aku next lagi ya ceritanya :p
jangan pernah bosan yan nunggu cerita ku ^^
voment nya juga jangan lupa :p
.
.
.
.
-Sam POV-
"Sial! Aku lapar sekali." Rutukku sembari memegangi perut-ku. Ya, dari tadi aku belum makan. Mungkin orang-orang biadap itu sudah makan di cafe. Ya, itulah kedua orangtua ku. Dari kecil aku tak pernah diperdulikan. Aku selalu dibiarkan. Tidak seperti Stacy. Walaupun dia anak angkat, dia selalu mendapatkan perhatian lebih dari kedua orangtua ku. Entah apa kekurangan ku. Heh. Biarkan sajalah.
"Uhh, cacing di perut-ku sudah demo. Aku malas pergi keluar. Lagian apa yang mau ku makan? Ikan yang sudah dikasih ke kucing itu? Gila." Rutukku tak jelas. Aku pun berbaring di tempat tidurku sejenak menghilangkan rasa lapar ku.
Tok...tok...tok. "Siapa lagi yang mengganggu malam-malam begini." Aku segera beranjak dan membukakan pintu.
"Stacy. Ayo masuk." Ujarku sembari menggenggam tangannya. Aku langsung menaikkan-nya ke atas tempat tidur ku.
"Kak, apa kau lapar? Aku membawakan makanan-makanan ini untuk-mu. Mom yang menyuruh ku." Tangan mungil Stacy bergerak sangat lincah. Dia mengulurkan kantong plastik putih yang berisi makanan. Aku pun mengambil-nya.
"Terimakasih." Balasku sambil membelai rambutnya.
"Tangan-mu kenapa?" tanyanya saat melihat perban yang ada di pergelangan tangan-ku.
"Tidak apa-apa. Hanya terkilir saja." Balasku menggunakan bahasa tangan. Dia hanya tersenyum. "Ya sudah. Aku makan dulu ya. Aku sangat lapar. Dan kau tidur diluan. Have a nice dream." Aku membaringkannya, dan menarik selimut sampai ke dadanya. Saat nya makan!
***
Aku berjalan di koridor sekolah, menuju kelas. Masih sepi seperti biasanya.
"SAM!" teriak seseorang. Aku pun mencari arah suara tersebut.
"Ada apa?" tanyaku. Ternyata Miku, Mischa, dan Vomi. Sepertinya mereka akan menanyakan tentang Aiko.
"Kau tau dimana Aiko berada?" tanya Miku.
"Ha? Aiko? Aku tidak tahu. Emangnya dia kemana?" tanyaku dingin.
"Jangan sok-sok tidak tahu kau! Aku tahu pasti kau yang melakukan semua ini, SAM!" bentak Miku. Seketika air mata mengalir di pipi-nya. Cengeng. Aku pun mendekati Miku. Aku menatap tajam matanya. Perlahan dia ketakutan. Dia terus mundur ke belakang.
"Kalau aku tahu dia dimana, kau mau apa, ha?!" ujarku pelan sembari menekan setiap kata yang kuucapkan.
"Tolonglah kembalikan dia, Sam." Ujarnya sembari terus menangis.
"Tenang saja, Mik. Aku sudah mengembalikannya. Ke 'neraka'!" aku menekan kata 'neraka'. Sontak dia sangat terpukul.
"Ma-maksud mu, dia telah... telah..."
"Ya! Dia telah MATI!" ujarku dingin. Miku terjatuh ke lantai. Tubuhnya bergetar hebat. Mischa dan Vomi pun menangis. Kasihan.
"Kau... kau harus ku laporkan ke polisi!" ujar Miku sembari bangkit berdiri. Badannya masih saja bergetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Psycopath Love
حركة (أكشن)Cinta itu buta, sebuta hati mu. aku seperti ini karena CINTA. CINTA telah membutakan hatiku. CINTA sudah menguasi diriku. CINTA-lah yang membawaku ke dunia ini. aku tak bisa menahannya lagi. MAAFKAN AKU!