Therapy Never Happens

5K 58 0
                                    

Tony P.O.V

"Kenapa aku harus di therapy sih? Aku udah sembuh"ucapnya manja

"Karena kau belum sepenuhnya pulih sayang"ucapku sambil menggenggam tangannya

Well, Barney sudah diperbolehkan pulang dua hari yang lalu dan sekarang kita sedang ada di koridor rumah sakit untuk bertemu dokter yang akan melakukan therapy untuk Barney.

"Pasti sakit.."Gumam Barney

"Ini tidak akan sakit sayang"

Kamipun masuk ke dalam ruangan dokter Brenda. Itu yang tertera dipintu sih.

####

"Boleh aku berbicara pada anda sebentar?"ucap Dr. Brenda

"Ya tentu saja"ucapku

Barney sedang ke kamar mandi dia ingin buang air.

Akupun masuk kedalam ruang Dr. Brenda, cukup nyaman dengan sofa kulit berwarna peach berjumlah dua buah dan berada di sudut ruang dan satu end table yang kurasa dipakai Barney untuk therapy tadi.

"Aku ingin bertanya siapa yang menyuruh Barney untuk di therapy?"

"Oh itu dokter yang kemarin menanganinya di UGD. Memang kenapa dok?"

"Dokter itu bisa kupastikan salah diagnosa. Barney memang trauma tapi dengan kau berada disisinya itu sudah cukup untuk menghilangkan traumanya. Kau taulah.. bilang padanya kalau semua akan baik-baik saja pada saat trauma itu datang menghampirinya, dia memang bisa panik tapi tidak mengamuk seperti orang gila. Dia hanya akan keringat dingin dan bergetar susah bersuara. Itu gejala yang sudah-sudah. Aku menyarankan dia tetap konsultasi tapi bukan untuk therapy."

"Oh syukurlah.."

"Tak ada yang perlu dicemaskan, kufikir dia sudah diberi obatkan kemarin untuk kepalanya?"

"Ya dok"

"Cukup minum saja obat itu aku takkan meresepkan apa-apa"

"Terima kasih dok"

"Dan satu lagi.. dia bilang dia sangat beruntung punya tunangan sepertimu Mr. Jade"Dr. Brenda tersenyum

Akupun tersenyum

"Kami sedang merencanakan pernikahan dan hari dimana dia terjebak di lift adalah hari kami akan tinggal bersama. Aku tak bisa membayangkan apa yang terjadi padaku jika ia meninggalkanku"ucapku

Kenapa jadi curhat ya? What so ever.

"Okay. I think thats it"

Pintu terbuka dan Barney datang dengan membawa sebuah majalah.

"Tony is that you?"ucap Barney menunjuk cover majalah tersebut.

"Ya.. why?"ucapku agak sedikit aneh karena dia menanyakan hal konyol

"Aku tak pernah berfikir bahwa tunanganku sebegitu terkenalnya"

"That was a bussiness magazine hun.. not a vogue"ucapku sambil menahan tawa

"Iyasih tapi berarti kamu hebat banget bisa masuk kesini... cover story loh!"ucapnya semangat

Kecelakaan kemarin membuatnya menjadi sedikit aneh dan aku lupa untuk menanyakannya ke dokter mungkin nanti.

"Anyway kamu laper ga? Makan yu.."

"Iya aku laper tapi kita pulang aja ya... aku masakin kamu"ucapan dia membuatku membeku

Apakah kami harus ke apartemen dulu? Atau langsung ke rumahku?

"Ayo.. aku pengen ke rumah kamu.. bukan ke apartemen yang itu..."

Sex AddictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang