Bab 3 : Malam yang menegangkan

18.3K 70 1
                                    


Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Karena jantungku mulai berdegup cepat. Sunggu tampan sekali laki-laki ini. Hingga membuatku tak sanggup berpaling. Tanpa aku sadari Mataku terus saja menatap wajahnya yang tampan.

"aku sangat senang dengan keputusanmu." kata sang direktur, namun kali ini suaranya begitu lembut dan penuh perhatian. "maaf ya, kamu tadi harus mendengar aku marah-marah." Katanya lembut.

Aku benar-benar terkejut. Mendengar sang direktur yang biasaya jutek, ketus saat sedang bicara, to the point tanpa memikirkan apapun. Sekarang dia meminta maaf padaku hanya karena dia merasa bersalah. Apakah kesopanan itu hanya dia lakukan karena aku telah menerima tawarannya. Basa-basi sekali.

Aku sendiri bingung dengan semua yang dia lakukan. Begitu banyak kejadian yang baru aku ketahui tentang dirinya, yang memang semula aku tak pernah menduganya.

"kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Pak Alvin.

"saya... say... saya akan menerima tawaran yang bapak ajukan." kataku terbata-bata, karena gugup.

"ya saya sudah tahu, karena tadi malam kamu sudah mengatakannya di telpon" katanya dengan tegas.

Aku yakin dengan keputusan yang sudah aku ambil. Semua itu aku terima demi keluargaku. Karena Pak Direktur sudah berjanji untuk membantu keluargaku. Terutama untuk kesembuhan bapak dan pendidikan adik-adikku.

Dia juga berjanji padaku untuk membantuku melanjutkan kuliahku yang sempat tertunda. Semua itu yang membuatku semangat. Karena akhirnya aku dapat mewujudkan cita-citaku.

"besok kita akan mulai mempersiapkan semuanya." setelah Pak Alvin mengatakannya. Aku disuruh pulang. Karena dia harus keluar kota.

Tapi sebelum dia pergi, aku berhasil mencegahnya. "pak direktur." panggilku.

"ada apa?" tanyanya singkat.

"bagaimana dengan orangtua saya, pak?" tanyaku agak takut. Takut dia akan marah.

"oya, saya baru ingat." dia berfikir. "hhmm.. nanti malam kalau semua pekerjaan saya selesai lebih awal, saya akan berkunjung ke rumah kamu untuk bertemu dengan orangtuamu." katanya lalu pergi.

Aku tak sanggup berkata apapun. Aku hanya bisa termenung. Karena terlalu kaget mendengarnya. Nanti malam dia akan ke rumahku. Aku berteriak dalam hati.

"apa kata ibu dan bapak kalau tiba-tiba ada seorang laki-laki dan orang itu adalah direktur tempatku bekerja datang untuk melamarku." Kataku lirih sambil geleng-geleng kepala. "benar-benar tak terduga." Menghela nafas panjang.

Aku masih bingung harus berkata apa kepada bapak dan ibu. Masih sambil mencari kata-kata yang tepat. Tiba-tiba ponselku berdering. Saat aku melihat di layar nama sang direktur terlihat di ponselku. Ku beri nama Direktur tampan. Haha.. karena ddia memang tampan.

"halo" kata suara orang di seberang telpon.

"Adira, saya sudah di depan rumah kamu" katanya.

"apaa..!" tanpa sengaja aku berteriak karena terkejut.

Aku langsung terburu-buru keluar untuk melihat kebenarannya. Seorang laki-laki memakai jas berwarna hitam sedang berdiri di sebelah mobil mewah berwarna senada dengan jasnya.

"Adira...." Panggil ibunya. "sepertinya di luar ada tamu."

"iya, Bu." kataku sambil berlari keluar.

Aku melihatnya berdiri di depan pagar rumahku dengan keadaan tak serapi saat di kantor. Wajahnya pun menyiratkan ketidaknyamanan dengan keadaannya. Sepertinya Pak direktur tampan berusaha terlihat pantas untuk bertemu dengan orangtuaku. Dan itu membuatnya tak nyaman.

I Steel Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang