XI

29 4 1
                                    

Skyla memotong ucapan Hose, "Aku merindukanmu..."

Mereka pun berpelukkan tanpa sadar ada mata yang mengamati. Mata merah.

Dua manusia berlawanan jenis ini terbuai dalam pelukkan hingga mata mereka terpejam. Mereka terlalu terbuai tak menyadari orang dengan mata merah itu mendekat. Tangan kekar menarik rambut Skyla hingga gadis ini terhuyung, melepaskan pelukkannya. Belum sempat kesadaran pulih, orang bermata merah ini menyayat tubuh gadis ini. Darah bercucuran dari punggung Skyla, menggenangi kaosnya.

"Bangsat!" umpat Hose. Dia berlari dengan melayangkan tendangan untuk orang itu. Serdi. "Jangan sakiti Skyla!"

Serdi terpental. Tendangan Hose telak mengenai dadanya membuat darah segar bercucuran dari mulutnya. Skyla yang sudah tak sadarkan diri terhuyung untung Hose berlari secepat kilat menangkap Skyla.

Beberapa orang dari dalam rumah datang mendekat. Keterkejutan dari air muka mereka melihat Serdi meringis dan terkapar di tanah.

Larc menunduk hendak memastikan,"Pak Serdi?"

"To ... tolong. Mereka menyerang saya...." rintih Serdi.

"Pembual!" Maki Hose. "Tangkap dia! Dialah dalang pembunuhan berantai ini."

"BUKAN ... BUKAN AKU!" Serdi menyanggah. Larc sudah memborgolnya tapi dia tetap meronta.

"SKYLA," teriak Dirm. Pemuda ini berlari mendekat. Belum sampai tangannya merengguh Skyla, Hose sudah lebih dulu menggendong gadis berambut legam ini.

Terpaksa Dirm hanya mengekor. Dia membukakan pintu untuk Hose lewat. Hose meletakkan Skyla perlahan di atas tempat tidur. Seprai putih berubah kemerahan karena darah Skyla tak juga berhenti menetes.

"Jangan bengong! Panggilkan dokter!" Hose memerintah, membuat Dirm tersadar dari lamunannya. Dirm pun keluar mencari medis.

"Bertahanlah... Aku mohon," Hose menggenggam jemari Skyla yang sudah pucat.

Dokter masuk ke kamar dengan tergopoh-gopoh didampingi Dirm. Segera dokter memeriksa, nafas, denyut nadi dan mengecek badan Skyla. "Pendarahannya cukup parah. Kita harus segera membawanya ke rumah sakit di kota supaya lukanya ditutup. Segera telpon ambulan!"

Dirm menelpon ambulan dengan segera. Tetapi ambulan dari berbagai rumah sakit tidak ada yang mau mengirim ambulan ke Desa Ada.

Hose segera menggendong Skyla keluar kamar, tapi tangannya dicekal Dirm. "Mau kamu bawa kemana?"

"Kalian terlalu lama. Aku akan mengobatinya sendiri di rumahku. Masih banyak tumbuhan obat di sekitar sini yang mampu menyembuhkan Skyla," Hose kembali berjalan mengeluarkan Skyla.

"Aku ikut." Dirm pun berlari menyusul Hose.

°°°

Mereka sampai di bawah pohon tempat tinggal Hose. Tercengang dengan ketidakmampuan membawa Skyla naik ke rumah.

"Gila! Gimana caranya?" tanya Dirm sembari mendongak ke atas pohon.

"Aku sanggup menggendongnya hingga ke rumah," Hose memindahkan posisi Skyla menjadi ke punggungnya.

"Tapi... Aku khawatir Skyla malah jatuh."

"Kan kamu nyusul di bawahku. Ayo buruan naik!" Hose mulai menaiki tangga-tangga.

Mereka perlahan menaiki tangga mencapai sepuluh menit sampai di pelataran rumah Hose. Wajah Skyla sangat pucat. Bibirnya membiru. Segera Hose membaringkan Skyla di tempat tidurnya. Kemudian dia bergegas ke dapur. Tangan kekarnya mengambil dedaunan, merebus air, menumbuk dedaunan dan memasukkan ke dalam mangkuk. Dedaunan yang belum ditumbuk dimasukkan ke dalam air yang dididihkan. Hose mengaduk-aduk daun dan air itu.

Dirm dengan cemaa terus mondar-mandir di tepi tempat tidur. Matanya memperhatikan Skyla dan mencuri pandang ke Hose. Matanya tertambat pada beberapa figura, membuatnya mendekat. Bingkai kayu dengan menampilkan berbagai wajah Skyla menarik seluruh kesadaran Dirm. Foto yang bukan hanya cantik karena Skyla yang cantik tetapi penuh perasaan dengan angle yang menarik hati. Sirat cinta.

Saingan, gerutu Dirm dalam hati. Ia tahu bahwa Hose bukanlah lawan sebandingnya bila melihat berapa banyak foto Skyla. Dirinya tertarik pada kenangan masa lalu...

"Aku rindu pada pemuda itu. Dulu kami selalu bersama tetapi tiba-tiba dia pergi. Aku tahu dia beda tetapi aku menerimanya namun ia tak percaya. Diri terlalu rendah diri. Padahal aku memilihnya." ujar Skyla dengan masygul. Ia menahan bulir air yang memenuhi kelopak matanya supaya tidak tumpah.

"Bantu aku membuka baju Skyla," ucapan Hose yang tepat di belakang Dirm membuatnya balik badan. Hose segera mendekati Skyla.

Dirm mencerna kembali kata-kata Hose. Tak percaya bahwa Hose ingin membuka baju Skyla. Apa dia akan mengambil kesempatan gila dalam masa kritis Skyla? Tidak mungkin juga karena dia membawa nampan berisi benda aneh kehijauan.

Dirm pun mendekati tepi tempat tidur. Tubuh Skyla telah terbalut kain batik.

Dirm menarik baju Hose dengan geram, "Apa yang kamu lakukan?!" belum sempat dia melayangkan tinju, Hose menangkis.

"Mengobati Skyla." jawabnya dingin.

Hose mencepol rambut panjang Skyla. Kemudian ia membaluri punggung Skyla dengan benda kehijauan, daun yang sudah ditumbuk. Lalu ia mengelap darah-darah dari punggung Skyla. "Lima belas menit lagi Skyla akan siuman. Tinggal kasih minuman dalam cangkir saja. Aku mau mengurus Serdi." dia bersiap meninggalkan rumahnya.

Dirm mencekal tangan Hose, "Aku ga ngerti. Kamu saja yang obati Skyla dan Serdi itu urusanku. Aku pamit."

Sepeninggalan Dirm, Hose terus memandangi Skyla. Anak-anak rambut yang nakal menutupi wajah Skyla ia selipkan ke telinga. Kedua alis Skyla bertautan dan matanya mulai berkedut.

"Kamu sudah sadar, Skyla?" tanya Hose dengan menggenggam jemari Skyla.

"Hose? Perih sekali punggungku."

"Tahan, Sky. Kamu minum obat dulu ya supaya semakin pulih," Dirm membantu Skyla meneguk minumannya.

"Serdi gimana?"

"Kamu pikirkan dirimu dulu. Jamgan pikirkan orang lain. Serdi sudah diurus Dirm. Tenang saja. Sementara hingga lukamu kering, kamu pakai kain saja, ya?" dijawab anggukkan lemah oleh Skyla.

"Terimakasih, Hose. Kamu memang tidak berubah. Aku mohon setelah aku sembuh dan semua selesai, kamu ikut aku."

"Itu... Kamu sehat dulu, Sky...."

Skyla mengacungkan jari kelingkingnya, "Janji padaku. Aku mohon..." Hose pun menautkan kelingkingnya.

°°°

Yeah setelah sebulan terbengkalai karena terlalu banyak tugas dan kegiatan membuat otakku macat, Puji Tuhan bab ini kelar. Sorry lama :) Semoga bab ini memuaskan.

Gimana menurut kalian bab ini?

8-2-2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISI KEMATIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang