Eleven

4.4K 346 2
                                    

Tyas kembali memakai seragam lengkapnya sebagai pramugari Mosca. Bukan, bukan hari ini hari keberangkatannya ke Spanyol.

Hari ini, dia di jadwalkan untuk pergi ke kantor Mosca Air yang ada di kawasan Kuningan. Tyas di wajibkan untuk mengukur seragamnya lagi karena sudah hampir setahun dia tidak memakainya.

"Esta hecho--sudah selesai," kata Jimena, yang mengurus ukuran seragam pegawai pramugari di Indonesia, "Tubuhmu tidak jauh berbeda dari ukuranmu yang terakhir. Malah, cenderung lebih kurus dari pada sebelumnya."

Tyas tersenyum.

"Apa kau diet lagi?" Selidik Jimena.

Tyas membulatkan matanya, lalu menggeleng cepat. Kemudian, sebuah ketukan pintu dari luar mengingatkan bahwa Jimena masih harus mengambil beberapa kain lagi untuk membuat seragam baru pramugari. Yang langsung disanggupi Jimena, dan memintanya untuk menunggu lima menit lagi.

"Muchas gracias, Jimena--terima kasih banyak, Jimena. Terima kasih karena kau sudah selalu menolongku," kata Tyas.

"Ayolah, aku sangat sedih ketika mendengar kau akan mengundurkan diri dari Mosca," jelas Jimena, "Tapi saat aku dengar David memutuskan hubungan kalian, aku lebih sedih lagi."

Tyas merapatkan kedua bibirnya agar air matanya tidak keluar lagi. "I gotta go. See you later, Jimena!"

Jimena tersenyum, "Yea. See you soon, Dear!"

You have 2 new messages.

Tyas membuka lock screen ponselnya dan mendapati dua whatsapp dari dua kontak yang berbeda.

Aikawa Kris
Have to say sorry to you.

Tyas bingung, tapi kemudian dia membuka whatsapp yang satunya lagi.

Leonardo S.
Hit me as you will feel better. Sorry I can't keep it.

Oke, jadi kedua orang ini meminta maaf. Tapi untuk apa? Ada masalah apa?

Tyas yakin kalau Leo sedang bekerja, jadi tak mungkin untuk mengganggunya, sehingga dia memilih untuk membalas Kris.

Tyas Clarissa
What's so serious?
Bilang padaku apa yang terjadi!

Aikawa Kris
Besok kau juga akan tahu.

Tyas mengernyitkan dahinya. Apa maksudnya yang hendak dikatakan oleh Kris?

Tepat di hari Tyas putus oleh David, Tyas pun menangis sejadi-jadinya. Pada akhirnya, orangtua kekasihnya menyetujui hubungannya. Pada akhirnya, dia bisa mendapatkan restu itu.

Tapi, mengapa David memilih untuk putus dengannya?

-----

Di dalam kamar David yang ada di rumah orangtuanya, Tyas seperti merasakan miniatur rumah David. Berbeda dengan shirokaoku yang putih polos tanpa pernak-pernik lain, di kamar ini, semuanya penuh dengan poster, tempelan, buku-buku hukum yang sempat dipelajari David dan beberapa maket hasil karyanya.

"Itu poster pertama yang menjadi favorit Daimon," jelas Desi. "Kamar ini tidak pernah disentuh oleh siapapun. Sehingga, apapun yang ada disini, adalah hasil pilihannya Daimon sendiri."

Tyas melihat beberapa foto yang ada di bingkai yang ada di atas nakas, dan meja belajarnya.

"David suka fotografi?"

Ibunya menggeleng. "Tidak, dia hanya sering meminjam kamera milik Ryoshi dan meminta Ryoshi untuk mencetaknya kemudian."

Pandangan mata Tyas seketika terhenti pada sebuah foto yang ada di pintu lemari putih David. Memorinya seolah mengenal siapa gadis yang ada di dalam foto itu bersama dengan David di pinggiran pantai Pangandaran.

Mr. Laugh and The Airplane GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang