Dua Puluh Lima

1.7K 203 26
                                    

Seorang pria tampan baru turun dari pesawat kedatangan dari Amerika. Kacamata hitam bertengger menutupi mata indahnya, kaos hitam yang menempel ditubuhnya membuat kaum hawa menjerit karenanya. Di tariknya koper dan berjalan menuju cafe yang ada di bandara karena perutnya lapar.

"Ref!"

Yang dipanggil menoleh dan tidak jadi melahap burger yang telah ia beli tadi.

"Ini kak Refky yang disukain Kak Prisilla dulu, Kak?" tanya Meriana bisik-bisik pada Miko yang sedang memanggil Refky. Refky kembali ke Indonesia.

"Iya? Kenapa?" tanya Miko bingung.

"Ganteng banget ga ada obat," jawabnya sambil berdecak.

"Istighfar, zinah mata tuh!" Ucap Miko mengingatkan.

Refky dan Miko berhigh five ria. Meriana hanya tersenyum saat Refky menatapnya sekilas.

"Gue kira lo bakal ingkarin janji lo bertahun-tahun yang lalu," kata Miko. Mereka berjalan ke parkiran, lalu naik mobil Miko dan meninggalkan bandara.

"Ga akan lah, gue kan janji kalo Prisilla putus sama Aldo, gue bakal masukin celah di hati Prisilla," kata Refky melahap burger ekstra cheese itu.

"Gue ancungin jempol deh buat lo yang udah nepatin janji," kata Miko fokus pada jalanan.

****

Hari galau tingkat dunia jatuh pada hari ini.

Ting nong...

Prisilla berdecak kesal karena bunyi bel rumanya telah membuyarkan pemikiran-pemikirannya sejak tadi. Bibi sedang pergi entah kemana. Mau tak mau, ia harus membukakan pintu.

Saat membuka pintu, seorang pria memunggunginya.

"Maaf, cari siapa?" tanya Prisilla mengerutkan dahi. Pria itu membalikkan badan. Jantung Prisilla mau copot dan seolah bila matanya hendak keluar.

"Kak Refky?" kata Prisilla. Kak Refky tersenyum.

"Kangen sama gue kan? Temenin gue jalan-jalan," kata Kak Refky memerintah.

"Dih? Lo sakit? " Prisilla kesal.

"Engga sih tapi kangen sama lo," Kak Refky menggelengkan kepala.

"Ya bodo," Prisilla menyilangkan tangan di depan dadanya.

"Ganti baju sekarang, atau gue yang gantiin baju lo?"

"Orang gila! Iya gue ganti baju! Lo masuk aja." Prisilla masuk ke dalam kamar.

Di ruang tamu Kak Refky menahan tawa karena sudah bersikap aneh seperti tadi.
Prisilla makin cantik, makin menggoda dengan suara cemprengnya itu, kata Kak Refky tersenyum.

Sejam menunggu tanpa diberikan minum dan cemilan, Prisilla datang dengan dress selututnya dan rambut yang ia biarkan tergerai. Make upnya natural. High heelsnya tidak membantu, karena tingginya hanya sedagu Kak Refky. Kak Refky makin tinggi, sedangkan Prisilla tidak.

Di dalam mobil, Prisilla dan Kak Refky bungkam seribu bahasa. Hanya lagu dari radio yang dinyalakan Kak Refky.

Kak Refky ngajak Prisilla ke cafe, ternyata mereka ga berdua aja tapi ada Miko sama Meriana juga.

"Kak, sumpah ini cowok lo ganteng banget," bisik Meriana pada Prisilla.

"Bukan cowok gue," jawab Prisilla kesal.

"Iya tapi calon suami, dan calon ayah dari anak Prisilla nanti." Celetuk Refky yang mendengar percakapan Prisilla dan Meriana.
Prisilla memutar bola matanya bosan. Sejak kapan Kak Refky suka gombal garing kaya gitu? Batinnya.

Kak Refky, Miko dan Meriana ngobrol asik kesana-sini tapi Prisilla hanya diam. Pikirannya selalu fokus ke Aldo. Menanyakan kabar sang mantan dalam hati.

***

Kak Refky mengendarai mobil entah kemana. Prisilla juga diam sejak tadi, wajahnya pucat pasi seperti mayat hidup.

"Nangis aja ga usah sok kuat," Kak Refky tertawa mengejek.

"Siapa yang mau nangis!" Prisilla sok bela diri.

"Ya Princess yang ada di samping gue ini. Gue tau daritadi pikiran lo itu ada di Aldo kan?" Kak Refky memakirkan mobilnya dipinggir pantai. Prisilla tak menjawab pertanyaan Kak Refky.

Suara gemercik air memenangkan. Matahari hendak menenggelamkan tubuhnya ke balik air yang entah diujung mana. Kak Refky turun dan menyender pada kap mobilnya untuk menikmati senja di sore hari yang indah itu. Prisilla masih malas untuk turun, Kak refky menoleh ke dalam mobil. Tatapan mereka berdua bertabrakan. Kak Refky tidak berkata apa-apa, entah ada faktor apa yang mendorong Prisilla turun dari mobil dan berdiri di samping Kak Refky menikmati lukisan Tuhan yang tidak bisa dibayar apapun.

"Gue sedih lo nangis tiap malem, ngurung diri ga mau makan minum," Kak Refky masih menikmati pemandangan di depannya.
Prisilla terkejut dan menoleh ke arah Kak Refky seolah bertanya, kok bisa tau?

"Gue selalu kontekan sama Miko selama gue di Amerika. Gue sedih pas denger berita itu, tapi gue yakin kalo lo jodoh gue."

Prisilla tertawa tapi tertawa yang menyakitkan.

"Lo seneng diatas penderitaan gue?" tanya Prisilla.

"Engga, karena Tuhan jawab semua doa gue. Gue selalu berdoa, kalo kita jodoh, dekatkan lah. Dan ini? Lo jodoh gue!"

"Lo? Ngaku jodoh gue? Gue ga mau punya jodoh tukang bohong,"

"Prom night? Itu emang kesalahan gue. Gue minta maaf, Sil. Gue milih dateng sama Naomi daripada sama lo, gue nyesel. Waktu itu gue ketemu Miko, Miko junior gue di kampus dulu. Gue pernah bilang sama dia, kalo lo putus sama Aldo gue bakal balik ke Indo buat ngejar cinta gue. Ya ga usah di kejar sih, toh lo ada disini." Kak Refky mengedipkan mata kanannya, genit.

"Jadi lo deket sama Miko? Kok Miko ga bilang?" tanya Prisilla kesal, "dan lo kenapa sekarang nyebelin gini sih? Sok kepedean kalo gue mau sama lo," kak Refky tertawa kecil.

"Gue cinta sama lo, Sil. Mungkin terlambat. Maaf gue ga ngehubungin lo sejak itu, karena percuma gue minta maaf karena kesalahan gue terlalu besar. Jujur gue dateng pas prom night waktu itu, tapi lo udah sama Aldo. Gue cuma bisa liatin dari jauh, dan janji ga akan ngerusak hubungan lo sama dia. Gue ga pernah doain lo putus, gue selalu berdoa biar lo selalu bahagia," ucap Kak Refky.

Ia menoleh ke arah Prisilla, Prisilla berjalan masuk ke dalam mobil, tapi bukan duduk di bangku penumpang ia duduk di bangku kemudi lalu mengendarai mobil menjauh dari Kak Refky. Kak Refky mengejar-ngejar mobilnya yang dikendarai Prisilla tapi Prisilla terus melajukan mobil Kak Refky.

***

Bisa nebak gak Prisilla bakal sama siapa nantinya?

Love,
Adedwiw.

Abang Gojek, I'm In Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang