sehun... chanyeol... Sehun...
Kedua nama namja itu terus bertengker di pikiranku. Aku jadi tidak fokus mengerjakan tugasku karena kedua namja itu. semenjak Chanyeol menyatakan perasaannya padaku, aku merasa bersalah padanya karena aku belum bisa menerima perasaannya dan aku sangat tahu rasanya menyukai tapi rasa suka itu tidak terbalaskan. Perasaan Chanyeol padaku seperti perasaanku pada Sehun. aku menyukai Sehun tapi Sehun tidak bisa membalasnya karena dia sudah memiliki seorang kekasih yang aku yakini sangat dia sayangi begitupun dengan Chanyeol tapi bedanya Chanyeol masih memiliki harapan karena orang yang aku sayangi tidak membalas perasaanku. Apa aku terima saja perasaan Chanyeol padaku? tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri dan aku rasa ini tidak adil untuk Chanyeol. aku tidak mau menjadikan orang sebaik Chanyeol sebagai pelampiasanku karena tidak bisa menggapai seorang Oh Sehun yang rasanya berada sangat jauh dariku.
Drrrt... drrrt...Ponselku bergetar menandakan ada pesan masuk. Dengan malas aku mengambil ponsel yang ada di samping tanganku.
From: Park Chanyeol
Hyejin-ssi, bisa kah kita bertemu? Aku menunggumu di taman dekat rumahmu.Aku menghela nafas membaca pesan dari Chanyeol. kenapa dia mengajakku bertemu malam-malam begini. Apa dia ingin membahas pernyataan rasa sukanya yang tadi siang?. Jujur aku belum siap bertemu dengan Chanyeol setelah pernyataannya itu. aku merasa berasalah karena tidakbisa menerima perasaannya. Bisakah aku tidak datang menemuinya? Tapi jika menungguku sampai aku datang bagaimana? Suhu di luar sangat dingin sekarang karena musim salju. Sepertinya aku harus menemuinya. Aku tidak ingin semakin merasa bersalah padanya. Walaupun aku tidak menyukainya tapi aku tidak akan membiarkan dia menunggu apalagi di saat cuaca dingin seperti saat ini. aku tidak sejahat itu. dan mungkin ini saatnya aku memperjelas perasaanku padanya agar aku tidak lagi merasa bersalah. Langsung saja aku memakai jaket tebalku lalu keluar dari rumah. Aku berjalan dengan cepat ke taman dekat rumahku. Aku bisa merasakan udara yang sangat dingin menerjang tubuhku padahal aku sudah memakai jaket yang menurutku sangat tebal tapi nyatanya aku masih merasakan kedinginan. Aku merapatkan jaketku agar tubuhku sedikit menghangat. Aku sangat tidak suka kedinginan.
Sesampainya di taman, aku mengedarkan pandanganku mencari Chanyeol. tidak sulit menemukannya karena postur tubuhnya itu sangat mudah dikenali. Aku melangkah mendekatinya yang sedang duduk sambil menantap ke depan. Dia belum meyadrai keberadaanku sebelum aku memanggil namanya. Dia tersenyum manis padaku. senyuman yang menunjukkan betapa tampan dirinya namun tidak dapat membuat hatiku bergetar.
"kau sudah datang?". Aku mengangguk lalu mengambil posisi duduk di sampingnya. Aku semakin mengeratkan jaketku. posisi duduk membuatku semakin kedinginan. Mungkin aku tidak bergerak.
Chanyeol tersenyum lalu memasangkan syal merah yang dia kenakan di lehernya tadi ke leherku. Aku ingin menanggalkannya tapi Chanyeol menahan tanganku sambil menggelengkan kepalanya tanda dia tidak ingin aku menanggalkan syalnya yang sudah terpasang rapi di leherku.
"maaf sudah memintamu datang semalam ini dan juga di cuaca sedingin ini". katanya dengan nada menyesal. Pandangannya sudah kembali ke depan.
"tidak apa. jadi kenapa kau ingin bertemu denganku?" tanyaku langsung. Aku juga menatap ke depan.
"aku hanya ingin minta maaf padamu. aku tahu pernyataanku tadi siang sangat mendadak dan aku takut pernyataanku itu membuatmu menjauh dariku. Itu yang aku khawatirkan sehingga aku memintamu datang menemuiku malam ini". aku mendongakkan kepalaku menatapnya. Dia menundukkan kepalanya dengan senyuman miris di bibirnya.
"Chanyeol-ssi. aku juga minta maaf". Kataku dengan nada menyesal.
"kenapa kau minta maaf? Ini bukan salahmu". Jawabnya. Aku menggelengkan kepalaku yang menunduk.
"tidak. Aku salah karena aku tidak dapat membalas perasaanmu. Maafkan aku".
"ah... tidak usah di pikirkan. Wajar jika kau tidak membalasnya. Ini terlalu cepat untukmu kan? Aku juga akan seperti itu jika ada seseorang yang menyatakan perasaannya padaku padahal kita baru 2 kali bertemu jadi lupakan saja". aku mendongakkan kepalaku lagi dan pandangan kamipun bertemu. Chanyeol masih saja menunjukan senyumannya. Kapan namja ini akan berhenti tersenyum?.
"bagaimana kalau kita berteman? Shin Hyejin mari kita berteman". Chanyeol mengulurkan tangannya ke arahku. Aku memandangnya dengan tatapan bingung. Tanpa meminta izinku, Chanyeol menarik tanganku yang ada di dalam saku jaketku. aku semakin menatapnya dengan tatapan tidak percaya sedangkan dia menunjukkan senyuman yang menunjukkan semua gigi putihnya.
"mulai sekarang kita berteman, Hyejin-ah".
TBC
Maaf kalo cerita agak tdk jelas...
Maaf juga kalo cerita nggak sering2 d update soalx author lagi sibuk magang...Hehehhehe
Tapi author minta vote anda komenx ya... Ukey???
Mianhe yeorobun!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny (My Wedding Sequel)
FanficHyejin memang kembali bertemu dengan namja yang berada di mimpinya tapi apakah kisahnya akan mulus seperti yang di harapkannya sehingga mimpinya itu akan menjadi kenyataan.... NB: biar para raeder bisa ngerti lebih baik baca dulu fanfiction My Weddi...