Suzy membuka matanya dengan perlahan. Kamarnya sudah cukup terang karena sinar matahari yang masuk. Suzy kemudian meraih ponselnya di nakas dan melihat waktu masih menunjukkan pukul 06.00. Masih ada beberapa jam lagi sebelum ia bekerja part-time di sebuah minimarket, jadi ia menarik selimutnya kembali dan kembali memejamkan mata. Mengabaikan beberapa pesan yang masuk ke ponselnya.
Baru beberapa menit tertidur, seseorang masuk ke kamar Suzy dan membuka tirai di kamar Suzy sehingga sinar matahari bisa masuk lebih banyak. Suzy bergumam tidak jelas sambil menutupi kepalanya dengan selimut karena tidak tahan dengan cahaya matahari yang begitu menyilaukan.
“ Sebentar lagi bu.” Suzy berbicara dengan setengah sadar sambil mempertahankan selimutnya yang ditarik.
“ Aku ini bukan ibumu bodoh. Ayo jangan bermalas-malasan, kita olahraga.” Hani, sahabat Suzy yang lain kini mengguncang tubuh Suzy agar ia tidak bangun, namun Suzy sama sekali tidak bergerak. Hani menghela napas putus asa kemudian menyalakan CD player milik Suzy dan memencet tombol play kemudian mengencangkan volume suaranya. Kini di kamar Suzy mengalun lagu dari boyband BTS yang berjudul Run, ditambah dengan Hani yang ikut bernyanyi dengan suara keras sambil meniru gerakan yang ditarikan oleh grup berisi 7 pria tampan tersebut dengan asal-asalan.
Di dalam selimut, Suzy membuka matanya sambil merutuki Hani yang mengganggu hari Minggunya yang tenang. Kemudian ia menendang selimutnya dan berseru kepada Hani. “ Matikan sekarang!”
Hani melihat Suzy sudah turun dari tempat tidurnya langsung berhenti. Ia menuruti perintah Suzy kemudian melihat Suzy dari atas ke bawah.“ Astaga, kau terlihat kacau sekali. “ Hani berkata kepada Suzy sambil menatap mata Suzy yang terlihat bengkak karena kebanyakan menangis dan kurang tidur. Ia baru bisa tertidur pukul 3 pagi.
“ Setelah mandi dan mengompres mataku sebentar aku akan baik-baik saja.” Suzy berkata dengan mengantuk lalu mendorong Hani keluar. “ Sekarang, kau tunggu di luar. Aku bersiap-siap sebentar.”Setelah Hani keluar, keadaan menjadi sepi. Suzy baru teringat bahwa Ibunya telah pergi bersama Ayahnya ke rumah neneknya sejak kemarin. Jadi hanya ada Suzy dengan Junghwan adiknya. Mendadak, Suzy menjadi teringat dengan kejadian kemarin. Saat ia menangis dengan memalukannya di hadapan Youngjae. Suzy mengetuk dahinya sambil merutuki dirinya sendiri karena bersikap konyol seperti itu.
Kemudian, pintu kamar Suzy dibuka oleh Hani yang memegang segelas susu cokelat untuk dirinya. Ia melotot begitu melihat Suzy masih berdiri seperti orang bodoh.
“ Ayo cepat Suzy. Jangan sampai aku mengirimmu ke Piramida Mesir untuk menemani Firaun di peti matinya.” Hani menaruh susu cokelatnya di meja dan mendorong Suzy ke kamar mandi sambil terus mengoceh tentang perempuan tidak boleh mengulur-ulur waktu. Dalam hati Suzy bersyukur Hani bisa membantunya untuk melupakan Myungsoo untuk sementara waktu.
Oke tidak juga, Hani sangat cerewet sampai-sampai membuat kepala Suzy terasa sakit.
“ Jadi kau sudah benar-benar putus dengan Myungsoo?” Hani bertanya sambil berlari bersama Suzy. Saat ini mereka sudah berada di taman kota dan sedang mengelilingi taman dengan berlari sambil menunggu Youngjae. Suzy sudah menceritakan semuanya kepada Hani saat mereka berlari.
Suzy menutup kedua telinganya dengan tangannya sambil berkata. “ Aku tidak mau mendengar nama itu lagi.”
Hani berkata kepada Suzy sambil menyuruh Suzy untuk menurunkan tangannya. “ Jujur saja, aku senang kau putus dengannya. Jangan menangis konyol seperti semalam, dia saja bisa berciuman dengan wanita lain tanpa memikirkanmu. Kenapa kau harus meratapinya?” Hani kemudian berhenti dan berjongkok untuk mengikat tali sepatunya yang lepas.Suzy menatap rambut hitam sepunggung milik Hani. Hani benar, ia harus bisa berhenti untuk memikirkan Myungsoo. Berhenti untuk peduli kepada Myungsoo. Walaupun terkadang berbeda pendapat, sahabatnya yang satu ini terkadang dapat memberikan masukan yang bagus. Untuk yang kedua kalinya, Suzy merasa bersyukur mempunyai sahabat seperti Hani.
Hani beridiri kemudian memegangi lengan Suzy. “ Terkadang kau harus melewati rasa sakit untuk dapat mengerti arti dari sebuah kebahagiaan.”
Suzy tersenyum mendengar ucapan bijak milik Hani. “ Ah, seharusnya tadi aku merekamnya dengan ponselku. Sebuah kesempatan langka bisa mendengarmu mengeluarkan kata-kata seperti itu.”
Hani menurunkan tangannya dan kemudia cemberut mendengar ledekan Suzy. Suzy mengulum senyum melihat ekspresi kesal Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Crazy
FanfictionSemenjak putus dari pacarnya, Suzy merasa semua pria itu sama sama.Brengsek. Hingga suatu hari muncul lelaki baru dalam kehidupannya. Pria dengan perilaku anehnya yang ternyata tidak seaneh yang Suzy duga. "Aku sangat membencimu. Sampai-sampai aku t...