Aku membuka pintu café lalu mengedarkan pandanganku ke segala penjuru café untuk mencari sosok namja yang mengirimiku pesan menangih janjiku padanya. Tidak butuh waktu lama menemukannya karena dia sudah melambaikan tangannya ke arahku emnandakan keberadaannya. Aku menghela nafas terlebih dahulu lalu berjalan menghampirinya. Lagi-lagi dia menunjukkan senyuman idiotnya. Senyuman yang berhasil memperlihatkan jejeran giginya yang menurutku sangat putih dibanding diriku. Mungkin dia rajin sikat gigi sehingga giginya terlihat sangat bersih. Aku langsung memposisikan diriku duduk di kursi dihadapannya.
"apa kau ingin memesan sesuatu?". Tanya saat aku sudah duduk di kursiku.
"aku ingin pesan vanilla latte saja". jawabku singkat dan jelas.
"kau tidak mau memesan cake atau sesuatu lagi?" Tanya lagi. aku hanya menggelengkan kepalaku.
"cukup itu saja. kau sudah memesan?" kali ini aku yang bertanya. Dia menunjuk cangkir dan juga cake yang ada di hadapannya. Sepertinya aku salah bertanya karena jelas-jelas aku sudah melihat kedua benda itu di atas meja. Aku kembali menggerakkan kepalaku mengangguk. Seorang pelayan datang menghampiri kami, namja itu memesankan pesanku.
"maaf karena sudah memintamu datang ke café ini". katanya setelah pelayan yang melayani kami pergi menyiapkan pesanku.
"tidak apa. aku akan memang sudah janji untuk mentraktirmu". Jelasku. Aku sama sekali tidak keberatan kalau dia mengirimiku pesan karena aku memang sudah berjanji padanya.
"aku harap kamu tidak salah paham. Jujur aku tidak bermaksud menangih janjimu tapi aku pikir itu satu-satunya cara agar aku bisa bertemu denganmu lagi". jelasnya. Astaga, apakah namja ini baru saja menggodaku?. Penjelasannya seakan-akan dia tertarik padaku tapi sayang sekali karena aku sama sekali tidak tertarik padanya, aku Cuma tertarik dengan temannya, Oh Sehun. Andai saja aku tidak berjanji padanya dan juga harus bertindak santun padanya karena dia teman Sehun mungkin aku langsung menolak ajakkannya itu. Tapi jika aku belum menyukai Sehun dan menyakini Sehun adalah takdirku, aku akan menyukai namja ini karena jujur dia tidak kalah tampan dengan Sehun tapi sayangnya dia selalu saja tersenyum idiot di hadapanku dan itu berhasil membuatku ilfeel dengannya."kamu tidak kesusahan menemukan café ini kan?" Tanya lagi.
"tidak. Café ini cukup dekat dari rumahku jadi aku tidak kesusahan mencarinya". Jelasku. Dia kembali tersenyum. Dia benar-benar suka tersenyum.
"benarkah? Kalau begitu kapan-kapan aku akan mampir kerumahmu kebetulan aku juga tinggal sekitar sini". Aku menatapnya dengan tatapan aneh. Buat apa dia mampir kerumahku? Aku baru mengenalnya dan aku rasa dia tidak punya alasan apapun untuk mampir ke rumahku.
"ah... maaf..." dia menundukkan pandangannya. mungkin karena tatapanku dia sadar kalau aku tdak senang dengan perkataannya tadi tapi aku tidak boleh bersikap seperti ini padanya. Aku rasa dia orang yang baik dan hanya ingin berteman denganku. Dan ingat Shin Hyejin dia adalah teman Oh Sehun, kau bisa mengetahu informasi apapun tentang Oh Sehun melalui dirinya.
"aniyo... gwanchana... lain kali kamu bisa mampir kerumahku, bukankah kita tinggal di lingkungan yang sama jadi kita harus saling mengunjungi". Jelasku dengan senyuman yang aku buat-buat agar dia tidak terlalu merasa bersalah. Akhirnya dia mendongakkan kembali kepalanya lalu tersenyum. Kami terdiam saat pelayan datang membawa pesananku.
"chanyeol-ssi, bagaimana hubunganmu dengan Sehun? Apakah kalian dekat?". Kali ini aku yang memulia pembicaraan.
"tentu saja. aku dan Sehun sudah berteman dari kecil. Dari kecil kami bertetangga dan bersekolah di sekolah yang sama. Orang-orang bilang diaman ada Sehun pasti ada aku bahkan mereka berpikir kami adalah sepasang kekasih". Chanyeol tertawa sendiri karena omongannya.
Aku Cuma tertawa kecil menanggapinya. Sepertinya tidak ada ruginya berteman dengan Chanyeol karena dia adalah sahabat Sehun jadi aku bisa dekat dengan Sehun melalui dirinya.
"jadi seperti itu. berarti Sehun juga tinggal di sekitar sini. hmmm.. Chanoel-ssi, apakah Sehun sudah mempunyai............"
"Sehun-ah!!!" teriakan Chanyeol membuat omonganku terhenti.
Aku menutup bibirku kembali. Tubuhku seakan kaku saat mendengar teriakan Chanyeol. hanya mendengar namanya saja sudah membuatku tubuhku kaku begini, bagaimana jika ada di hadapanku? Terlebih lagi dia akan melihatku bersama Chanyeol, bisa-bisa dia akan salah paham padaku. seperti gerakan slow motion di film-film aku menggerakkan kepalaku pelan menoleh ke belakang ke arah pandangan Chanyeol. nafasku terasa terhenti saat meihat Sehun berdiri dengan tegap di depan pinu café dengan senyuman manisnya. Tapi ada yang menganjal di penglihatanku, aku tidak melihat Sehun datang sendirian tapi dia datang ebrsama seorang yoeja cantik dan aku yakini lebih muda di banding diriku. Tunggu dulu, sepertinya aku pernah bertemu dengan yoeja itu tapi aku lupa dimana aku bertemu dengannya. Yoeja itu memeluk lengan Sehun dengan manja membuat nafasku semakin tercekat. Apa hubungan mereka berdua? Apa yoeja itu kekasih Sehun?. ingin rasanya aku menghilang dari sini sekarang juga. aku tidak ingin bertemu dengan Sehun dan mengetahui kenyataan tentang Sehun jika benar Yoeja itu adalah kekasihnya. Jika hanya bertanya pada Chanyeol mungkin aku tidak akan sekecewa karena bisa saja Chanyeol berbohong padaku tapi sekarang aku melihatnya sendiri. Dengan mata kepalaku sendiri. Aku hanya bisa berharap jika dugaanku itu tidak benar."Yoel-ah, kau sedang apa di sini? oh... Hyejin-ssi? Sedang apa kamu dan Chanyeol di sini?". dengan terpaksa aku mendongakkan kepalaku ke arah Sehun saat Sehun berhasil mengenaliku dan bertanya padaku.
"Shin Hyejin sedang menepati janjinya padaku. annyeong Sera-ya". Aku membulatkan mataku menatap Chanyeol saat aku mengetahu nama Yoeja yang berdiri di samping Sehun. benar dia Sera, mantan pacar Sehun dia dalam mimpiku. Kenapa aku sampai lupa tentang dirinya? dasar Shin Hyejin pabo. Aku meruntuki diriku sendiri dalam hati karena lupa dengan Sera, yang aku ketahui sebagai mantan pacar Sehun di dalam mimpiku kemarin.
"Annyeong Chanyeol oppa". Sapa Yoeja itu dengan nada manja. Masih sama dengan di mimpiku, Sera adalah tipikal gadis manja. Aku jadi penasaran bagaiman dia bisa menjadi mantan pacar Sehun.
"oppa, bisa kita pesan sekarang? Oemmonim sudah menunggu kita". Aku jengah mendengar omongan Sera yang super duper manja itu. aku jadi muak melihatnya apalagi dia terus-terus saja bergelayut di lengan Sehun.
"baiklah. Chanyeol-ah, hyejin-ssi, kami duluan. Annyeong". Pamit Sehun lalu meninggalkanku dengan Chanyeol.Aku terus memandangi Sehun yang tidak henti-hentinya tersenyum pada Sera dan bersikap mesra pada Sera. Seketika aku merasa iri melihatnya. Aku cemburu melihat sneyuman Sehun diberikan pada Sera. Aku juga ingin menikmati Senyuman itu untuk diriku sendiri. Tapi apa itu mungkin? Karena kenyataannya Sehun milik Sera dan aku hanya bisa memiliki Sehun di dalam mimpiku saja. Shin Hyejin, kau tidak boleh menyerah. Tuhan sudah menujukkan kalau Sehun adalah takdirmu di masa depan dan kau harus yakin suatu hari nanti mimpimu akan menjadi kenyataan dan kamu bisa memilik Sehun seutuhnya. Aku sedang menyemangati diriku sendiri.
"Hyejin-ssi, kenapa kau melamun?". Aku mengalihkan pandanganku dari Sehun menuju Chanyeol. aku hanya tersenyum kecil lalu menggeleng pelan.
"sepertinya tadi kamu ingin bertanya. Tadi apa pertanyaanmu?". Aku menatap Chanyeol dengan ragu. Apakah aku harus menanyakan apa hubungan Sehun dan Sera walaupun aku tahu sebenarnya kalau Sera adalah kekasih Sehun?.
"tidak ada. Lupakan saja". akhirnya aku memilih untuk tidak menanyakannya. Aku rasa hari ini cukup sampai disini aku tahu tentang Sehun. aku ingin pulang sekarang. aku butuh sendiri. Aku butuh waktu untuk mengisi kembali tenagaku agar aku bisa kuat membangun harapan-harapanku tentang Sehun walaupun sekarang aku sedikit ragu untuk melakukannya.
"Chanyeol-ssi, bisakah aku pulang sekarang? aku rasa aku tidak enak badan". Izinku pada Chanyeol untuk pulang duluan. Aku benar-benar butuh waktu untuk menatap hati kembali.
"kau sakit? Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang". Chanyeol sudah berniat untuk berdiri tapi aku menahannya.
"tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri. Rumahku Cuma dua blok dari sini. aku akan membayar tagihannya di kasir. Annyeong". Tanpa mendengar omongan Chanyeol lagi, aku berdiri dari dudukku lalu berjalan menuju kasir. Aku membayar tagihanku dengan Chanyeol lalu segera keluar dari café. Hatiku terasa sangat sakit walaupun aku sudah berusaha menyakinkan diriku kalau aku masih mempunyai harapan dengan Sehun tapi tetap saja rasa sakit itu tidak mau hilang. Tuhan, kenapa rasanya begitu sakit? Kenapa Tuhan?.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (My Wedding Sequel)
FanfictionHyejin memang kembali bertemu dengan namja yang berada di mimpinya tapi apakah kisahnya akan mulus seperti yang di harapkannya sehingga mimpinya itu akan menjadi kenyataan.... NB: biar para raeder bisa ngerti lebih baik baca dulu fanfiction My Weddi...