Sepuluh

2.2K 258 20
                                    

Aku minta maaf banget karena udah lama ngegantungin cerita abal ini :")
Maafin kalo ceritanya makin absurd ya!
Semoga masih ada yang baca cerita aku ini :"))

***

Prisilla yang lagi galau segalau-galaunya orang galau, tidak langsung pulang ke rumah. Dia menghubungi Andini mau cerita tapi Andini lagi pergi, Miko? Ga mau! Nanti disuruh taaruf, katanya pacaran itu ga diizinin sama Allah. Aldo? Yah di ketawain iya. Tapi daripada galau sendirian dirumah, akhirnya Prisilla menyuruh Pak Surip anter Prisilla ke rumah Aldo.

Prisilla bercerita panjang lebar tentang kejadian sore tadi yang ternyata Naomi anak yang lagi populer di sekolahnya adalah mantan Kak Refky. Cewe yang waktu itu ngelabrak Prisilla malem-malem by phone. Tapi kayaknya Aldo malah sibuk main psp.

"Hmmmmm..."

"Iya..."

"Terus..."

Plak!
Prisilla menggebuk paha Aldo yang lagi asik main psp.

"Sakit ih! apaan sih lu." kata Aldo sambil mengusap-mengusap pahanya yang memerah bekas gebukan Prisilla.

"Dengerin curhatan gue, Mukhlisssss! Lo sahabat macem apa coba, gue lagi curhat begini malah ga didengerin. Tau ah gue pulang!"

Prisilla hendak mengambil sling bag yang ia taruh di atas meja belajar Aldo. Tapi tiba-tiba Aldo menahan tangan Prisilla,dan...

Cup..

Aldo mendaratkan bibirnya tepat di bibir Prisilla. Prisilla hanya mematung di tempat, tak sanggup mengatakan hal apa-apa.

"Gue sayang sama lo, Sil. Gue cinta sama lo! Apa ga bisa lo peka sedikit aja?" Aldo memberikan pernyataan yang mengejutkan. Prisilla menahan tangisnya.

"Sil... Sorry." Aldo menjauhi dirinya dari Prisilla. Prisilla juga mundur mendekati pintu kamar Aldo.

"Gue pulang. Gue harap lo bisa belajar buat suka sama Andini. Gue ga mau Andini terluka, dia terlalu baik."

Aldo memandangi kepergian Prisilla. Ia menggaruk-garuk rambutnya sendiri seperti orang frustasi. Ia berjalan ke jendela kamar dan melihat Prisilla masuk ke dalam mobilnya.

***

"Silaaaaaa!!!! Lo tau gak?"

"Engga."

"Ihhhhh! Gue mau cerita!"

Prisilla, Andini, dan Miko sedang di kantin menghabiskan waktu istirahat. Aldo sih lagi main basket seperti biasanya di lapangan.

Terus Pak Jo dateng ke meja ngasihin pesenan mie ayam. Hari ini Andini yang bayarin makanan mereka bertiga. Entah dalam rangka apa.

"Gue tadi pagi dijemput Aldoooooo!!!! Semalem dia nelpon gue katanya sih dia mau belajar suka sama gue. aaaakkkkkk ini seneng bangettttt gue bakalan nraktir kalian seminggu penuh pokoknya terserah makan apa."

Pernyataan Andini membuat Prisilla menghentikan ritual makannya. Prisilla kaget karena secepat itukah Aldo bergerak melakukan apa yang Prisilla bilang kemarin?

"Ga baik makan sambil ngomong. Dimakan dulu. Abis itu cerita." Miko memberi nasehat.

"Siap Pak Ustadz!" kata Andini langsung memberikan gerakan seperti mengunci mulutnya.

Prisilla langsung bungkam. Ia bingung harus berkata apa. Tanpa nafsu, ia makan mie ayam traktiran Andini itu.

"Gue bahagia banget, Mik, Sil. Doain ya semoga gue sama Aldo cepet jadian." kata Andini setelah menghabiskan separuh porsi mie ayamnya.

"Itu mubazir kali,An. Di abisin ah!" perintah Miko lagi.

"Kenyang Pak Ustadz. Lagian takut gendut ah." kata Andini sambil bercermin dicermin yang selalu ia bawa kemana-mana.

Tiba-tiba Aldo datang duduk di samping Andini dan memakan sisa mie ayam milik Andini.

"Eh Aldo. Keringetan banget tuh. Sini gue lapin." Andini mengambil tissue yang disediakan di setiap meja kantin lalu mengelap keringet di pelipis Aldo.

"Makasih. Baik banget sih kamu." Aldo memberikan senyum terbaiknya. Yang membuat para wanita disekitarnya patah hati.

Prisilla tersenyum kikuk. Bingung mau berbuat apa selain tersenyum.

"Mik, kita pergi aja yuk ga enak ganggu orang pacaran." ajak Prisilla sambil menarik tangan Miko menjauhi Aldo dan Andini.

Prisilla dan Miko pergi ke taman belakang. Mereka berdua duduk bangku taman dekat air mancur kecil sekolahnya itu. Mereka berdua sama-sama diam. Sunyi. Biasanya Prisilla yang biasanya ceria, sekarang murung. Diam. Tak bersuara.

"Lo kenapa sih, Sil? Daritadi aneh banget." kata Miko. Miko memang sangat peka, dia pinter banget baca mimik seseorang.

Prisilla menggeleng dan menundukkan kepalanya. Mungkin sepatu Nike berwarna soft pinknya itu lebih menarik daripada Miko.

"Gue sih ga maksa lo buat cerita kok. Tapi kalo emang lo butuh buat cerita, gue ada buat lo." kata Miko tersenyum menenangkan sahabatnya itu.

Prisilla mengangguk tersenyum tapi dipaksakan. Ia juga bingung harus cerita darimana? Ia bingung kenapa dia tidak bahagia melihat Andini yang sekarang sangat bahagia? Kenapa serumit inikah kisah percintaannya?

Ting tung..

Suara whats app masuk di handphone Prisilla. Ia membuka whats app itu.

Kak Refky: Mpok Nori. Jalan yuk.

Prisilla tersenyum melihat isi pesan itu.

Prisilla pun membalas. Ia mengiyakan ajakan Kak Rezky.

***

Pohon pinus. Udara sejuk. Sejenak Prisilla melupakan masalah yang menghantui pikirannya. Ia melihat Kak Refky yang sedang memejamkan mata sambil menghirup udara yang sejuk saat ini. Prisilla terus memandangi wajah pria kesayangannya itu dalam diam.

"Nikmatin aja muka gue selagi lo mau,gratis!" kata Kak Refky masih memejamkan mata. Prisilla langsung mengalihkan pandangan ke objek lain disekitarnya. Salah tingkah tepatnya.

"Kenapa Tuhan selalu ngasih masalah ya kak buat hambanya ini?" tanya Prisilla

"Kalo lo ngerasa masalah lo itu segede kapal, lo harus selalu inget bahwa nikmat Tuhan sebesar samudera."

Kalimat itu, menenangkan Prisilla yang sejak semalam kalang kabut. Prisilla langsung tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Kak Refky karenanya Prisilla bisa tersenyum.

***

Vote dan Comment kalian aku tunggu banget loh. Makasih ya sayang-sayangku. Di mulmed ada Kak Refky lagi tuh kalo pada Kangen sama Kak Refky hewhewhew.

Adedwiw ❤

Abang Gojek, I'm In Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang