Thanks to @nayauuuuuuu ternyata masih setia..
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Ada apa Al?" tanya Melissa seraya membalas pelukan Ali. Entah mengapa Melissa merasa pria itu sedang sangat sedih dan tertekan. Ali sekarang bahkan memeluknya sangat erat.
"Tak apa. Semuanya baik-baik saja." kata Ali melepaskan pelukannya dan memandang Melissa. "Kau baik-baik saja?" Ali malah kembali bertanya padanya.
"Tentu saja. Tapi, kau sepertinya sedang ada masalah, aku bisa kembali lagi nanti."
"Tak ada yang perlu dikhawatirkan." Kata Ali, tersenyum padanya. "Katakan apa yang kau butuhkan."
"Baiklah." Kata Melissa akhirnya, bingung dengan perubahan suasana Ali. "Ah, ya... Aku melihat barang-barangku dan menemukan ini." katanya menunjukkan ponselnya. "Apa kau tahu dimana charger-nya, aku tak bisa menemukannya di kamar itu."
"Entahlah. Mau coba pakai charger punya ku?" tanpa menunggu jawaban Melissa, Ali mengambil ponsel Melissa dan kembali ke meja kerjanya. "Jadi selain ini apa lagi yang kau temukan? Apa kau mengingat sesuatu?"
"Tak ada. Tapi aku merasa ruangan itu familier," kata Melissa perlahan, "Tapi mungkin karena kau tak memasang foto kita dimanapun, apa itu masuk akal? Maksudku, di rumah Stacy beberapa hal sangat mudah untuk kembali diingat karena disana banyak sekali foto kami bersama bahkan sejak masa sekolah, atau bisa saja karena aku mengenalnya lebih lama atau, uh, entahlah." Lanjutnya, tak ingin Ali sakit hati karena dirinya sama sekali tak mengingat pria itu maupun kebersamaan mereka.
"Hei, santai saja... Aku tahu ini akan butuh waktu. Lagipula mungkin ini juga kesalahanku, aku mengganti interior apartemen ini setelah kau pergi. Yah kecuali kamar tamu itu."
"Kenapa?"
"Karena kamar itu jarang kugunakan."
"Bukan itu, kenapa mengganti interiornya?"
Untuk melupakanmu. Tapi Ali tak bisa mengatakan itu. "Hanya ingin ganti suasana."Ali mengalihkan pandangannya dan berusaha mengubah topik, "Kau sudah ke rooftop? Aku tak pernah kesana, jadi tak ada yang berubah disana. Mungkin dulu kau pernah kesana saat aku sedang bekerja?"
"Seburuk itukah?" tanya Melissa.
"Etahlah, aku tak pernah kesana jadi aku tak tahu. Kita bisa kesana sekarang." Ali berusaha berada pada topiknya sendiri.
"Jangan menghindar Al. Seburuk itukah perpisahan kita sampai kau harus merubah apartemenmu?"
"Apa yang kau katakan, Ini hanya karena aku bosan dan tim interior dikantor sedang tidak sibuk."
"Lalu kenapa kita berpisah? Kenapa semua barangku masih disini? Kenapa kau tak tahu aku hamil?" Melissa memberondongnya dengan pertanyaan, baginya ini tak masuk akal. "Mereka mengatakan terakhir mereka melihatku saat aku akan memberitahumu aku hamil. Tapi kau tak tahu aku hamil. Apa mereka menculikku sebelum kita bertemu? Karena itu kau marah? Karena aku pergi tanpa memberitahumu? Begitukah Al? Tidakkah kau mencariku?" Melissa bisa merasakan kepalanya berdenyut keras dan pandangannya mulai berputar, merasakan lengan Ali mendekapnya. "Apa yang sebenarnya terjadi Al?"tanyanya lirih pada dada pria itu.
"Kumohon tenanglah, kau akan membuat dirimu sakit. Aku akan menceritakan semuanya, tapi tak sekarang, oke?" kata Ali pelan, mencium puncak kepala Melissa dan menggiringnya menuju tempat tidurnya.
"Tidurlah, sudah cukup untuk hari ini." Kata Ali membaringkan Melissa dan duduk disebelahnya.
"Kau janji akan memberitahuku semuanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire's Pregnant Mistress
RomanceMelissa tak mengerti apa yang merasuki Ali. Bisa - bisanya pria itu menuduhnya berkhianat. Apakah kebersamaan mereka selama ini tak berarti apapun. Dia merelakan segalanya demi pria itu. apartemen, pekerjaan, bahkan kebebasannya. Memang benar Ali bi...