You are My Destiny (Sehun POV)

14.5K 959 42
                                    

Hari ini aku sangat senang. Akhirnya setelah 5 tahun aku meninggalkan negaraku, aku kembali bisa kembali juga. kali ini aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang aku dapatkan. Aku akan menjemput seorang wanita yang aku yakini sebagai takdirku. Mungkin 5 tahun waktu yang lama untukku kembali padanya tapi jika bukan sekarang kapan lagi aku bisa menjemputnya. Aku tidak bisa menunggu terlalu lama lagi. jujur aku takut jika dia sudah ada yang memiliki atau dia akan menolakku karena aku telah membuatnya menunggu sangat lama tapi keyakinan di dalam hatiku bahwa dia adalah takdir yang Tuhan tunjukkan padaku, jadi aku akan menjemputnya sekarang juga. saat tiba di bandara tadi aku sudah meminta karyawanku yang berada di sini untuk mengirimkan sebuah bunga dan juga pesan untuknya bahwa aku telah kembali untuknya. Aku harap dia menerima pesanku itu. aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya.

Aku mengedarkan pandanganku keluar jendela mobil. Tidak banyak yang berubah darinegara kelahiranku, hanya sedikit lebih modern dari sebelumnya. ku melewati jalan, tempat pertama kali aku bertemu dengan gadisku. Ya, sejak dulu aku menyebutnya gadisku walaupun aku belum memiliki. Aku menyuruh sopirku memberhentikan mobilku di sebuah jalan. Aku menyuruh supirku untuk pulang terlebih dahulu. Aku ingin menikmati kenanganku bersamanya disini. Di jalan ini pertama kalinya aku bertemu dengan seorang gadis manis yang menjadi korban dari tiang listrik.

Flashback

Aku baru saja pulang sekolah dan memutuskan untuk berjalan kaki pulang ke rumah karena aku bosan di jemput terus menerus oleh supir keluargaku. Saat aku berjalan, aku melihat dua orang gadis di ujung jalan. Satu gadis sedang berteriak meminta tolong dan satunya lagi sudah terkapar di atas jalan. Dengan cepat, aku berjalan menuju mereka karena sepertinya memerlukan sebuah bantuan.

"apa yang terjadi?" tanyaku pada gadis yang meminta tolong tadi.

"dia pingsan karena menabrak tiang listrik. Aku sudah mencoba membuatnya sadar tapi dia belum sadar juga". kata gadis peminta tolong itu dengan nada yang sangat khawatir. Aku memerhatikan gadis yang sudah tidak sadarkan diri itu. sepertinya dia benar-benar pingsan.

"lebih baik kita membawanya ke rumah sakit". Kataku lagi pada gadis peminta tolong. Gadis itu menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

"jangan, lebih baik kita membawanya ke rumah dia saja. rumahnya tidak terlalu jauh dari sini. sudah dekat. Lagipula lukanya tidak terlalu parah, biar aku yang akan mengobatinya". Pinta gadis itu. aku hanya mengangguk lalu membantu gadis itu mengendong gadis pingsan tadi. aku menaikkan gadis itu ke punggung dengan bantuan gadis peminta tolong. Dengan langkah cepat aku berjalan menuju rumah yang gadis peminta tolong tunjukkan. Sesampainya di rumah gadis pingsan, kami di sambut oleh ibu si gadis dengan wajah khawatirnya. Gadis peminta tolong menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya saat aku telah menidurkan gadis pingsan di tempat tidurnya. Si gadis peminta tolong menyruhku dan juga ibu gadis pingsan untuk keluar saja dari kamar. Dia berkata kami tidka perlu khawatir. Dengan terpaksa, aku dan ibu gadis pingsan keluar dari kamar dan berjalan menuju runag tamu di lantai bawah. Aku berpamitan pulang pada ibunya tapi beliau menahanku. Aku di ajak minum the dan juga mengobrol sebagai tanda terima kasihnya karena telah meolong putri satu-satunya. Saat aku sedang asyik mengobrol dengan beliau, aku merasa seseorang mendekati kami. Aku mengikuti arah pandangan ibu gadis itu. di dekat tangga, aku melihat gadis pingsan tersenyum manis ke arahku membuat jantungku berdebar cepat. aku tidak tahu apa yang terjadi dengan kerja jantungku saat melihat senyuman itu. rasanya senyuman itu membuatku bahagia dan mau tidak mau mebuatku ikut tersenyum melihatnya. Dia menatapku lekat membuatku sedikit kebingung sekaligus gugup.

"kau kenapa? senyum-senyum terus. Kau sakit?". Tanya ibu pada gadis pingsan.

"aniyo... aku baik-baik saja. aku Cuma mau berterima kasih pada namja ini". dia membungkukan badanya berterima kasih padaku.

You Are My Destiny (My Wedding Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang