Bab 8

47.6K 3.1K 12
                                    

Melissa masih ada di ruangan serba putih yang selalu didiaminya itu. Masih tempat tidur yang sama, bau antiseptic yang sama serta pertanyaan tanpa jawaban yang sama. Mereka tak membiarkannya melakukan apapun. Stacy selalu datang menemuinya saat jam kerjanya berakhir atau di sela - sela jam istirahatnya. Stacy berusaha menjawab semua pertanyaannya. Tapi tetap saja dia tak bisa memberikan jawaban tentang pria yang menjadi ayah dari anaknya. Hanya namanya Ali. Tanpa nama belakang.

Stacy mengatakan dia bukan wanita yang akan melakukan seks bebas. Dia dan Ali sudah bersama hampir setahun sekarang. Satu - satunya rahasia yang disimpan Melissa dari Stacy adalah tentang Pria itu. Mengapa begitu? Sebenarnya bagaimana hubungannya dengan pria itu. Tumpukan pertanyaan terus bertambah di kelapanya.

"Bagaimana kabarmu hari ini?" Dokter Mike menyadarkannya dari lamunan.

"Baik," jawabnya singkat.

"Kau tahu kau tak boleh banyak berpikir Mel, itu tak baik untuk tubuh dan bayimu. Bukankah kau bertahan selama ini demi bayimu?" kata dokter Mike lembut sambil memeriksanya.

"Tapi semua pertanyaan itu terus muncul dan tak ada yang bisa menjawabnya. Bagaimana jika ternyata aku bukan orang yang baik? Bagaimana aku akan membesarkan anakku nanti?" tanyanya mulai histeris lagi.

"Dengar, fokuslah pada kesehatan dan bayimu. Bisa ku pastikan kau orang yang baik. Kau punya teman - teman yang baik. Mereka akan membantumu melewati semua ini. Kau akan menjadi ibu yang hebat. Tenang saja. Semua akan baik - baik saja."

"Aku punya kabar baik untukmu."

"Benarkah?" tanyanya bersemangat.

"Kau bisa pulang besok. Kau sudah sehat sekarang, berat badanmu cukup dan bayimu dalam kondisi yang sangat baik." Katanya meyakinkan.

"Benarkah?" Tanyanya lagi lebih bersemangat. Dia sudah sangat bosan berada di ruangan ini. Sebulan lebih dia berada di tempat ini. Mereka terus menjaganya sampai kandungannya aman. Jika dia keluar dari sini, dia bisa mulai mencari jawaban dari semua pertanyaannya. Melissa memandang ke perutnya yang mulai terlihat membulat.

"Tapi kau harus ingat untuk selalu menjaga dirimu terutama makananmu."

"Ya, tentu saja." Melissa benar - benar bersemangat sekarang. "Ah, dokter?" Dokter Mike kembali menatapnya setelah menuliskan catatan di notenya. "Apakah aku bisa bekerja?" Tanya Melissa hati - hati.

"Hmm, aku rasa tak masalah, selama kau menjaga kondisimu stabil. Jangan memaksakan diri mengingat dan bekerja. Lakukan saja semampumu."

"Stace, dokter mengatakan aku bisa keluar besok." Seru Melissa pada Stacy yang berdiri di depan pintu. "Benarkah, syukurlah," jawab Stacy mencium pipinya dan duduk di samping tempat tidurnya.

"Yah, aku akan menyiapkan surat pelepasannya. Bye Stace," Dokter Mike baranjak ke luar ruangan tapi lalu kembali mengahdap mereka. "Dan jangan lupa kau harus control kemari bulan depan untuk melihat perkembanganmu." Katanya lalu keluar ruangan tanpa menunggu jawaban.

"Aku punya kejutan untukmu," kata Stacy lalu menoleh ke pintu, sepertinya semua orang berniat memberi Melissa kejuatn hari ini. "Bee masuklah" seru Stacy.
Seorang wanita masuk ke ruangannya, dia wanita yang cantik dan punya senyum yang manis. Sepertinya mereka seumuran, Melissa merasa wanita itu tak asing tapi Melissa juga tak bisa mengenalinya. Melissa melihat Stacy bertanya.

"Ini Bianca Mel, Dia pemilik café tempat kita biasa bertemu. Kau juga sering kesana sendiri dan berbincang dengannya. Kau sering bilang kau tinggal di gedung apartemen disekitar café Bianca, tapi tak pernah memberitahu kami persisnya dimana. Kami sudah mencari apartemenmu tapi..."

Billionaire's Pregnant MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang