Part ini menggunakan alur maju-mundur. Jadi baca dan resapi baik-baik ya ;)
"Rasa mint, rasa cokelat. Rasa mint..." Sungjae sibuk memilih rasa es krim sambil menunjuk kontainer es krim itu bergantian. Sementara Hani sibuk menyebutkan pesanannya dengan cepat, si pelayan sampai terbengong sesaat karena hampir tidak mendengar ucapan Hani. Hani yang menyadari reaksi si pelayan melambatkan ucapannya. Tapi definisi pelan menurut Hani berbeda dengan definisi pelan menurut si pelayan. Pelayan itu masih tidak bisa menangkap maksud ucapan Hani, dengan menghela napas Hani meminta kertas dan pulpen kepada pelayan itu untuk mencatat pesanannya.
"Aigoo, pelayan itu sedang banyak pikiran atau kenapa? Dia tidak kunjung mengerti ucapanku," Hani menghela napas tidak sabaran sambil memalingkan pandangannya.
"Salahmu sendiri kenapa bicara-"
"Hei, hei, hei! Itu Myungsoo kan?" Hani memotong ucapan Youngjae yang hendak mengkritiknya. Ekspresi Youngjae langsung berubah melihat Myungsoo. Youngjae hendak maju menghampiri mereka berdua, namun di tahan oleh Hani.
Hani menggeleng, tidak mengizinkan Youngjae berjalan lebih jauh, "Biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka."
"Kau tidak lihat ekspresi Suzy? Dia terlihat tidak nyaman," Youngjae masih berusaha menepis tangan Hani yang menahannya, tapi dengan sekuat tenaga Hani menahannya.
"Suzy dan Myungsoo perlu menyelesaikan masalah mereka, oke? Jika Suzy menangis atau semacamnya aku biarkan kau berbuat sesuka hatimu," Hani menarik lengan Youngjae ke meja kasir, "Lebih baik kau pesan es krimnya."
"Hei, Sungjae. Kau sudah-ke mana anak itu?" Hani mencari keberadaan Sungjae, matanya melotot begitu melihat Sungjae tengah menghampiri meja Myungsoo dan Suzy.
"Hah, aku tidak mau tahu lagi," Youngjae menghela napas melihat tingkah Sungjae, lalu kembali memesan es krim bersama Hani. Bukannya tidak peduli kepada Suzy, Youngjae tidak bisa untuk menahan emosinya jika melihat wajah Myungsoo. Bisa-bisa Youngjae memukul wajah Myungsoo Youngjae tidak mau terlibat dalam hal yang merepotkan akibat perbuatannya.
Beberapa saat sebelumnya
Suzy hendak menyuap es krim mangganya ketika ia melihat Myungsoo di depan kedai. Dalam sekali lihat, Suzy tahu bahwa Myungsoo sedang memikirkan suatu hal.
"Ah, aku ini kenapa?" Suzy tersenyum pahit, kenapa ia masih sangat mengenali Myungsoo. Ia tidak suka hal itu.
Suzy menggeleng, berusaha mengembalikan pikirannya ke dunia nyata sebelum berkelana ke mana-mana. Ia kembali menatap Myungsoo, saat itu Myungsoo juga sedang menatapnya. Suzy berusaha menganggap Myungsoo sebagai batu.
Mata Suzy sedikit membulat begitu Myungsoo berjalan dan membuka pintu kedai es krim. Langkahnya terlihat tenang dan mulus, persis seperti karakternya. Suzy menaruh sendok es krimnya dan menyiapkan diri. Sudah saatnya berhenti menghindar seperti anak kecil, ia harus menghadapi Myungsoo apapun yang terjadi.
"Hai. " Suara Myungsoo terdengar menggema di ruangan itu. Padahal, banyak orang yang berada di kafe itu. Suasana yang canggung terasa sangat kental di antara mereka berdua. Padahal beberapa minggu yang lalu, mereka masih bisa tertawa dengan santai.
Suzy hanya mengangguk sambil tersenyum kaku. Sangat sulit untuk mengeluarkan suara di saat seperti ini.
"Boleh aku duduk? " Myungsoo meminta izin pada Suzy.
Suzy menelan salivanya seolah menelan seluruh kecanggungannya, setelah itu ia menganggukan kepalanya dengan kaku.
Myungsoo menarik bangku dan duduk di hadapan Suzy. Ia melirik es krim Suzy dan berusaha sebaik mungkin agar ekspresinya tidak berubah. Rasa kesukaanmu, ternyata masih sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Crazy
FanfictionSemenjak putus dari pacarnya, Suzy merasa semua pria itu sama sama.Brengsek. Hingga suatu hari muncul lelaki baru dalam kehidupannya. Pria dengan perilaku anehnya yang ternyata tidak seaneh yang Suzy duga. "Aku sangat membencimu. Sampai-sampai aku t...