untuk kali ini.. aku private
karena untuk part ini mengandung unsur dewasa..
jadi mohon kebijakannya dalam membaca..
sesuaikan umurnya ya..
happy reading! ^^
*******************************************************
Adira maupun Alvian terlihat canggung berada di dalam kamar yang tak sebesar kamar Alvian. Kamar yang berada di lantai 2 memang lebih besar di banding kamar Adira tetapi kamar itu jadi terlihat kecil dan sempit di banding kamar Alvian.
"kamarnya terlihat kecil dibanding kamar yang ada di rumah bapak" kata Adira sembari merapikan seprai baru yang diberi ibu khusus untuknya dan Alvian.
"tak perlu berkata seperti itu" suara Alvian terdengar tak suka. "aku tak pernah membedakan di mana aku tidur". "walau tak sebesar kamar yang ada di rumahku, aku akan tetap menghargainya"
Perubahan suasana hati Alvian yang marah membuat Adira berpikir untuk tidak membuatnya tersinggung di lain waktu.
"asalkan disana ada kamu, aku akan tetap tidur dengan nyenyak" bisik Alvian
Adira memilih untuk membantu ibunya di dapur, sedangkan Alvian menemani bapak Adira yang sedang bersantai di taman belakang. Alvian maupun Adira memilih untuk menghindar dan tak berkomunikasi terlalu lama selama mereka berada di rumah orangtua Adira. Karena mereka tak ingin terlihat canggung di depan kedua orangtua Adira. Jika orangtua Adira melihat, mereka akan mencurigainya.
"bagaimana keadaan kantormu ?" Tanya bapak Adira di sela-sela kesibukannya membaca Koran kepada Alvian. Bapak Adira adalah sosok seorang bapak yang tegas terlihat dengan jelas dari ekspresi wajahnya tetapi Alvian tahu bahwa mertuanya itu sangat peduli dan sayang kepada keluarganya terutama anak sulungnya -Adira.
"berjalan dengan baik, pak" sembari menyesap kopi hangat yang disediakan oleh Adira, Alvian menatap wajah bapak mertuanya.
"bagaimana keadaan orangtuamu?" Bapak Adira seolah mencecarnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Alvian harus menjawabnya dengan sabar.
"mereka dalam keadaan baik-baik saja. Sekarang sedang berada di Australia"
"aku ingin bertemu dengan kedua orangtuamu" Bapak Adira melipat Koran yang sedari tadi dibacanya dan diletakkannya dengan rapi di samping cangkir kopinya.
Seketika Alvian tersedak kopi yang diminumnya. Sebuah masalah akan segera muncul jika seandainya orangtuanya dengan orangtua Adira sampai harus bertemu.
"akan saya usahakan, pak" Alvian menjawab dengan terus berpikir untuk mencari alas an agar mereka tak bertemu.
Malam semakin larut tetapi Alvian sibuk mondar-mandir memikirkan permintaan bapak mertuanya. Sedangkan istrinya terlelap di sampingnya. Semua perasaan takut akan terjadi masalah jika orangtuanya sampai bertemu dengann orangtua Adira membuat Alvian tak dapat tidur dengan nyenyak.
"ada apa?" karena suara yang ditimbulkan Alvian membuat Adira terbangun. "kenapa nggak tidur?" Adira duduk di samping Alvian sembari mengusap punggu suaminya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"aku baik-baik saja. Maaf mengganggu tidurmu" Alvian tesenyum, senyum itu berhasil membuat Adira luluh tetapi itu tak dapat menutupi kekhawatiran yang dirasakannya.
"tidurlah kembali!"
"aku nggak bisa tidur jika kamu terus gelisah" Adira memutuskan menyedu secangkir teh untuk suaminya. "ingat, sekarang aku adalah istrimu. Jadi apapun yang kamu rasakan, aku juga akan merasakannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Steel Love You
RomancePria angkuh yang tak pernah mengenal cinta harus terpaksa menikah karena syarat dari sang kakek untuk bisa mendapatkan warisan. Namanya Alvian Putra Zafran. Seorang pria tampan yang sangat di gilai banyak wanita. Seorang pria tampan tapi angkuh yang...