Ali tidak bisa menggambarkan perasaannya. Dia melihat bayi mereka dari sebuah layar kecil yang ada didepannya. Dokter Shandy menerangkan setiap bagian tubuh bayi mereka. Bayi itu terlihat begitu kecil. Tanpa sadar tangannya menggenggam tangan Melissa yang sedang berbaring. Melihat bayinya secara langsung membuatnya semuanya terasa lebih nyata. Dia akan menjadi seorang ayah. Astaga. Dia bahkan tak pernah membayangkan dirinya menikah.
Ali menunggu perasaan itu muncul, bukankah seharusnya dia merasa takut, marah, tidak siap atau apapun. Tapi tak ada yang terjadi. Yang ada hanya perasaan hangat yang menyesap masuk ke hatinya.
"Kita akan mendengar detak jantungnya." Dokter Shandy mengumumkan tahap selanjutnya yang akan dilakukannya pada Melissa.
Deg deg deg deg
Dokter Shandy memperbesar volume suara itu, membuat seluruh ruangan dipenuhi suara detak jantung yang teratur. Perasaan Ali semakin membuncah. Masih menggenggam tangan Melissa, Ali menoleh pada wanita itu dan tersenyum padanya.
"Bayimu sehat. Tapi kau kehilangan sedikit berat badanmu." Kata Dokter Shandy sambil mengelap perut Melissa dan membantunya merapikan pakaiannya. "Kau tahu kan, kesehatanmu mempengaruhi bayimu Mel."
"selain berat badanmu yang turun kurasa semuanya baik - baik saja. Jika kau merasakan sesuatu yang aneh kau harus langsung mengatakannya. Sebelas minggu lagi dan kau bisa menggendongnya." Dokter Shandy berkata dengan riang.
"Baiklah, terima kasih Dok."
"Sampai jumpa."
Ali dan Melissa keluar dari ruangan Dokter Shandy dan kembali berada di lorong rumah sakit yang ramai. "Bisakah kau menunggu disini?" Tanya Melissa pada Ali. "Aku hanya akan menyampaikan apa yang dikatakan Dokter Shandy pada Dokter Mike dan segera kembali. Tidak ada yang serius. Hanya rutinitas biasa." Tambahnya saat melihat Ali mengerutkan keningnya.
"Baiklah. Kau bisa langsung menemuiku di halaman depan. Aku akan mengambil mobil dan kita bisa langsung pergi dari sini."
"Ide yang bagus."
Mereka berpisah jalan. Melissa segera menuju ruangan Dokter Mike. Untungnya sedang tak ada pasien di ruangannya. Sehingga perawat langsung menyuruhnya masuk.
"Hei Mel. Bagaimana?" Dokter Mike mengalihkan pandangannya dari file yang sedang dibacanya ketika melihat Melissa memasuki ruangannya.
"Semuanya baik." Jawab Melissa.
"Kalau begitu tak ada yang perlu dikhawatirkan. Apa ada yang lain?"
"Umm tentang Ali." Melissa bingung bagaimana harus menyampaikan apa yang ada di pikirannya tentang pria itu. Tapi dia butuh pendapat orang lain. Dia tak bisa bicara pada Stacy mengingat bagaimana Stacy membenci pria itu.
"Duduklah dulu." Dokter Mike menunggu Melissa duduk lalu melanjutkan. "Apa ada yang kau ingat tentang Ali?"
"Aku tidak benar – benar mengingatnya. Tapi, saat melihat matanya aku merasa mengenalnya. Tapi juga tidak mengenalnya. Entahlah. Aku bingung. Dia bersikap sangat baik padaku dan aku juga merasa nyaman, dan ingin lebih mengenalnya. Tapi entah mengapa aku merasa ada yang tidak benar."
"Apa kau merasa dia orang jahat?"
"Tidak. Bukan begitu. Kurasa dia orang yang baik, tapi entahlah."
"Bagaimana jika kau menggunakan cara yang sama saat mengenali Stacy dan Bianca dulu. Kau bisa bertanya pada Ali tentang kesehariannya. Melihat foto – foto kalian, mungkin kau juga bisa datang ke rumahnya. Kau jauh lebih cepat mengenali Stacy saat tinggal bersamanya kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire's Pregnant Mistress
RomansaMelissa tak mengerti apa yang merasuki Ali. Bisa - bisanya pria itu menuduhnya berkhianat. Apakah kebersamaan mereka selama ini tak berarti apapun. Dia merelakan segalanya demi pria itu. apartemen, pekerjaan, bahkan kebebasannya. Memang benar Ali bi...