirnya Exel mampu menyelip mobil yang dinaiki Enelis.

Exel memberhentikan mobilnya, tepat didepan mobil yang dinaiki Enelis. Dengan begitu, pastinya mobil yang dinaiki Enelis juga berhenti, berhenti mendadak dengan terkejut.

Exel keluar dari mobilnya dan menghampiri mobil yang dinaiki Enelis. Raut wajahnya datar tanpa Ekspresi.

Enelis melihat siapa yang datang, ia langsung keluar dari mobilnya, juga dengan wajah datarnya. Tidak hanya Enelis yang keluar, laki-laki yang bersama Enelis juga keluar.

"Xel? Lo kenapa? Kenapa bikin gue jadi jantungan, lo itu hampir buat kita ngalamin kecelakaan," Enelis membentak Exel.

Exel yang mendengar nada perkataan Enelis langsung mengerutkan alisnya karena heran dengan sikap perilaku Enelis.

"Oke gue minta maaf, dan ini siapa?"

"Ini pacar gue!"

Jawaban Enelis mampu membuat Exel kecewa dan marah. Tapi ia balas dengan tawa, karena perkataan Enelis terlihat konyol.

"Hah?? En! Kita kan.. " laki-laki tersebut seperti ingin membenarkan perkataan Enelis barusan.

"En! Lo kenapa si? Perasaan kemaren kita baik-baik aja," Exel berusaha tenang.

"Gue ngga baik-baik aja setelah tau kalo lo punya calon istri! Yang kemaren pidato nggantiin lo itu Bella yang bakal jadi istri lo kan?"

"En, lo itu jangan asal ngomong. Dia kakak ipar gue, calon istri kakak gue. Please deh jangan kaya gini, gue ngga suka," Exel menatap Enelis dengan wajah memelasnya.

"Dan gue juga ngga suka cara lo buat tau siapa cowo ini, lo ngga tau apa? Yang lo lakuin barusan itu bahaya!" Enelis membuang mukanya karena tidak mau bertatapan dengan Exel.

"Lo juga salah en, nduga-nduga kakak ipar gue adalah calon istri gue!"

"Gue ngga nduga-nduga xel, orang lain yang bilang gitu,"

"Jadi lo lebih percaya omongan orang lain daripada gue?" Exel mulai meninggikan nada bicaranya, karena sudah tidak bisa menahan amarahnya.

"Udah lah xel, kita itu sama-sama egois. Lo itu egois, begitu juga dengan gue. Dan pasangan yang sama-sama egois, apa bisa bersatu?"

Mata Exel membulat, tidak percaya bahwa Enelis telah mengucapkan kalimat yang tidak ingin didengarnya.

Enelis berjalan meninggalkan Exel dan memasuki mobilnya. Exel masih diam di tempat hingga mobil yang dinaiki Enelis berjalan dan benar-benar meninggalkan dirinya sendiri dijalan.

Tbc

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Kalo kurang greget konflik nya, author minta maaf ya.

Untuk yang udah pernah vote, pertahankan ya. Untuk yang belum vote, ayo dong vote. Tapi author ngga maksa ko hehe.

See you yaaa

[1] Bad Girl Hates ColorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang