"Hei gadis jaket kelinci, jika kau ingin menangis. Jangan di tempat umum seperti ini. "
Mendengar suara tidak asing itu, Suzy menghapus air matanya dan melihat pemuda yang entah sejak kapan sudah duduk di bangku sebelahnya. Saat pertama kali bertemu pemuda ini Suzy memang memakai jaket kelinci.
Pemuda itu menatap sisa-sisa air mata di wajah Suzy dengan ekspresi yang sulit diartikan. Kemudian ia mendekatkan wajahnya ke wajah Suzy, Suzy menjauhkan badannya dengan gugup. Kemudian pemuda itu tertawa keras-keras, membuat Suzy menyesal karena berpikiran yang tidak-tidak tadi.
"Hahahaha! Wajahmu benar-benar jelek sekarang! Menangislah lebih lama, wajahmu akan semakin jelek seperti sapi. " Pemuda yang ternyata Sungjae itu tertawa terpingkal-pingkal.
Suzy meraih botol kosong di meja sebelah dan memukul kepala Sungjae dengan itu, Sungjae tiba-tiba berhenti tertawa dan berkata serius kepada Suzy. "Siapa yang membuatmu menangis? Aku ingin berterima kasih kepada orang yang membuat wajahmu seperti ini. "
Suzy mengetuk kepala Sungjae untuk kedua kalinya, Sungjae melayangkan tatapan protes kepadanya "Hei, ini bisa disebut dengan tindakan kriminal! Bagaimana kalau aku mengalami mental breakdown lalu menjadi gila? "
Suzy menghela napas lelah, pria ini ternyata sangat berisik sampai Suzy tidak sanggup lagi untuk berdebat. Kemudian gadis itu berdiri, "Aku harus bekerja. " Kemudian ia seperti teringat sesuatu, "Ah, aku rasa kau sangat payah dalam berjalan mundur. Sepertinya kau harus belajar dengan Tow Mater. "
Sungjae berkata setengah berteriak karena Suzy sudah menjauh, "Hei, kalau aku mau, aku bisa menjuarai lomba lari mundur marathon!"
Derap langkah kaki membuat Suzy dan Sungjae menoleh, lalu tiba-tiba saja seorang dengan rambut blonde berdiri di hadapan Suzy sambil merentangkan tangannya. Ia menatap Suzy dengan menantang sambil berusaha menghalangi gadis itu. "Jadi kau, yang merebut Sungjae dari sisiku? "
Suzy mengerutkan dahi tidak mengerti, Sungjae menghampirinya, "Kau jangan ikut campur lagi urusanku, Sungjong. Kita sudah berakhir. "
Sungjong menekap mulutnya, air mata langsung keluar dari matanya. Ia menatap Sungjae dengan dramatis. "Kau benar-benar tega padaku. " Kemudian ia berlari sampai menabrak beberapa orang yang langsung menegurnya, namun ia tidak peduli dan terus berlari.
Suzy masih memasang ekspresi bingung, lalu ia mengalihkan pandangan ke Sungjae. "Kalau aku tidak salah lihat, dia laki-laki kan? "
Mengerti arah pembicaraan Suzy, Sungjae menghela napas. "Yah, kau sudah melihatnya sendiri kan? Dia laki-laki dan aku...pernah memiliki hubungan dengannya. "
"Apa maksudmu? "
"Sungjong adalah mantan kekasihku. "
Suzy mengangguk-angguk mengerti, sedetik kemudian ia membelalakkan matanya dan membuka mulutnya lebar-lebar. "Apa yang kau katakan tadi? "
Baru pertama kali Sungjae memberitahu hubungan tidak biasanya kepada orang lain selain temannya. Sungjae tahu orang-orang akan bereaksi apa kalau ia mengatakannya, dan Sungjae tidak mau peduli. Tapi, entah kenapa Sungjae ingin tahu reaksi Suzy seperti apa, sehingga Sungjae mengatakannya.
"Aku tidak akan mengatakannya dua kali. " Sungjae menggeser bangkunya menjauh dari Suzy, "Kau boleh jijik padaku sekarang. "
Suzy tertawa kecil kemudian mendekatkan bangkunya kepada Sungjae. Entah kenapa Sungjae menjadi salah tingkah karena jarak Suzy yang terlalu dekat dengannya. Namun Suzy tampaknya tidak menyadari perubahan Sungjae karena ia menatap Sungjae dengan senyuman, "Apa gunanya aku jijik padamu? "
Sungjae mengerjapkan matanya, ternyata ia terlalu cepat menyimpulkan tadi. Reaksi Suzy benar-benar diluar dugaannya.
"Y-ya orang normal seharusnya menjauhi orang yang tidak normal sepertiku bukan? " Sungjae balik bertanya. Hanya itu yang ada di pikirannya.
Suzy langsung cemberut, "Jadi maksudmu aku tidak normal begitu? " Kemudian Suzy dengan cepat mengubah ekspresinya lagi, kali ini dia menampilkan senyum jenaka sambil menyenggol lengan Sungjae dengan lengannya, "Jangan menyama ratakan semua orang seperti itu. Kalau begitu, dunia akan menjadi membosankan sekali, " Suzy kemudian mengangkat tangannya, "Sampai jumpa di sekolah. " Kemudian ia berlari masuk ke minimarket ke tempatnya bekerja.
Sungjae menatap sebentar Suzy yang tengah mengangkat sisa makanan di meja, lalu berjalan meninggalkan tempat itu dengan sebuah senyuman.
Terima kasih Suzy, kau bisa membuatku tidak merasa canggung walaupun kita baru mengobrol.
Deg.Deg.Deg.Deg.Deg
Sungjae merasakan jantungnya berdebar keras, selain itu wajahnya serasa memanas dan ia merasakan perasaan bahagia yang begitu besar. Merasa ada yang salah dengan dirinya, Sungjae mengetuk-ngetuk kepalanya, " Ada apa dengan diriku?"
A/N: Maaf telat update dan pendek banget untuk part ini T.T Ah ya, mau kasih tau. Selama 3 minggu ke depan aku ga akan update dulu karena mau persiapan UTS. Huaa aku sedih sih sebenernya gabisa update cuma nanti kalo aku paksain buat nulis pasti hasilnya gak akan maksimal karena fokusnya terpecah :') Jadi, aku akan update sekitar tanggal 1 April :') Oh ya, yang ujian, semangat! Kalian pasti bisa dapetin nilai bagus kok kalo kalian berusaha xD Oh ya! Mampir ke @taehyungface95 juga yak wkwk siapa tau suka cerita absurd aku xD
p.s : Update It's Crazy setiap hari Sabtu setiap 1 atau 2 minggu sekali yah ^^
With love,
B
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Crazy
FanfictionSemenjak putus dari pacarnya, Suzy merasa semua pria itu sama sama.Brengsek. Hingga suatu hari muncul lelaki baru dalam kehidupannya. Pria dengan perilaku anehnya yang ternyata tidak seaneh yang Suzy duga. "Aku sangat membencimu. Sampai-sampai aku t...