Bab 21

19.8K 968 13
                                    


Setelah seminggu tinggal di apartemen Ali, Melissa mulai putus asa. Tak sedikitpun ingatan masa lalunya saat tinggal disana muncul. Bicara dengan Firda juga tak membantu. Firda hanya tahu bahwa Melissa dan Ali pasangan dan sudah cukup lama tinggal bersama, Firda hanya datang dua kali seminggu saat Melissa tinggal di apartemen itu, itupun karena Melissa memiliki kegiatan diluar, yang Firda sendiri juga tak tahu apa.

Berapa kali pun dirinya mengelilingi apartemen itu, tetap tak ada perasaan khusus disana. Ponselnya pun tak menunjukkan sesuatu yang aneh. Hanya saat melihat galeri foto di ponselnya Melissa lebih yakin bahwa dirinya dan Sedangkan Ali sendiri juga tak banyak membantu. Ali hampir sama sekali tak tahu apa saja kegiatannya selama mereka tinggal bersama. Tak heran, Ali sangat sibuk. Pria itu seperti menikah pada pekerjaannya. Meskipun dirumah seperti sekarang ini, Ali sama sekali tak seperti berada di rumah. Melissa tak mengerti untuk apa Ali mengambil libur jika yang dilakukannya di rumah juga bekerja. Ali seharian penuh berada di ruang kerjanya dan hanya sesekali keluar. Seringkali bahkan Melissa harus mengingatkannya untuk makan. Meskipun saat sedang tak bekerja Ali sangat memperhatikannya, menanyakan kondisinya, apa yang dibutuhkannya, apa yang diingatnya, tapi Melissa juga tahu diri dan tak pernah mengganggu Ali mengingat dirinya disitu hanya menumpang. Jika kehidupan mereka sebelumnya juga seperti ini, Melissa tak yakin dirinya bisa tahan dengan situasi ini. Bisa jadi ini juga sumber pertengkaran mereka.

Bukannya Melissa ingin mencari – cari kesalahan, tapi menurutnya kunci dari masalahnya adalah pertengkarannya dengan Ali. Entah bagaimana pasti pertengkaran mereka lah yang membuatnya berada di tempat itu dan mengalami semua ini.

"Apakah kau selalu sibuk seperti ini?" Tanya Melissa saat makan malam, melihat Ali lebih sering melihat ponselnya dibanding memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Huh? Apa Mel?" Ali mendongak dari ponselnya, baru sadar Melissa sedang bicara dengannya meskipun tak begitu menangkap pembicaraannya.

"Kau tahu, seharusnya kau tak perlu libur dari kantor jika pekerjaanmu sebanyak itu. Aku akan baik – baik saja sendirian lagipula ada Firda yang datang setiap hari." Jawab Melissa sambil mengaduk – aduk makanannya.

"Maafkan aku Mel," kata Ali meraih tangan Melissa, "Aku telah berjanji akan menemanimu tapi malah sibuk dengan pekerjaanku. Beri aku waktu sampai akhir pekan. Akhir pekan kita bisa pergi kemanapun kau mau. Bagaimana?" tanya Ali lembut memandang matanya.

"Bukan begitu, Aku tidak masalah dengan kau bekerja, malah aku merasa telah mengganggumu dengan tinggal disini."

"Kau sama sekali tak mengganggu. Hanya saja perusahaan sedang sedikit ada masalah sekarang karena itu aku tak bisa meninggalkan Nathan mengatasinya sendirian."

"Apakah masalahnya serius? Seharusnya kau mengatakannya sejak awal. Kau tak perlu menemaniku di sini Al. Aku akan baik – baik saja." Mendengar yang dikatakan Ali, Melissa merasa dirinya memang merepotkan Ali. "Aku bisa kembali ke tempat Stacy, Lagipula tak ada yang berubah pada ingatanku dengan aku tinggal disini."

"Jangan bicara omong kosong, kau tidak akan kemana – mana, setidaknya tanpa aku. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan tentang perusahaan. Dan semuanya akan segera selesai. Beri aku waktu sampai akhir pekan ini, dan semua waktuku akan jadi milikmu."

Mendengar itu Melissa tak bisa berkata – kata. Bagaimana mungkin ada pria sesempurna itu. Jadi mungkin kecurigaannya sebelumnya tidak benar, sepertinya Ali tidak sesibuk ini setiap saat. Mungkin timing nya saja yang tidak tepat. Meyakinkan dirinya, Melissa tersenyum pada Ali dan membalas genggaman tangannya.

Billionaire's Pregnant MistressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang