V

61 16 15
                                    

Malam bertabur bintang dengan kerlap-kerlip. Bulan hanya tertutup awan hanya terlihat setengah namun sangat terang bercahaya. SR3 Agent menginap di sebuah rumah untuk sementara. Semua sudah tidur kecuali Skyla yang masih terjaga di halaman belakang rumah. Angin malam menyusup ke dalam sweater wol biru mudanya. Topi rajut putih bertengger di kepalanya. Ia terus menatap langit malam ini. Tiba-tiba sebuah selimut menutupi punggungnya.

"Biar hangat." ucap Dirm setelah menutupi tubuh Skyla dengan selimut. Kemudian dia duduk di samping Skyla.

"Thanks. Kenapa kamu belum tidur?" Tanya Skyla dengan menatap Dirm.

"Udah. Nih aku cuma ngigo kok" ucap Dirm datar. Skyla tertawa renyah.

"Kamu sendiri kenapa belum tidur? Kan cape udah seharian kita menyelidiki kasus." tanya Dirm

"Aku penasaran akan sesuatu, makanya belum bisa tidur." Jawab Skyla sembari menatap hutan.

"Aku mau buat coklat hangat. Kamu mau ku buatkan juga?" Tanya Dirm sambil berdiri.

"Iya. Thanks." jawab Skyla.

Dirm meninggalkan Skyla, hendak ke dapur. Dalam kesendiriannya, Skyla merenung. Ia sangat penasaran dengan sosok misterius yang ia lihat saat di hutan hendak memasuki Desa Gulira dan saat perjalanan pulang ke pusat desa dari rumah Pak Limbo. Skyla memang melihat sosok misterius itu sedang menatap mereka dari atas pohon namun ia tidak dapat melihat wajah sosok itu. Sosok itu berpindah dari satu dahan pohon ke dahan lagi dengan sangat cepat.

Ide cukup gila melintasi pikiran Skyla. Ia tiba-tiba saja ingin mengunjungi hutan. Rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya. Dengan segera Skyla masuk ke kamar dan mengambil senter. Setelah itu Skyla langsung meninggalkan penginapan dan masuk ke hutan.

Angin berhembus semakin kencang saat Skyla memasuki hutan. Suara burung hantu terdengar dari berbagai arah. Beberapa serangga berdengung di sekitar Skyla. Skyla merapatkan sweaternya dan memengang senter dengan erat. Sebenarnya Skyla tidak mengetahui arah yang ditujunya ia berjalan sesuai nalurinya saja. Lampu rumah warga Desa Gulira terlihat redup dari hutan saat ini, mungkin karena Skyla sudah berjalan jauh ke hutan.

Skyla terus berjalan hingga ia menemukan sebuah telaga yang terlihat bercahaya. Beberapa kunang-kunang menari di atas telaga.

Sosok misterius sedang duduk membelakangi Skyla di tepi telaga. Sosok itu berjongkok dan menatap telaga. Skyla mendekati sosok misterius itu perlahan, hampir ia menahan nafas karena gugupnya. Skyla yakin sosok inilah yang sudah dua kali ia lihat. Skyla sudah tinggal beberapa langkah dari sosok itu. Tiba-tiba sosok itu membalikkan badannya menghadap Skyla.

"Sedang apa kamu disini?" suara berat nan serak itu keluar dari mulut sosok misterius itu. Nada bicara dan ekspresinya datar. Beberapa anak rambut menutupi sebagian wajahnya.

Skyla berjengit karena kaget. Degup jantungnya semakin terpacu.

Dengan tergagap Skyla menjawab, "Aku... hmm aku. Hanya berjalan-jalan tidak bisa tidur."

Hening melingkupi mereka. Sosok itu kembali menatap telaga. Skyla patah-patah duduk di samping makhluk misterius itu.

Skyla pandangi makhluk itu dari samping. Banyak luka goresan menyayat pipi makhluk itu. Satu luka memanjang di pipi kanan makhluk itu masih mengeluarkan darah. Darah yang mulai menghitam.

"Berhenti menatapku! Risih." ucapan makhluk itu membuat Skyla memalingkan wajahnya.

"Maaf." Ucap Skyla berangsur kembali menatap makhluk itu, "Aku Skyla. Kamu siapa?"

Hening kembali menyergap. Lima menit berlalu makhluk itu mendengus, "Aku harus pergi. Selamat tinggal."

Skyla memegangi lengan makhluk misterius itu dan berkata, "Tunggu sebentar. Aku mau tau nama kamu."

"Satu pertanyaan terjawab belum memuaskan seorang manusia karena manusia itu memiliki rasa penasaran yang tinggi." Makhluk itu segera meninggalkan Skyla usai menyelesaikan kalimatnya.

"SKYLA!! SKYLA! Kamu dimana Skyla?" Teriakan itu terdengar dari arah datangngnya Skyla.

Beberapa senter terarah dengan cepat menyusuri setiap pohon. Skyla masih enggan meninggalkan telaga. Namun akhirnya ia meninggalkan telaga juga menuju sumber suara yang menyerukan namanya.

"Skyla! Kamu darimana saja?" Josi segera memeluk Skyla saat melihat Skyla.

"Maaf membuat kalian khawatir. Ayo kita kembali ke penginapan." ujar Skyla yang berjalan mendahului.

"Kamu baik-baik aja kan, La?" Tanya Kwary yang mensejajarkan langkahnya dengan Skyla.

"I'm fine." jawab Skyla masih fokus pada jalanan.

Sebelum meninggalkan hutan Skyla kembali memandangi salah satu dahan pohon yang tinggi namun ia tidak menemukan makhluk itu. Makhluk misterius itu tidak sedang memandangi Skyla dari atas pohon tapi dari balik sebuah pohon.

"Hati-hati Skyla." Ucap sosok itu sesudah Skyla membalik tubuhnya. Sosok itu memanjat pohon dan meloncati setiap dahan pohon semakin ke dalam hutan.

MISI KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang