Chap 10 - Drey!

578 30 0
                                    

Hai ceman-ceman *Tebar batu*

author ngapdet lagi nihh ^^

so, I hope you like this pasrt :*

and don't forget to vote and comment this part

thx before ^^

.

.

.


"Tongkat sialan!" gerutu Sam, sembari mencampakkan asal tongkat-nya itu. Dengan hati-hati, Sam berjalan tanpa tongkat menuju kulkas pribadi miliknya. Berjalan memakai tongkat hanya merepotkan saja gerutu Sam. Dia pun membuka pintu kulkas tersebut dan mengambil minuman soda dan membawanya ke atas tempat tidur. Dia meneguk beberapa kali soda tersebut.

"Oh iya, tumben Stacy tidak ke kamar ku." Ujar Sam. Sam pun beranjak dari kasur-nya berniat mencari Stacy. Dia pergi keluar dari kamar-nya. Dia menuruni anak tangga yang sangat panjang itu. Dia mendapati keadaan rumah yang sangat sepi. "Mom, Dad!" teriak Sam. Hanya suara Sam lah yang menggema di ruangan besar ini. Kenapa sepi sekali pikir Sam. Dia pun pergi menuju kamar ayah dan ibu-nya. Tok...tok...tok Sam mengetuk pintu kamar ayah dan ibu-nya, tapi tak ada sahutan dari dalam. Dia pun memutar kenop pintu kamar tersebut. "Tidak ada siapa-siapa." Ujar Sam, yang sudah ketakutan. Dia pun pergi meninggalkan kamar ayah dan ibu-nya. Dia melangkahkan kaki-nya menuju kamar kosong yang berada di samping kamar ayah dan ibunya.

"Uhh, bau apa ini." Gerutu Sam. Sontak dia langsung menutup rapat hidung-nya. "Tu-tunggu. Aku sangat mengenal bau ini. Ini... seperti bau anyir darah." Ujarnya. Lalu dia mengikuti arah bau ini yang membawanya menuju sebuah pintu kecil. Sepertinya ini ruang rangkak. Aku baru tahu kalau di rumah ini ada ruang rangkak  pikir Sam.

"Sam?" panggil seseorang. Sontak Sam sangat kaget. Dia langsung mencari asal suara.

"Mo-mom?" Ujar Sam gugup.

"Kamu ngapai disini?" tanya Mom.

"Uhm, ta-tadi aku mau nyari Stacy." Sahut Sam.

"Stacy sudah tidur di kamar Mom. Kamu cepat pergi tidur." Pinta Mom.

"Huh." Sam mendengus kesal. Dia pun pergi meninggalkan ibu-nya. Dia berjalan dengan langkah yang pincang menuju kamarnya. Dia masih memikirkan tentang ruang rangkak yang berada di kamar kosong tersebut. Aku akan meneliti ruang rangkak itu di lain hari umpat Sam.

Sam pun langsung membaringkan tubuhnya. Dan memejamkan mata-nya. Tal terasa dia sudah tertidur lelap.

***

Dengan langkah yang masih sedikit pincang, Sam menyusuri koridor sekolah, menuju kelas-nya.

BRUK! Sam terjatuh.

"Arrghh! Tongkat sialan!" rutuk Sam saat tongkat-nya itu menyenggol batu kerikil yang lumayan besar.

"Perlu bantuan?" ujar seorang pria sembari mengulurkan tangan-nya kepada Sam. Suara itu tak asing bagi Sam. Sam pun melirik pria itu.

"Ti-tidak perlu. Aku bisa sendiri." Sahut Sam. Dengan cepat dia mencoba berdiri.

"Awww..." rintih Sam. Dia tak bisa berdiri. Rasanya kaki-nya bertambah saja sakitnya.

"Sudah kubilang. Sini biar kubantu." Paksa Drey. Drey pun merangkul pinggang Sam, dan membantunya untuk berdiri. Ya Tuhan, kenapa aku jadi deg deg-an kayak gini umpat Sam dalam hatinya.

"Ini tongkat mu." Ujar Drey sembari memberikan dua buah tongkat kepada Sam.

"Terimakasih." Ujar Sam dingin, berlalu meninggalkan Drey.

-Drey POV-

Ya Tuhan, jujur saja, aku benar-benar merindukan Sam. Wanita yang sudah lama ku idamkan. Tapi aku tak bisa mengungkapkannya. Aku sangat kaget, saat dulu aku mengetahui kalau dia menyukai-ku. Aku sudah menganggapnya sebagai kakak ku sendiri. Maka dari itu, aku mulai menjauhinya. Terkadang ada rasa sakit saat aku menjauhinya. Aku merindukan tawa-nya yang dulu sering kudengar. Sekarang aku mulai meyakinkan, kalau aku sudah jatuh cinta terhadapnya. Aku ingin mengembalikan waktu-waktu indah yang pernah aku jalani bersamanya. Ya, aku harus mengembalikan semuanya seperti sedia kala. Tapi, sekarang entah kenapa dia juga mulai menjauhi-ku. Kurasa dia sudah menyadari semuanya. Ini semua memang salah ku. Aku memang bodoh! Kenapa aku tak bisa mengerti terhadap perasaanku sendiri. Aku sungguh menyesal. Aku berjanji, akan membawa Sam kembali ke dalam kehidupanku!

***

-Author POV-

Bel pulang sekolah telah berdering. Seluruh siswa-siswi Tamahide berhamburan dari kelas-nya. Tampaklah seorang gadis yang berjalan pincang tengah melangkahkan kaki-nya keluar dari kelasnya.

"Hei! Bisakah langkahmu kau percepat! Banyak yang mau keluar. Seperti siput saja." Gerutu pria yang berada di belakang Sam.

"Kau tidak lihat apa?! Kaki ku sakit. Punya mata tidak?!" bentak Sam.

"Siapa suruh kakimu sakit, ha?! Awas!" pria tersebut langsung mendorong tubuh Sam, dan Sam pun terjatuh. "Aduhh!" rintih Sam.

"Hei, Steve! Kau tidak punya sopan santun ya. Sudah tau kaki-nya sakit, kau malah mendorong-nya." Sahut seorang wanita sembari memaki pria yang mendorong Sam itu.

"Itu bukan urusanku." Ujar Steve datar.

"Cepat bantu dia berdiri! Dan minta maaf!" Ujar wanita itu yang ternyata dia adalah ketua kelas di kelas Sam.

"Kenapa tidak kau saja yang membantunya." Ujar Steve.

"Cepatbantu! Atau kumasukkan namamu ke buku kasus." Ancam Kaila, ketua kelastersebut.


hohohohoho... 

sorry kalo ceritanya pendek :v 

tenang aja, nanti aku apdet lagi :p

jangan lupa vote sama comment!!!!!

 Salam kecup -Varsnta-


A Psycopath LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang