A/N : Hai everyone^^ I wanted to thanks for everyone who continuing to read my story and for your patience also your recommandation to make this story greater, It means a lot! Btw this chapter is more longer so this one is so special for all of you!! Okay, all Tiffany's POV. If you dont like the cast, dont read or bushing. So it wouldn't hurt me or you!!!
Happy Reading^^
"Nuu..NOONA????"teriak mereka berdua.
Aku hanya mematung di tempatku berdiri dan merasakan tatapan mematikan mereka berdua. Tak hanya mereka berdua, tapi juga seluruh siswi yang sedang berada di koridor lantai dua ini.
"Saengnim!" panggil Krystal merengek.
"Jelaskan maksud Chanyeol oppa memanggil Saengnim seperti itu!!" tuntut Sulli padaku.
"Ne!! Bagaimana bisa urri oppa memanggil Tiffany Saengnim seakrab itu?" tambah Krystal merengek lagi.
"Kalian salah paham. Emm wajarkan Chanyeol memanggilku Noona. Aku lebih tua darinya, benarkan?" jawabku mencoba membuat mereka percaya.
"Tapi bagaimana bisa? Ini di sekolah dan seharusnya oppa memanggil 'Saengnim' bukan 'Noona'. Bukannya itu terlalu akrab?!" selidik Sulli tak percaya perkataanku.
"Tiffany Saengnim berbohongkan? Pasti ada sesuatu diantara kaliankan?" tuduh Krystal yang semakin menyudutkanku.
Entah kenapa udara yang tadi kurasa sangat sejuk berubah menjadi panas dan membuatku harus mengeluarkan banyak keringat. Otakku terus berputar memikirkan alasan tepat untuk menjawab investigasi dari kedua siswiku tanpa membocorkan kenyataan yang sebenarnya.
"Mmmm jadi begini ..." kataku mencoba mencari alasan yang tepat.
Mata mereka semakin mengintimidasiku dan itu membuatku tambah tak bisa berfikir jernih sama sekali.
TENG TENG TENG
Suara bel tanda masuk mengema diseluruh penjuru sekolah. Hatiku langsung mencuat senang merasakan kelegaan atas penyelamatan darurat dari bel yang berbunyi dan membuatku bebas dari intimidasi kedua siswiku.
"Arrgghhh!! Tiffany Saengnim masih punya hutang penjelasan pada kami!" kata Sulli kemudian berlalu bersama Krystal yang terlihat masih belum puas atas jawabanku tadi.
Aku menghela napas lega dan segera berjalan menuju ruang guru sebelum beberapa siswi yang dari tadi mengamatiku di sepanjang lorong, membunuhku dengan tatapan mematikan mereka.
-XOXO-
"Benar-benar pagi yang sial! Aku harus memperingatkan Chanyeol agar tak memanggilku seperti itu lagi!"kataku kesal sambil berjalan menuju ruang guru.
"Saengnim!"panggil seseorang menghentikan langkahku.
Aku menoleh ke belakang dan menemukan Student Body President bermulut pedas alias Kris, sedang berjalan kearahku. Masih dengan tampang dan tatapannya yang dingin serta menusuk. Namja ini benar-benar terlihat sangat membanggakan jabatannya.
"Wae?"tanyaku ketus.
"Itukah sikap Songsaengnim pada siswanya sendiri?!"kata Kris mengejek.
Aku hanya mendengus dan memutar bola mataku bosan.
"Jika tak ada hal penting yang ingin kau bicarakan, aku akan pergi!"kataku malas dan melangkah menuju ruang guru.
Tapi sebuah tangan besar menarik lenganku kebelakang dan membuatku hilang keseimbangan. Kurasakan tangan itu berpindah memegang pinggangku dan membenturkanku kedinding. Hanya sebuah benturan lembut agar tubuhku tak merosot jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Child [Exofany]
FanfictionTiffany Hwang, perempuan berusia 25 tahun yang harus tinggal bersama 12 namja pervert ditengah pekerjaannya menjadi guru di sekolah favorite SM High School dan misi mendapatkan kehidupan tenang di Seoul. Semua berubah kacau saat ia secara resmi menj...