.
.
.
"Maaf... Saya terlalu banyak bicara Nona," kata Mrs. Cho terdengar tidak enak sembari melepaskan gengaman tangannya. Tapi sebelum benar-benar terlepas, aku kembali menggengamnya.
"Te-terima kasih," kataku begitu tulus.
Kudengar tawa kecil Mrs. Cho dan ia mengangkat daguku supaya memandang matanya.
"Sama-sama Nona," kata Mrs. Cho dengan senyum lembutnya. "Ngomong-ngomong, seseorang menunggu Nona di luar kamar sejak tadi. Apa ia boleh masuk?" tanya Mrs. Cho sembari melirik sekilas ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka. Aku melihat seluet seseorang di luar kamar.
Aku tak begitu yakin apa aku siap berbicara tentang ini semua. Tapi sentuhan hangat Mrs. Cho dan senyumnya membuatku yakin jika aku bisa menghadapinya.
-XOXO-
"Noona mau minum?" tawar Sehun perhatian.
Aku hanya menggeleng dengan tetap memandang ke bawah.
Entah sudah berapa lama kita terdiam di ruangan ini. Sehun yang duduk di sebelah ranjangku sama sekali tak memulai pembicaraan tentang apapun itu kecuali bertanya 'apakah aku mau makan? Minum? Obat?' Dan apapun hal basa-basi yang sungguh membuatku tak sabar untuk mendengar yang ingin ia katakan.
Aku menoleh sesaat ke arahnya namun kemudian kembali menunduk ketika mata kami bertemu.
"Aku boleh menyentuh Noona?" tanyanya tiba-tiba.
Aku langsung mendongak. Menautkan kedua alisku terlihat bingung dengan pertanyaan Sehun barusan.
"Uhm ... tadi pagi... Noona terlihat takut padaku ... saat aku akan mengelus rambut Noona," jelasnya sembari memainkan jari tangannya. Aku berpikir sejenak, mencoba mengingat kejadian yang dimaksud Sehun.
'Ah pagi tadi,' pikirku teringat.
"Jadi?" tanyanya lagi.
Aku menatap matanya yang penuh harapan kemudian mengangguk perlahan.
Kulihat senyum terukir di bibir Sehun kemudian tangannya mulai terulur dan menyentuh pipi kiriku. Tangannya terasa begitu lembut dan hangat.
Aku bisa melihat matanya yang sedikit berair.
"Kenapa?"tanyaku sembari menyentuh tangan Sehun di pipiku.
"Me-mereka tak bermaksud melakukannya. Chanyeol... Tao... mereka tak bermaksud mengatakan hal itu,"jawab Sehun berusaha meyakinkanku.
Aku hanya terdiam.
"To-tolong percayalah Noona..." ucap Sehun memohon.
Aku menatapnya dengan mata mulai berair. Entah kenapa aku sangat sensitif tentang semua kejadian yang menimpaku dan namja-namja itu.
"Noona, kami tak bermakdsud mengabaikanmu."
.
.
.
"Chanyeol... ia hancur Noona. Kris adalah satu-satunya orang yang merawatnya sejak kecil. Kris satu-satunya orang yang selalu berada disisinya. Mr. Lee dan Mrs. Lee terlalu sibuk dan merasa kami semua bisa menjaga satu sama lain. Orang megatakan hal yang kejam diluar kendali mereka ketika marah. Aku yakin Chanyeol hanya tak tau cara melampiaskan kemarahan dan kesedihannya, Noona. Dia menyayangimu."
Tangan Sehun turun dari pipiku dan meraih tanganku.
"Dan Tao ... dia mengatakannya karena ... karena ia tau Noona juga tersiksa dengan ini semua. Ia tak mau melihat Noona tersenyum palsu dan berusaha menganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia ingin Noona menunjukkan diri Noona yang sebenarnya. Ia ingin Noona menunjukkan jika Noona memerlukan dirinya dan kami semua. Kami tidak ingin Noona berdiri sendiri dan menganggap semuanya baik-baik saja.
Kami hanya ingin Noona juga bersandar pada kami.
Karena itu Tao ingin Noona menghentikan semuanya. Karena kami tau rasanya berat dan begitu menyiksa.
Kami hanya perlu waktu untuk mencoba terbiasa ... tanpa Kris.
Kumohon mengertilah
Kami juga menyayangi Noona... seperti Noona menyayangi kami."
Air mataku menetes.
Aku menangis dengan perasaan sangat lega.
Benarkah?
Benarkah apa yang dikatakan Sehun?
Mereka menyayangiku?
Tangisku semakin pecah dan tanganku meraih tubuh Sehun agar mendekat ke arahku. Tanpa sadar aku memeluknya dengan sangat erat dan menguburkan wajahku yang penuh air mata pada ceruk lehernya.
Perasaanku terasa begitu hangat berada dalam dekapan Sehun dan setelah mendengar semuanya.
Mereka menyayangiku?
Mereka memikirkanku hingga seperti itu?
Aku bahkan tak tau jika mereka menginginkan diriku bersandar pada mereka dan membagi beban maupun kesedihanku.
"Dan tentang apa yang dikatakan Suho ...," Sehun menggantungkan kalimatnya.
Aku mengeratkan pelukanku.
"Masa lalu Noona adalah milik Noona dan kami tak berhak atasnya. Kami tak akan mempermasalahkannya. Jadi Noona tak perlu khawatir."
Kurasa...
Aku benar-benar jatuh cinta pada mereka.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Child [Exofany]
FanficTiffany Hwang, perempuan berusia 25 tahun yang harus tinggal bersama 12 namja pervert ditengah pekerjaannya menjadi guru di sekolah favorite SM High School dan misi mendapatkan kehidupan tenang di Seoul. Semua berubah kacau saat ia secara resmi menj...