Wow, tak sadar ternyata sudah 2 tahun sejak saya update terakhir. Mohon maaf buat semuanya yang menunggu lama... Tapi kabar baiknya saya sudah resmi menjadi Dokter Hewan yey ^^v
Terima kasih dukungannya semuaa.. XOXO
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ali terbangun dengan kepala berdentum dan seluruh tubuhnya kaku akibat tidur di sofa yang tak muat untuk tubuhnya. Cahaya matahari menyengat matanya meski matanya masih tertutup. Ali mengerang keras dan berusaha menutupi matanya dengan lengan.
"Kau sudah bangun?" Ali merasa Nathan berteriak keras padanya.
"Arrggghhh! Diamlah!! Tutup tirainya."
"Apa yang kau katakan? Kau masih dikantorku." Nathan memandang kakaknya dan tertawa kecil. Tentu saja kakaknya pasti sakit kepala mengingat banyaknya alkohol yang diminumnya semalam. Kantor Nathan memiliki jendela besar yang menyajikan pemandangan kota dibawahnya tapi tak pernah ada tirai yang menggantung disana. Nathan beranjak mengambil obat sakit kepala dan meletakkannya di meja dengan sebotol air minum.
"Minum ini." Katanya pelan. Membantu Ali untuk duduk. "Kau bisa memakai pakaianku. Staff akan mulai berdatangan umm... 10 menit lagi." Tambahnya sambil melihat jam tangannya.
Ali berusaha duduk sambil menekan kepalanya yang masih berdentum. "Ughh... Bisakah kau diam?"
Nathan memutuskan diam saja dan menyerahkan obat sakit kepala dan air minum pada Ali yang dengan segera ditenggak Ali. Untung saja Ali tak mabuk sampai muntah. Sudah cukup buruk kakaknya itu menghancurkan ruangannya. Barangnya berserakan dimana-mana. Nathan hanya bisa menghela napas melihat ruangannya, untung saja dia sempat mengamankan berkas – berkas yang harus dikerjakannya hari ini.
Setelah sakit kepalanya sedikit mereda Ali memeriksa ponselnya yang ternyata sudah mati.
"Kau bisa charge ponselku? Aku akan mandi dan berganti pakaian sekarang." Kata Ali menyerahkan ponselnya pada Nathan.
"Kau akan mandi disini?"
"Tentu saja, kau kan sudah menawarkan pakaianmu padaku. Dan tak ada seorang pun yang boleh melihatku seperti ini."
"Kalau begitu cepatlah. Semua yang kau butuhkan ada di kamar mandi, pakaian gantinya ada disana." Kata Nathan menunjuk lemari kecil didekat pintu yang mengarah ke kamar mandi.
Tanpa mengatakan apapun Ali segera menuju ke kamar mandi. Air hangat yang keluar dari shower-jet kamar mandi Nathan segera meredakan semua sakit ditubuhnya akibat tidur di sofa yang tak muat untuknya. Saat dirinya keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian, Nathan sedang membaca sesuatu dipangkuannya. Terlihat beberapa tumpukan berkas di meja di depannya.
"Itu ponselmu." Kata Nathan menunjuk ke meja kecil sebelah sofa tempat Nathan mengisi dayanya. Dengan menggeser semua barang yang ada di meja ke lantai Nathan akhirnya bisa memulai pekerjaannya. Nathan bisa menggunakan ruang rapat untuk bekerja semantara waktu. Sisanya biar OB yang membereskan saat Ali sudah pergi nanti.
Ali mengecek ponselnya yang ternyata masih belum separuh terisi dan kembali pada Nathan. "Tentang kemarin..." dia ingat jelas apa yang dikatakan orang – orang yang bekerja sama dengan Nathan untuk megungkap kasus pencurian itu dan juga kejadian setelahnya. Bagaimana dirinya bisa menghadapi Melissa sekarang.
"Tak perlu dipikirkan. Kita akan menemukan waktu yang tepat untuk menangkap mereka."
"Aku tak peduli itu. Bagaimana aku bisa mengadapi Melissa sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire's Pregnant Mistress
RomanceMelissa tak mengerti apa yang merasuki Ali. Bisa - bisanya pria itu menuduhnya berkhianat. Apakah kebersamaan mereka selama ini tak berarti apapun. Dia merelakan segalanya demi pria itu. apartemen, pekerjaan, bahkan kebebasannya. Memang benar Ali bi...