Chapter 7 : Wardell Stephen Curry

59 1 0
                                    

"Niall! Niall! Kamu tidak apa?" tanya Greg panik, karena Niall tidak bergerak. Lalu Niall berbalik. "Aku tidak apa - apa, ayo lanjutkan game kita!" katanya. Dia berdiri lagi. "Syukurlah kau tak apa," kata orang yang mengoper bola pada Niall tadi. Niall kaget mendengarnya. Dia baik sekali, pikirnya.

Game pun dilanjutkan. Lagi - lagi orang tadi mengoper bola pada Niall. Niall ingin sekali membalas kebaikannya. Dia pun mengoper balik ke orang itu. Tapi orang itu mengoper lagi kepadanya. Maka Niall mengoper lagi, dan orang itu mengoper lagi, sehingga menjadi operan cepat dari kedua orang itu. Pemain lawan pun bingung dengan operan cepat mereka. "Bagus Niall!" seru Greg. Saat sudah dekat dengan keranjang, orang tadi langsung mengoper ke Niall sambil berkata, "Masukkan bolanya!" Niall pun melakukan shoot ke arah ring. Sayang lemparannya diblok oleh lawan. Orang tadi pun melompat, mengambil bola dan bersiap melakukan dunk. Tanpa disangka - sangka, dia melakukan no look pass lagi ke Niall di belakangnya. Niall pun menerima bola. Dia ingin menghasilkan poin bagi timnya. Dia pun mengarahkan bola tepat ke ring, lalu di lemparkannya bola itu. Sayang tembakannya melenceng lagi. Bola pun berhasil di rebut oleh lawan yang labgsung melakukan fast break dilanjutkan dengan slam dunk. Niall berkata pada orang tadi, "Maaf, aku tidak pandai menembakkan bola. Alhasil bolanya direbut lawan dan kita kehilangan 2 poin lagi. Kenapa tidak kau saja yang memasukkan bolanya?" "Tidak ada apa - apa nak. Aku hanya... ingin... oh tidak tidak! Kau tidak akan mau! Tapi kau tetap bisa memasukkan bola, dengan pantang menyerah. Lakukan itu!" jawab orang itu. Niall mengangguk. Lalu orang itu berlari pergi.

Orang tadi terus mengoper pada Niall. Niall pun ingin berkenalan dengannya. Dia mendatangi orang itu. "Hai, kau baik sekali mau mengoper terus padaku. Aku kan tidak hebat bermain basket. Aku ingin berkenalan denganmu. Aku Niall, kau siapa?" tanya Niall sambil mengulurkan tangan. Dia pun menjabat tangannya, "Namaku Wardell Stephen Curry. Panggil saja aku Steph. Ya, aku juga senang bisa mengenalmu." Tapi yang dilakukan mereka berdua itu tidak diketahui siapa - siapa, kecuali mereka sendiri tentunya.

****************************

"Aah!"

"Niall, kau tidak apa?"

Niall hanya diam.

#flashback on
Niall kembali bersaing dengan lawan untuk mendapatkan bola yang sedang terbang liar di udara. Lawan ini sama dengan yang menjatuhkan Niall tadi. Lagi - lagi Niall tertubruk orang itu dan terjatuh lagi ke lantai
#flashback off

Niall membalikkan badannya, melihat wajah panik Greg di depannya. "Ah, aku tidak apa. Aku masih bisa melanjutkan permainan, sungguh," katanya. Greg sedikit khawatir, tapi dia tidak mau menahan kesenangan adiknya bermain basket itu. Dia juga tau bahwa percuma saja jika adiknya itu ditahan. Dia tau nanti Niall akan membantah, seperti biasanya. Niall bukan orang yang mudah berpindah pendiriannya. Pendiriannya sulit sekali diubah. Kecuali kalau yang meminta adalah teman atau pacarnya, dia pasti akan melakukannya demi tidak kehilangan mereka, walau sebenarnya dalam hati dia tidak ingin melakukan itu.

"Kau yakin tak apa?" suara Steph mengagetkan Niall. "Ya, aku tak apa," jawab Niall dengan semangat.

Niall POV

Sebenarnya aku memang merasa sakit di lengan kananku. Tadi, 2 kali jatuh, yang terkena tanah dengan keras ya di lengan kananku ini. Tapi aku yakin masih bisa melanjutkan permainan ini. Demi membalas kebaikan dan menyenangkan Steph!

Author POV

Steph juga sempat mengajak Niall tos dengannya sebelum permainan dilanjutkan. Niall pun melakukan tos dengannya. Saat itu juga Niall merasa sakit yang hebat di lengan kanannya. Tapi sakit itu ditahan olehnya sehingga tidak terlihat oleh Steph.

Bisakah Niall terus bertahan sampai dia berhasil menyenangkan Steph?

Mulmed itu gambarnya Stephen Curry lagi latihan basket.

Mr Horan and Mr CurryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang