Chapter 8 - The Devils Brother

1.9K 160 73
                                    

Aku membatu dan nafasku tercekik di tenggorokan ketika kudengar bisikan lembutnya tepat di telingaku,

"Jika Sehun bisa, aku juga bisa melakukannyakan?!".

...

Aku tertegun mendengar bisikan Luhan.

Tidak!! Tentu saja tidak.

"A... Apa maksudmu?"tanyaku memberanikan diri.

Luhan sedikit menjauhkan wajahnya agar bisa menatapku dan kini mata kami bertemu kembali. Kulihat mata Luhan tak menunjukkan keramahan atau kelembutannya seperti biasa. Hanya terlihat rasa marah, benci dan kecewa di matanya. Dan itu terlihat mengerikan, amat sangat mengerikan.

Apa yang telah kulakukan?

Apa aku menyakiti perasaannya?

Apa aku membuatnya marah?

Aku sama sekali tak ingat telah melakukan kesalahan pada Luhan. Lalu kenapa ia menatapku seperti ini?

Tubuhku kembali bergetar ketika tiba-tiba Luhan memiringkan kepalanya dan mulai mendekatkan wajah lebih dekat kearahku. 

"Luhan!! A-Apa yang kau lakukan"kataku sedikit membentak sambil mendorong tubuhnya menjauh.

TIDAK!! Aku tak bisa membiarkannya melakakukan ini padaku.

Aku tak mengenal Luhan yang saat ini sedang menatapku dengan lapar. Aku tak pernah mengenal kepribadiaan Luhan seperti ini. Aku hanya ingin Luhan kembali. Kembali seperti malaikat, memberikan senyuman manisnya padaku, menatapku dengan mata indahnya, dan memperlakukanku dengan lembut.

"Ku-Kumohon jangan Lu"pintaku lirih dengan menggigit bibir bawahku.

Aku masih terus mendorong tubuh Luhan menjauh tapi kekuatanku tak cukup untuk melawan Luhan. Aku tak menyangka Luhan akan melakukan ini. Aku selalu percaya pada Luhan. Dia satu-satunya namja yang kusayangi diantara namja-namja pervert itu. Tapi apa yang ia lakukan saat ini, benar-benar membuatku ketakutan.

"Kenapa harus Sehun?"

Pertanyaan itu yang meluncur sebelum bibir Luhan berhasil mencapai bibirku.

Aku membatu.

Gerakan tanganku terhenti ketika Luhan menanyakan pertanyaan itu.

"Kenapa dari semua namja yang kukenal harus Sehun?"tanyanya lagi.

Aku tak tau harus menjawab apa.

"Kenapa semua harus tentang Sehun? Kenapa semua lebih memilih Sehun? Apa aku tak cukup baik untuk semua orang?"

Aku masih diam.

"Yang dilakukan bocah itu hanya marah dan seenaknya. Aku yang selalu mengalah dan memberikan milikku untuknya. Tapi kenapa semua mamilih Sehun, eoh?"nada suara Luhan meningkat.

Aku tak tau apa yang sedang di bicarakan Luhan. Kenapa ia terdengar tak menyukai Sehun? Kenapa ia membenci Sehun? Bukannya Sehun saudaranya?

Kuberanikan diriku untuk menatap Luhan. Rambut Luhan sudah berantakan, nafasnya tak berauturan dan raut wajahnya telah berubah. Setelah beberapa detik lalu terlihat marah, kina wajahnya terlihat sayu dan rapuh. Matanya menatapku sendu.

Belum sempat aku membuka mulutku untuk berbicara, Luhan menjauhkan wajah dan tubuhnya. Ia tak menatapku lagi dan langsung berjalan keluar ruangan, membiarkanku membatu di dinding dengan sejuta pertanyaan yang ada di benakku.

-XOXO-

Beberapa hari telah berlalu sejak kejadian itu. Aku sama sekali tak berbicara dengan Luhan maupun Sehun. Sama sekali.

Wild Child [Exofany]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang