Sehun sengaja melakukannya,
agar bisa menciumku???
-XOXO-
Aku terdiam menyandarkan kepalaku pada jendela Bus ketika tiba-tiba kepalaku menjadi sangat berat dan sedikit pusing. Lagi-lagi aku menghelai nafasku pelan sambil memejamkan mataku. Ingatan akan kejadian semalam berputar-putar dalam benakku. Aku masih tak bisa menghilangkan fakta, ohh atau mungkin hipotesisku, tentang apa yang dilakukan Sehun terhadap ujiannya hingga mendapat nilai F itu.
Bagaimana jika dia 'benar-benar' sengaja melakukannya?
Aku benar-benar dibuat bingung dengan tingkah anak itu. Dia selalu memperlakukanku dengan buruk, mengolok-olokku, bahkan merendahkanku seolah ia sangat membenciku. Tapi bagaimana bisa ada gambar wajahku di setiap lembaran buku dikamarnya? Dan bagaimana bisa ia sengaja membuat dirinya kalah agar bisa men...
Tiba-tiba saja jari tanganku tergerak untuk menyentuh bibirku. Bibir ini pernah disentuh olehnya. Sekali, ya hanya sekali. Tapi rasanya seperti bibirnya masih selalu terasa di bibirku. Dia benar-benar memenuhi pikiranku semalam suntuk hingga aku tak bisa tidur.
Sial!!! Sehun benar-benar mengacaukan pikiranku.
"Tiffany?!"kudengar seseorang memanggilku hingga memecah lamunanku.
Aku langsung menoleh kesebelahku, dimana sumber suara itu terdengar, dan terlonjak kaget ketika melihat seorang namja duduk disebelahku dengan senyum di wajahnya.
Sejak kapan seseorang duduk disebelahku, eoh?
Apa ia melihat tingkah anehku sejak tadi?
Lagi pula bagaimana ia tau namaku?
Kenapa ia tersenyum seperti itu padaku?
Apa ia mengenalku?
Aku benar-benar tak mengenal namja ini.
"Tiffany kan?"tanyanya memastikan sambil tetap mengulas senyum seolah mengenalku dengan baik.
Aku masih diam memperhatikan orang di depanku tak ingin menjawab pertanyaannya. Atau lebih tepatnya kesadaranku masih belum sepenuhnya terkumpul karena namja didepanku yang bertingkah cukup aneh padaku.
Ia memiliki rambut maroon ohhh atau lebih gelap lagi, intinya masih terlihat hitam tapi jika diperhatikan sekali lagi ada semburat maroon di sana. Kemudian matanya bulat bercahaya, hidungnya sempurna, bibir yang lumayan, dan jika perhatikan lebih seksama wajahnya cukup manis. Ohhh dan sepertinya aku mengenal wajahnya! Sangat familiar dimataku. Mirip seseorang yang kukenal, tapi siapa?!
Tunggu, kurasa aku memberikan gambaran yang kurang tentang namja didepanku ini. Aku melupakan fakta bahwa telinga namja didepanku bertindik dan kulihat tatto di tulang selangkanya. Terlihat karena potongan leher kaos namja itu cukup rendah. Dandanannya juga seperti seorang brandalan. Kaos putih itu berlapis jaket kulit hitam dengan jenas hitam belel serta sepatu vans. Ia menenteng tas gitar hitam dengan coretan dimana-mana.
"Tiffany?!"panggilnya lagi sambil melambaikan tangannya di depan wajahku.
Aku langsung tersadar dari lamunanku (lagi!!!) ---aku tak tau kenapa kerjaanku dari tadi melamun terus---- dan kemudian menatap wajah namja didepanku dengan tampangku yang bisa kutebak terlihat sangat bodoh saat ini.
Bagaimana brandal ini mengenalku? Bagamana ia tau namaku? Apa ia seorang psikopat? Apa ia mengikutiku? Apa ia mengincarku? Apa ia ingin melakukan hal buruk padaku?
Aku menelan susah ludahku dan merasakan kebas dikedua tanganku. Namja di depanku benar-benar menyeramkan meski wajahnya manis.
"Mi-Mi-Mianeyo. Ku-Kurasa anda salah orang."kataku memberanikan diri padanya kemudian langsung menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Child [Exofany]
FanfictionTiffany Hwang, perempuan berusia 25 tahun yang harus tinggal bersama 12 namja pervert ditengah pekerjaannya menjadi guru di sekolah favorite SM High School dan misi mendapatkan kehidupan tenang di Seoul. Semua berubah kacau saat ia secara resmi menj...