Six

5.3K 376 0
                                    

"Sudah kubilang berkali-kali kalau Fons bukanlah tempat penitipan anak!!!" Seru Kris dongkol kepada istri-istri sahabatnya yang datang di siang bolong sambil menggendong anak mereka masing-masing. Ah, kecuali Clement yang sudah berjalan kesana kemari sesukanya. "Tangisan anak kalian benar-benar memekakkan telinga tahu?!"

Tapi, baik Gaby, Steffi, Rhea dan Eugene sama-sama tertawa ala ibu-ibu sosialita. "Jadi, apa jika kita berkumpul di restoranku akan lebih baik?" Tanya Eugene, "Tapi sebuah restoran yang mendapatkan empat bintang michelin masa menjadi sebuah tempat penitipan anak?"

Kris mendengus. Yah, harus diakui. Memang GAE tidak ada tandingannya. Restoran itu selalu ramai baik pagi, siang, maupun sore dan malam. Apalah arti Fons jika dibandingkan dengan restoran semegah GAE?

"Beruntung Sandy sudah tak serewel dulu lagi ya, Rhe! Dan Ellen sudah tidak seangkuh dulu, seperti ayahnya, Stef!" Gerutu Kris.

"Menurutmu bagaimana dengan anakku?" Tanya Gaby, "Clement seperti apa?"

"Clement... bocah lelaki yang baik dan manis. Ayolah, dia sangat mirip dengan Tatsuya kecil pastinya yang selalu riang, dan bertingkah manis. Dan dia menuruni wajah manis sepertimu, Gab. Beruntung sekali anak kalian."

"Apa itu maksudnya anakku dan Carlos tidak beruntung? Begitu?!" Timpal Rhea.

"Bukan, bukan begitu!" Kris menepuk dahinya. "Sandy... dia sepertinya akan bawel seperti ayahnya. Kemarin kata Carlos saat Sandy belajar jalan, dia sudah bisa berlari kesana-kemari. Kasihan sekali dia menuruni sistem motorik sepertimu."

"Kejam sekali kau, Kris!!!" Seru Rhea.

"Mama!!!" Seru Clement si Bocah yang paling disayangi oleh David dan Kris. "Dedek Noel boleh jadi dedeknya Clement nggak?"

Pertanyaan polos Clement malah membuat Gaby tersenyum. Seolah, dia tidak terkejut sama sekali. Seolah, dia sudah menjadi ibu yang berpengalaman. Nyatanya, memang begitulah adanya.

"Nggak boleh, Sayang. Nanti kalau kamu mau adik, bilang sama Papa ya.."

Kris tertawa geli. Tapi kemarin Tatsuya mengatakan memang dia sedang dalam rencana untuk membuat adik bagi Clement. Karena Clement rewel sekali ingin meminta teman bermain. Apalagi, sejak Noel, anak Leo dan Eugene lahir tiga bulan lalu.

"Contohlah Eugene dan Gaby yang memiliki naluri keibuan yang baik. Bukannya brutal seperti kalian!"

"Hei!!" Seru Steffi dan Rhea berbarengan.

"Itu berita tentang David lagi?" Gumam Eugene yang masih menggendong Noel yang sedang tertidur, saat dia melihat layar TV Fons memunculkan berita tentang David. "Bukannya dia ada konferensi pers di Jepang?"

Kris melihat tanggal di jam tangannya. "Oh, dia sudah pulang hari ini." Kris langsung menambah volume TV itu agar lebih terdengar.

"Ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, tadi malam, komedian David Kajima yang baru mendarat dari Jepang itupun langsung dijemput oleh Sang Pujaan Hatinya. Disebut-sebut gadis yang bernama lengkap Ayuningtyas Clarissa itu sudah menanti kedatangan David sejak dua jam sebelum pesawatnya mendarat. Gadis yang merupakan seorang pramugari dari maskapai Mosca Air yang berafiliasi di Spanyol tersebut akhirnya di konfirmasi David sebagai tambatan hatinya. Lantas, bagaimanakah perasaan David saat dirinya dijemput oleh Dara Jawa tersebut? Kita simak sebagai berikut.."

Layar TV itu berganti menjadi tayangan Bandara dan wajah David pun muncul seiring dengan Tyas, yang menungguinya itu memeluknya saat David keluar dari boarding room.

Lalu keluarlah pertanyaan-pertanyaan yang tak terekam oleh suara kamera, namun suara David dengan jelas menjawab pertanyaan tersebut satu per satu. Dan itulah yang terdengar di layar kaca.

Mr. Laugh and The Airplane GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang