Part 2

5.1K 282 12
                                    

"YongHwa!" Pekikku saat mengingat YongHwa. Aku berlari menuju Pohon yang menjadi tempat huni sementara YongHwa siang tadi.

Dan ternyata YongHwa masih tertahan dipohon itu. Dia duduk disalah satu dahan pohon dengan menudukan kepalanya didahan lain yang tepat dihadapan kepalanyan.

"YongHwa... ." Panggilku dengan lembut sambil menengadahkan wajahku keatas pohon.

"Apakah kau baik-baik saja?" Tanyaku tapi tidak ada jawaban.

"YongHwa-ya... ." Panggilku lagi. Masih tetap tidak ada jawaban.

Karena kesal tidak saja mendapat jawaban. Aku pun berteriak memanggil YongHwa.

"Yya YongHwa!!!" Teriakku sambil menendang batang pohon itu. Mungkin saja bisa membuat getaran yang dapat membuat YongHwa menjawab panggilanku.

"Nde... ." Jawabnya lemas.

Akhirnya YongHwa menjawab panggilanku. Dia menurunkan pandangannya kebawah pohon.

"Yya! Kau benar-benar!!!" Pekiknya dengan matanya menatap tajam padaku.

"Kenapa kau belum turun?" Tanyaku setengah berteriak masih dengan menengadahkan wajahku keatas pohon.

"Dari tadi tidak ada satupun orang lewat. Sekalinya ada yang lewat pohon ini hanya anak kecil. Saat aku panggil anak itu, dia lari terbirit-birit. Mungkin dia mengira aku hantu." Ucapnya panjang lebar sambil mendenguskan nafas kesalnya diakhir kalimat.

"Tunggu sebentar ne, aku akan mencari tangga." Ucapku seraya berlari kerumah untuk mengambil tangga.

Tak lama aku kembali kebawah pohon dengan membawa tangga. Lalu kupasang tangga itu tepat dibawah kaki YongHwa. YongHwa pun segera turun dari pohon.

Plettaakkk!!!
YongHwa mendaratkan pukulan kecil dikepalaku.

"Yya!!!" Aku memekik sembari mengusap-usap kepalaku.

"Sudah ditolong bukannya terima kasih malah memukulku!" Ucapku dengan amarah yang memuncak diubun-ubun.

"Siapa yang membiarkanku diatas pohon?" Tanyanya dengan nada kesal.

"Siapa yang suruh kau naik keatas pohon?" Aku balik bertanya dengan nada yang tak kalah kesal.

"Ddo! Gara-gara kau, aku tertahan diatas pohon berjam-jam dengan menahan rasa laparku." Ucapnya sambil menunjuk-nunjuk kepalaku. (*noyor-noyor*).

"Yya... kau pantas mendapatkannya karena kau telah melempari kepalaku dengan kerikil. Sengaja pula." Kataku sambil menunjuk-nunjuk kepalanya seperti yang dilakukannya padaku.

"Ckckck!!!" YongHwa hanya mendecak kesal membalas ucapanku.

"Kau ini benar-benar tidak tahu terimakasih. Menyebalkan!!!" Ucapku dengan amarah yang benar-benar meledak. Lalu aku membalikkan badanku untuk pergi dari hadapan YongHwa. Baru dua langkah aku bejalan, aku kembali berbalik arah menghampiri YongHwa lagi. Lalu aku meninjakkan kaki kananku diatas kaki kirinya dengan keras.

"Ah!! Appo!!!" Pekiknya kesakitan sambil memegang kaki yang baku injak.

"Rasakan!" Ujarku lalu benar-benar pergi dari hadapannya.

"Kau bawa tangga itu. Kembalikan ke gudang rumahku." Teriakku sambil terus berjalan menjauhinya.

"ShinHye... ." Panggilnya. Tapi aku tetap berjalan tanpa menoleh walaupun aku mendengarnya memanggil namaku.

Aku benar-benar kesal dan marah pada YongHwa. Dia sangat keterlaluan dan menyebalkan. Dulu YongHwa tidak bertingkah menyebalkan seperti ini padaku. Dulu YongHwa sangat baik dan menjagaku. Tapi sikapnya berubah saat kami duduk dibangku SMP. Aku tidak tahu apa penyebabnya hingga dia berubah dari yang baik dan melindungiku menjadi jahil dan sering menggangguku. Aku membencinya.

Married By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang