Bab 1 : Penawaran yang menarik

25K 137 6
                                    


Dira

Hujan deras membasahi jalanan di tengah kota. Dimana banyak orang-orang sedang sibuk beraktifitas. Tak sedikit pemakai jalan lebih memilih untuk berteduh di pinggiran. Hujan yang deras membuat genangan-genangan air di setiap jalan yang berlubang. Menandakan bahwa jalanan di kota itu tak layak untuk dilewati. Banyak yang akhirnya menjadi korban karena lubang-lubang semakin bertambah parah.

Aku terburu-buru menyusuri jalanan yang becek. Dengan berbekal sebuah payung kecil yang usang. Aku nekat menerobos derasnya hujan agar segera sampai ke kantor tepat waktu tanpa memperdulikan jalanan yang becek. Walaupun terkadang terkena percikan air disebabkan oleh kendaraan bermotor yang melintas.

Sesampainya di kantor dengan kondisi yang masih tersisa karena cipratan air. Aku menyusuri lorong panjang menuju belakang kantor. Sepanjang jalan yang ku lalui sepi dan sedikit sempit kurang nyaman untuk dilewati. Namun tak ada jalan lain yang harus aku lewati. Sebenarnya ada satu jalan lagi untuk sampai kebelakang kantor. Tetapi pegawai seperti aku tak pantas sekaligus tak diperbolehkan untuk masuk dan melewati aula besar di tengah kantor. Karena pekerjaanku memang bukan sebagai pegawai yang harus duduk di kursi dengan sebuah computer di depan mata, ruangan ber-AC dan baju yang rapi dengan make up yang tebal untuk menarik perhatian bos muda yang tampan pemilik kantor ini. Walau sebenarnya aku tak pernah melihatnya. Hanya kata teman-teman.

Pekerjaanku hanya sebagai pegawai cleaning service. Walaupun pekerjaanku tak menghasilkan cukup uang, tapi menurutku pekerjaan ini adalah satu-satunya cara untuk dapat menghidupi keluargaku. Bapak, ibu dan adik-adikku. Hanya akulah yang menjadi harapan mereka, tumpuan hidup mereka. Karena bapak sudah tak mampu lagi untuk bekerja. Sekarang bapak hanya bisa berbaring di tempat tidur, karena penyakit radang paru-paru yang dideritanya sejak setahun yang lalu.

Sejak saat itulah aku harus berhenti kuliah dan memutuskan untuk bekerja menggantikan bapak membiayai sekolah adik-adikku dan menghidupi keluargaku. Sebenarnya aku ingin sekali untuk meneruskan kuliah di jurusan hukum. Karena cita-citaku ingin sekali menjadi hakim. Hakim yang akan selalu bertindak adil.

Namun cita-cita itu harus pupus karena kondisi keluarga yang tak memungkinkan. Aku tahu, semua itu harus aku relakan demi keluargaku. Aku juga memikirkan kondisi bapak yang tak juga pulih dari penyakitnya dan kondisi ibu yang juga sering sakit-sakitan.

Kembali ke tempatku bekerja.

Agak terlambat aku datang. Suasana di ruangan itu sepi, hanya terdengar sayup-sayup suara orang-orang berlalu-lalang di luar dan mobil-mobil yang baru saja masuk ke lapangan parkir. Karena takut dimarahin oleh bos, aku segera bersiap-siap untuk bekerja.

Baju berwarna biru tua yang melekat di tubuhku menjadi baju yang sudah sering aku pakai. Karena baju inilah yang menandakan bahwa aku berbeda dengan pegawai yang lain dan karena baju ini jugalah aku harus sadar siapa diriku ini dan tak boleh bermimpi menjadi seperti mereka yang bekerja di ruang ber-AC dan duduk di kursi yang empuk.

Aku hanya lulusan SMA yang tak pantas bekerja seperti mereka, karena tak mampu membayar biaya kuliah. Hanya pekerjaan ini sajalah yang pantas untukku yang layak untuk orang-orang sepertiku. Andai saja bapak tak sakit dan masih tetap bekerja mungkin aku akan tetap meneruskan kuliahku hingga lulus dan menjadi seperti apa yang aku cita-citakan.

Tapi ya sudahlah semua itu memang sudah terjadi aku tak boleh mengingat-ingatnya lagi. Sekarang yang perlu aku lakukan hanya bekerja untuk mendapatkan uang.

"Adira, kamu dipanggil bos besar ke ruangannya!" kata salah satu staf pegawai sambil membawa setumpuk map.

Aku yang baru saja akan memulai pekerjaanku, terkejut karena tiba-tiba harus dipanggil oleh bos. Karena tak seperti biasanya direktur pemilik perusahaan memanggil pegawai seperti aku. Karena aku hanyalah seorang pegawai cleaning service.

I Steel Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang