Part 8

3K 254 11
                                    

Deg deg deg...

Jatung YongHwa berdegup kencang saat melihat ShinHye dalam gandengan tangan Tn. Park menuju Altar pernikahan.

ShinHye begitu cantik, dan menawan membuat YongHwa menatap ShinHye dengan tatapan terpesonanya.

YongHwa PoV

"Yeoppeota... ." Batin YongHwa.

Detik demi detik, Langkah demi langkah membuat ShinHye semakin mendekat kearahku. Membuat jantung dan hatiku semakin tak karuan.

"Shinji, bukankah ini mimpi kita diwaktu kecil? Mungkin kau sudah melupakan keinginan kita. Tapi, aku tidak lupa. Bolehkan aku bersyukur atas kejadian di Villa waktu itu? Karena dengan terjadinya 'kecelakaan' itu membuat mimpi diwaktu kecil kita tercapai." Ucapku dalam hati.

Aku memandangnya dengan terpesona. Seolah tidak ada yang pemandangan yang lebih mengagumkan lagi didunia ini selain kecantikan ShinHye.

Tidak butuh waktu lama, ShinHye sekarang sudah berada tepat dihadapanku. Aku menatapnya lekat demgan senyum bahagiaku. Tapi tidak, kenapa ShinHye hanya tersenyum tipis saat membalas senyuman bahagiaku? Apa dia benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini sama sekali? Terlalu banyak pertanyaan negatif yang bertebaran diotakku. Membuatku mematung lama saat Tn. Park mengulurkan tangannya untuk memberikan uluran tangan ShinHye.

"YongHwa!" Panggil ShinHye geram dengan suara pelan yang hanya bisa didengar olehku. Membuatku sadar dari terpesonaku.

"Ah... nde." Ujarku lalu menerima tangan ShinHye dari Appanya dan menundukkan kepalaku sesaat.

"Aku serahkan anakku padamu YongHwa-ya. Bahagiakan anakku." Pesan Tn. Park yang sebentar lagi akan menjadi Aboejiku.

Aku hanya memberikan senyuman tulusku pada Appa ShinHye sebagai jawaban bahwa aku menyanggupi pesannya.

Aku dan ShinHye membalikkan posisi kami mengarah ke Pendeta. Lalu pemberkatan pernikahan kami dimulai.

"Jung YongHwa, apa kau bersedia menerima Park ShinHye sebagai isterimu, dalam senang maupun susah, dalam sehat maupun sakit, hidup bersama selamanya hingga ajal memisahkan?" Tanya Pendeta kepadaku.

"Ya, aku bersedia." Jawabku dengan mantap dan penuh keyakinan.
Lalu pendeta mengalihkan pertanyaannya kepada ShinHye.

"Park Shin Hye, apa kau bersedia menerima Jung Yong Hwa sebagai suamimu, dalam senang maupun susah, dalam sehat maupun sakit, hidup besama selamanya hingga ajal memisahkan?"

Aku sangat ketakutan menunggu jawaban ShinHye. Aku mengalihkan wajahku pada ShinHye, menantikan detik-detik jawaban ShinHye pada pendeta.

"Ya, aku bersedia." ShinHye menjawabnya dengan mantap dan tanpa keraguan tapi diiringi dengan senyum tipisnya.

Oh God...
Aku menghembuskan nafas kelegaan saat mendengar jawabannya.

Setelah pemberkatan selesai aku diizinkan untuk memberikan kecupan pada ShinHye menandakan bahwa kami telah sah menjadi suami isteri.

Aku dan ShinHye saling berhadapan. Semua orang yang menghadiri pernikahan kami, sedang menatap kearah kami menungguku memberi kecupan pada ShinHye.

Lama aku memandang wajah cantik ShinHye sambil mencari isyarat dari wajahnya untuk memperbolehkanku memberikan kecupan padanya.

ShinHye hanya diam dan menatap kearahku tanpa memberikan isyarat apapun. Membuatku sedikit ragu untuk melakukan yang diperintahkan pendeta.

Dengan mengumpulkan keberanianku, aku mendekatkan wajahku kewajah ShinHye. Dan kulihat mata ShinHye membulat membuat wajahnya terlihat lucu.

Married By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang