Jangan lupa vomment!
WARNING! Typo bertebaran!
.
.
.
Matahari mulai menampakkan dirinya. Cahaya matahari pun masuk melalui celah-celah jendelaku. Aku pun terbangun.
"Hoaamm!" aku menguap sangat lebar. Aku pun beranjak dari kasur ku, menuju kamar mandi. Ya, siap-siap pergi ke sekolah. Dan hari ini tidak ada pelajaran Fisika. Yuhu!
Jam menunjukkan pukul 6.30. aku sudah siap. Aku sudah memakai seragam sekolah ku, dan sarapan. Saatnya berangkat. Aku pun memakai sepatu sekolahku.
"Ma, Pa, Sam berangkat dulu!" teriak ku dari luar.seperti biasa tak ada sahutan dari mereka. Tak penting. Aku pun berjalan menuju sekolahku.
***
"Hei! Kalian tahu, katanya miss Lauren hilang. Dari kemarin dia tak kembali kerumahnya." Ujar salah seorang temanku ke teman yang lainnya. Aku tersenyum puas.
"Hei, Sam!" seseorang menghentikan langkahku. Aku pun menoleh ke arah suara.
"Ya?" ternyata dia Liana, teman dekatku. Kami berbeda kelas.
"Kau sudah tau kalau Miss Lauren menghilang?" tanya nya histeris.
"Tidak. Lagian apa urusannya dengan ku. Aku tidak menculiknya." Ujarku dingin.
"Heh. Siapa yang menuduhmu kalau kau yg menculiknya. Dasar bodoh." Ujarnya sambil memukul pundak ku. Aku tertawa kecil. Jujur saja, hanya Liana lah yang mau berteman dengan ku. Dialah satu-satunya orang yang peduli padaku.
"Lagian aku saja tak selera menculiknya. Kau lihat saja tubuhnya yang super big itu. siapapun tidak ada yang mau menculiknya.Hahahaha." aku tertawa sangat kuat. Jarang-jarang aku tertawa seperti ini. Liana pun ikut tertawa.
"Dasar! Wanita-wanita aneh." Ejek seorang wanita tak lain adalah Miku. Anak ini selalu saja membuat masalah. Aku pun menghampirinya.
"Apa maksud mu aneh, ha?!" bentak ku. Dia tertawa kecil seraya menghinaku.
"Cih! Tentu kau yang aneh. Orang-orang lagi berduka, kau malah menghina guru mu sendiri." Sahut nya.
"Urusan nya sama ku apa, ha?! Kan yang ku hina dia, bukan kau! Jangan ngurusi hidup orang, toh hidup mu aja belum beres." Balas ku.
"Sial!" Miku hendak menamparku.
"Berhenti! Ada apa ini ribut-ribut. Kalian seperti anak-anak saja." Seorang pria melerai kami berdua. Dia adalah Drey, pria yang sudah lama kusukai. Ya, walaupun dia adik kelas ku, tapi dia sangat dewasa. Tapi, sifat nya sangat dingin. Heh. Dulu aku dengan nya sangat dekat, bagaikan kakak adik. Tapi entah kenapa saat dia tau kalau aku menyukainya, dia berubah drastis. Dia mulai menjauhi aku. Entah apa salahku. Dia seperti tak mengenal ku lagi. Aku sudah dilupakannya mungkin. Sering sekali, jika aku melihatnya bersenda-gurau bersama teman-temanku, hati ku sangat hancur. Dulu aku sering seperti itu bersamanya. Sekarang? Aku hanya bisa menatapnya dari jauh secara diam-diam, melihatnya bersama teman-temanku. Sungguh malang nasibku. Heh, aku sangat ingin seperti dulu lagi.
"Hei! Kenapa kau diam saja?" tanya Drey. Oh tidak! dia bertanya kepada ku? Oh God, aku tak percaya ini. Aaaaa! Aku sangat bahagia.
"Uhm, ti-tidak apa-apa. Aku harus pergi." Ujar ku seraya melangkahkan kaki ku dan pergi meninggalkan mereka. Oh Tuhan, aku sangat merindukan seorang Drey yang seperti dulu. Tak kusadari, air mataku menetes. Arghh!
"Drey, aku sangat merindukanmu. Kau sudah melupakan ku." Ujarku sambil menangis tersedu-sedu. Aku pun pergi ke arah taman belakang sekolah. Disini sangat sepi.
"Sam?" ada seseorang memegang bahuku dari belakangku. Dan itu suara laki-laki. Aku pun menoleh ke belakang.
Oh Tuhan, ternyata dia! Drey, ya Drey. Aku tidak bermimpi kan. Oh god, kalau ini mimpi, kumohon jangan bangunkan aku.
"D-Drey!" aku sangat kaget. Sontak aku langsung berdiri.
" Drey?" tanyanya. Ah! Ternyata hanya halusinasiku saja. Dia bukan Drey. Lagian mustahil dia datang menemuiku.
"Uhm, ti-tidak. Maaf. A-ada apa Liana?" tanyaku.
"Kau tidak apa-apa kan? Terus kenapa kau tadi menyebut nama Drey sambil menangis begini?" tanya Liana khawatir.
"A-aku tidak apa-apa." Ujarku sambil pergi meninggalkannya, menuju kelas.
Sial! Kenapa aku jadi begini? Air mata apa ini? Aku tak perlu menangisinya. Dia hanya laki-laki biadap. Oh ayolah, Sam. Kau ini wanita kuat, kenapa kau jadi lemah seperti ini. Jika kau benci terhadap wanita-wanita yang mendekati Drey, bunuh saja. Itu akan membuat mu merasa puas. Arhgg! Bisikan-bisikan dikepala ku ini sangat bising.
"Drey, tunggu aku sayang." Teriak seorang wanita tak lain adalah Aiko. Aiko adalah salah satu wanita yang menggemari Drey. Ya, Drey sangat digemari oleh wanita-wanita di sekolah ini. Tapi Drey tidaklah suka mempermainkan hati wanita. Dia orang yang sangat sejati terhadap pasangan. Tapi, entah kenapa sikapnya kepada ku berbeda. Lagian kenapa Aiko memanggil 'sayang' kepada Drey. Ada yang tak beres.
"Ayo, Aiko. Cepat. Bisakah langkahmu kau percepat sedikit." Teriak Drey yang sudah jauh meninggalkan Aiko. Aiko kewalahan mengejar Drey. Mau kemana mereka? Ya, aku harus mengikutinya. Aku pun mengikuti mereka ke sebuah tempat yang sangat familiar. Ya, gudang sekolah. Mau ngapai mereka kesini? Aku pun bersembunyi di balik tembok yang tak jauh dari gudang itu.
thanks yang udah baca :)
sorry kalo banyak typo nya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
A Psycopath Love
AcciónCinta itu buta, sebuta hati mu. aku seperti ini karena CINTA. CINTA telah membutakan hatiku. CINTA sudah menguasi diriku. CINTA-lah yang membawaku ke dunia ini. aku tak bisa menahannya lagi. MAAFKAN AKU!