Part 1

11.9K 286 10
                                    

Pagi ini aku bangun lebih siang dari biasanya. Karena, hari ini sekolah libur. Aku mengucek-ngucek mataku, memaksanya agar lebih mau terbuka lagi. Sesekali aku menguap masih merasakan kantukku. Aku turun dari ranjangku dan keluar kamar. Melangkah menuju dapur. Kudengar suara-suara keributan dari dapur yang selalu aku dengar setiap hari. Keributan itu diciptakan oleh Eommaku yang sedang memasak. Lalu aku menghampirinya.

"Oh kau sudah bangun rupanya. Mentang-mentang hari libur kau bangun siang sekali." Ucap Eommaku sambil terus mengaduk-aduk masakannya.

"Hehe... karena hari ini libur, semalam aku begadang menonton drama korea. Jadi aku bangun kesiangan. Mianhe eomma, tidak membantumu mengerjakan pekerjaan rumah." Jawabku sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Nde Tuan puteri. Panggilkanlah Appa dan Oppamu. Suruh mereka sarapan." Perintah Eomma seraya mematikan kompor.

Aku pergi keteras rumah. Disana ada Appa yang sedang membaca koran. Dan Oppa yang sedang istirahat sehabis olahraganya.

"Good morning, Uri Appa, Uri Oppa." Sapaku pada kedua lelaki kesayangannku sambil memberikan kecupan singkat dipipi masing-masing.

"Yya! Kau baru bangun dan belum sikat gigi. Kenapa kau menciumku?" Pekik Oppaku.

Aku memdengus sebal mendengan pekikan Oppaku. Aku mengerucutkan bibirku beberapa centi. Hingga membuat bibirku yang mungil ini mungkin terlihat lebih sexy.

"Memangnya kenapa kalau aku menciummu?" Tanyaku dengan menaikan sudut kiri bibir atasku.

"Aiish. Kau belum menggosok gigi dan bau mulutmu itu, waaaahhh daebak!" Ucap Oppaku seraya menutup hidungnya.

"Dan lihatlah wajahmu dicermin. Menjijikan sekali. Ada kotoran disudut mata dan sudut bibirmu." Lanjutnya

Mendengar ucapan Oppa, dengan segera aku mengangkat tangan kananku. Dan membersihkan sudut mataku dengan jari telunjuk. Tapi aku tidak menemukan kotoran yang dimaksud Oppaku. Aku pun sadar kalau dia hanya mengerjaiku.

Appa hanya tertawa melihat aku menjadi korban keisengan Oppaku. Oppaku selalu saja menggangguku. Dia selalu mengerjaiku disetiap ada kesempatan. Tapi, walaupun dia sering mengerjaiku, aku tahu pasti bahwa dia sangat sayang padaku.

"Yya Oppa!" Aku memekik menyadari Oppaku hanya mengerjaiku. Aku berlari mengejarnya yang sudah masuk kedalam rumah. Kami berkejar-kejaran mengelilingi meja makan.

"Sudah-sudah, masih pagi kalian sudah ribut. Park Shin Woo, Park Shin Hye duduklah makan sarapan kalian." Ucap Eomma menghentikanku mengejar Oppa.

"Awas saja. Aku akan balas dendam padamu Oppa." Ancamku.

Oppa hanya tertawa mendengar ancamanku. Dan mencubit pipiku.

"Yya!!!" Pekikku seraya mengacungkan sendok hendak memukul kepala Oppa tapi dihentikan oleh Appa. "Kalian berdua ini. Ck!".

Kami pun sibuk memakan sarapan kami masing-masing.

"Appa, Eomma. Aku dan teman-temanku berencana berlibur di Villa milik keluarga SooJung di Pyeongyang. Bolehkan?" Tanyaku membuka percakapan.

"Siapa saja yang ikut?" Tanya Eomma.

"Teman-temanku semua yang sering kemari." Jawabku sambil mengunyah makananku.

"Apa ada teman laki-lakinya?" Kali ini Appa yang bertanya.

"Emm... sepertinya ada. Tapi Appa tenang saja. Kami didampingi oleh Bibi SooJung. Jadi Appa tidak perlu khawatir ne." Jawabku yang tahu akan apa yang Appa khawatirkan.

"Andwee, nanti kau menyusahkan orang lain." Kata Oppa sambil menjulurkan lidahnya.

"Cih!" Aku berdecak sebal dengan menatap tajam kearah Oppaku.

Married By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang